Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
A Sagittarius: Apakah Kita Kurang Baik dalam Manajemen Waktu?
18 April 2019 17:33 WIB
Tulisan dari Novianti Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Zodiak](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1484642131/shcuipeuej27yqrj8pan.jpg)
ADVERTISEMENT
Halo teman-teman, gue menulis cerita ini di tengah-tengah perjalanan Jakarta-Penang bersama salah satu maskapai bersirip hijau (dibaca: Citilink).
ADVERTISEMENT
Lalu, apa hubungannya tulisan ini dengan penerbangan tersebut? Tentu ada, karena tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Tidak akan ada tulisan kalau tidak ada kejadian.
Sejak Kamis (11/4) malam, gue sudah stand-by di Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3. Keputusan menginap di kapsul hotel pun gue ambil karena sadar akan terbang pagi di esok harinya, tepatnya pukul 5 subuh. Daripada bingung naik apa dari Bekasi dan khawatir ketinggalan pesawat, lebih baik gue mengikhlaskan uang 200 ribu. Ya dong?
Semua berjalan lancar, apalagi gue cukup terpukau dengan hotel kapsul di Bandara Soetta. Memasuki jam-jam kritis, gue mulai sedikit ngantuk, tapi seperti biasa… tidak bisa tidur. Akhirnya, gue baru tidur sekitar pukul 2.00 dengan memasang alarm pukul 3.30 dan 4.00.
ADVERTISEMENT
Kelewatan alarm pertama, gue pun berhasil terbangun di alarm kedua. Dengan perasaan masih ngantuk parah, gue sikat gigi, cuci muka, rapi-rapi, ganti baju, dan check out. Semua persiapan tersebut memakan waktu kurang lebih 30-45 menit. Gue tidak khawatir apa-apa.
Dengan menggeret koper dan menggendong sebuah tas kecil, gue dengan pede-nya berjalan ke counter Citilink.
“Mba, saya mau check-in,” kata gue sambil mengeluarkan e-ticket dan paspor.
“Wah, udah ditutup Mba dari satu jam sebelum penerbangan,” kata salah satu dari tiga mbak-mbak penjaga counter.
“Yah, terus gimana? Saya aja deh enggak usah pakai bagasi,” timpal gue.
“Enggak bisa, Mba,” saat dia bilang gini gue tiba-tiba berpikir: kalau memang enggak bisa check-in kenapa ini tiga orang masih ada di sini.
ADVERTISEMENT
“Terus gimana solusinya, Mba?” kata gue sambil mencoba tidak nangis dan emosi.
“Ya, paling beli tiket baru, Mba. Tapi di customer service sana,” tutup si mbak sambil menunjuk ke arah Customer Service.
Saat itu juga, gue berkata dalam diri: Okay Novi, tenang… jangan mewek, jangan emosi, tenang. The worst scenario is… lo enggak jadi pergi. It’s ok tho, you been there either, right?
Singkat cerita, akhirnya gue ke CS dan mendapati kalau harga tiketnya lumayan. Gue sempat berpikir untuk batal jalan dan mengabarkannya ke teman-teman yang sudah check-in dan masuk gate duluan. Namun akhirnya karena bantuan dari mereka, gue pun jadi terbang dan membeli tiket baru untuk penerbangan selanjutnya. And I guess, we had a lot of fun in Penang.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa hubungannya cerita tadi dengan pembahasan gue sebagai Sagittarius?
Selain dua traits dari Sagittarius yang gue banggakan yakni: independen dan doyan berpetualang. Sagittarius, terutama gue, adalah orang yang kurang pandai dalam manajemen waktu, apalagi untuk urusan personal. Kalo kerjaan, atau sifatnya yang profesional, jangan ditanya, mungkin Sagittarius terlihat selow, tapi kita adalah tipe yang taat deadline… bahkan kalau bisa pekerjaan itu selesai sebelum waktunya, biar enggak numpuk, kak!
Tapi entah mengapa, untuk urusan personal gue adalah Sagittarius yang susah banget ngatur waktu. Contohnya, setiap janjian sama temen, gue pasti dateng paling telat. Kemudian, salah satu pertimbangan gue dalam memilih kerja adalah jam masuknya. Pernah satu waktu, gue ditawarkan untuk masuk ke perusahaan besar (anak perusahaan Astra), tapi interview-nya enggak gue datengin karena jam kerja mereka 8-16 atau 9-17 gitu. Dipikiran gue cuma satu: Hmm, pagi banget, ogah, yang ada gue di-cut gara-gara telat melulu.
ADVERTISEMENT
Gue tahu sih, sebenernya ini emang bukan trait yang baik. Trait ini juga yang seringkali membuat gue lari-lari untuk ke gate, sampai akhirnya kejadian seperti kemarin… enggak bisa check-in, alhasil lo enggak bisa naik ke pesawat, padahal lo udah nginep di airport hotel. Miris kan, kak?
Intinya, time is precious. Setiap detik dan menitnya itu berharga banget. Ya, cuma karena 15 menit, gue harus kehilangan ratusan ribu dan kembali membayar jutaan rupiah, fufufu. Kalau bukan karena temen-temen gue yang baik hatinya, mungkin gue sudah balik lagi ke rumah saat itu.
Kalau kamu, apakah punya trait seperti itu juga?