Konten dari Pengguna

Mahasiswa UTM KKNT di Desa Tanjung Bumi, Fokus Pengabdian pada Pengrajin Batik

Novita Dita
Saya adalah seorang mahasiswi semester 5 jurusan sosiologi di Universitas Trunojoyo Madura
22 September 2024 8:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novita Dita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa UTM Terjun KKNT di Desa Tanjung Bumi, Fokus Pengabdian pada Pengrajin Batik Tradisional
ADVERTISEMENT
Bangkalan, 18 September 2024 – Sejumlah mahasiswa dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah memulai program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Desa Tanjung Bumi, sebuah desa yang terkenal sebagai sentra pengrajin batik di Kabupaten Bangkalan, Madura. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya para pengrajin batik tradisional, dengan mengumpulkan arsip motif batik beserta filosofi di baliknya.
Kegiatan KKNT ini merupakan wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Di Desa Tanjung Bumi, mahasiswa UTM berfokus pada pelestarian warisan budaya, terutama motif-motif batik khas Madura yang memiliki nilai filosofis tinggi. Desa ini sendiri dikenal sebagai pusat batik yang kaya akan motif-motif khas yang berbeda dari batik daerah lain, dengan warna-warna yang berani dan corak yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama mereka adalah mendokumentasikan motif-motif batik yang ada di desa Tanjung Bumi. Mereka ingin memastikan bahwa motif-motif batik tradisional ini tidak hanya dikenal, tetapi juga dipahami secara mendalam. Oleh karena itu, mereka meminta para pengrajin untuk memberikan arsip motif batik yang mereka buat, lengkap dengan penjelasan filosofi di baliknya. Ini penting untuk melestarikan kebudayaan dan menjadikannya warisan yang dapat dipelajari oleh generasi mendatang.
Mahasiswa KKN-T, UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA (Gambar Pribadi)
Para pengrajin batik di Tanjung Bumi menyambut baik inisiatif ini. Mereka berharap melalui pendokumentasian ini, generasi muda dapat terus melestarikan dan mengembangkan batik Madura, sehingga tidak hilang di tengah arus modernisasi. Beberapa pengrajin juga mengungkapkan bahwa motif batik mereka terinspirasi dari kehidupan sehari-hari, alam, dan simbol-simbol tradisional Madura yang banyakan akan makna, seperti motif batik "Tasik Malaya" yang merupakan salah satu motif batik tradisional yang berasal dari pesisir yang memiliki makna mendalam dan berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat nelayan. Nama motif ini diambil dari dua kata, yaitu "Tasik," yang berarti pantai, dan "Malaya," yang menggambarkan ombak laut serta sisik ikan. Motif ini menjadi cerminan kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya dari laut. Selain sisik ikan, motif Sik Malaya juga menggambarkan unsur-unsur lain yang ditemukan di pesisir, seperti Tercenah, yakni pohon yang tumbuh di sekitar pesisir pantai. Ciri khas batik motif "Sik Malaya" yaitu gelombang, kebanyakan motif batik tersebut berwarna coklat.
Motif Batik Tasik Malaya (gambar pribadi)
Selain itu juga, ada motif batik "Bang Opay" yang merupakan salah satu karya seni batik tradisional yang terinspirasi dari keindahan dan kekayaan alam pesisir. Nama "Bang Opay" sendiri diambil dari unsur khas dalam motif ini, yakni janur melengkung atau janur berlambai-lambai. Pohon kelapa, yang menjadi inspirasi utama dalam motif Bang Opay, tumbuh subur di pesisir pantai. Namun, motif Bang Opay tidak hanya menampilkan keindahan pohon kelapa. Ikan dan udang, dua komponen penting dari kehidupan laut, juga menjadi bagian dari desain motif ini. Keduanya dipadukan secara harmonis dengan janur untuk mencerminkan keseimbangan antara daratan dan lautan, serta keterkaitan antara flora dan fauna yang hidup di sekitar pesisir.
Motif Batik Bang Opay (gambar pribadi)
Selain pengumpulan arsip, mahasiswa juga memberikan pelatihan kepada para pengrajin terkait pemasaran digital. Hal ini diharapkan dapat membantu pengrajin batik Tanjung Bumi memperluas pasar mereka hingga ke luar Madura, bahkan secara internasional.
ADVERTISEMENT
Program KKNT ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tidak hanya dalam aspek pelestarian budaya, tetapi juga dalam peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan para pengrajin batik. Kegiatan ini akan berlangsung selama satu bulan, di mana mahasiswa UTM akan terlibat secara langsung dalam kehidupan masyarakat dan bekerja sama dengan mereka untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi pengembangan potensi lokal.
Dengan demikian, program ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa dalam hal pengalaman belajar dan pengabdian, tetapi juga bagi masyarakat Desa Tanjung Bumi yang akan merasakan dampak positif dari kegiatan ini dalam pelestarian dan pengembangan batik tradisional.