Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Belajar Memanah di Padepokan Pesantren Gontor
22 April 2018 14:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Noviyanti Nurmala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber Foto : Dok. Pribadi
Apa jadinya jika 18 diplomat wanita belajar olahraga panahan di Pondok Pesantren Gontor? Suasana seru dan riang gembira sangat kental terasa.
ADVERTISEMENT
Di zaman modern seperti sekarang, olahraga panahan memang tidak sepopuler olahraga lain seperti bulutangkis, tenis atau bahkan maraton. Tapi hal itu tidak membuat peserta putri Sekolah Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan 60 Kementerian Luar Negeri tidak bersemangat ketika berkesempatan untuk menjajalnya di Pondok Pesantren Gontor Putri I di Mantingan, Jawa.
Bagaikan anak kecil di toko mainan, 18 orang diplomat wanita peserta Sesdilu tampak sangat antusias saat berpartisipasi pada sesi olahraga panahan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian Program Kunjungan dan Tukar Pikiran pada Kamis (12/4) hingga Senin (16/4) di Universitas Darussalam, Gontor.
Sebagai pesantren modern, pihak pengasuh Gontor Putri telah lama memberikan pelajaran olahraga panahan kepada santriwati.
ADVERTISEMENT
Ternyata bagi umat Islam, panahan menempati posisi yang istimewa karena merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Karena inti dari olahraga panahan adalah menembakkan anak panah ke sasaran, maka peserta dikenalkan pada 7 teknik dasar panahan yakni sikap berdiri (stand), memasang ekor panah (nocking), mengangkat lengan busur (extend), mengaitkan dan memegang panah (hooking and gripping), menarik tali busur (drawing), penjangkaran lengan penarik (anchoring) dan penahan sikap panahan (tighten).
Pemanasan untuk kelenturan dan Kekuatan
Sebelum memulai panahan, instruktur panahan meminta para peserta untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Ternyata meski sering dianggap sebagai olahraga yang tak membutuhkan banyak gerakan, panahan juga membutuhkan pemanasan khusus berupa gerakan melenturkan tangan, kaki dan otot leher. Tujuannya adalah agar tubuh bisa lebih lentur dan kuat.
ADVERTISEMENT
Sumber Foto: Rifana Indira
Berdiri dan Memasang Ekor Panah
Selesai dengan pemanasan, waktunya peseta mengenal teknik panahan pertama yakni sikap berdiri (stand). Sikap ini adalah ketika pemain panahan pada posisi berdiri dengan kaki tegap dan kuat menumpu di permukaan tanah yang dipijak.
Teknik kedua adalah memasang ekor panah (nocking) yakni memasukkan ekor/ujung panah ke nocking point atau anak panah ke tali busur dan meletakkan shaft atau gandar di sandarannya.
Dalam tahap ini, pemain harus memastikan bulu ekor panah sudah benar-benar masuk secara tepat ke tali. Hal ini sangat penting karena terbangnya anak panah pasti akan terganggu bila anak panah terlalu besar ataupun longgar.
ADVERTISEMENT
Karena sebagian besar peserta awam dengan panahan maka cara memegang busur panah pun cukup menyulitkan. Banyak peserta yang meleset dalam memasang busur panah di tali busur. Tapi setelah mencoba beberapa kali akhirnya semua peserta berhasil memasang busur panah secara sempurna.
Mengenal busur
Setelah berdiri dan mengaitkan ekor busur dengan benar, peserta dikenalkan dengan teknik ketiga yakni mengangkat lengan busur (extend). Dalam teknik ini, pemain panahan meletakkan tali busur pada ruas-ruas jari pertama. Pegangan busur diberikan tekanan secara cukup dari telapak tangan yang dijadikan penahan busur. Untuk lebih jelasnya, tekanan ada pada tengah titik V yang terbentuk dari ibu jari dan jari telunjuk pada lengan yang sedang memegang busur.
ADVERTISEMENT
Agar eksekusi panahan berjalan lancar, pemain harus dapat menguasai teknik keempat yakni mengaitkan dan memegang busur (hooking and gripping). Gerakan memanah ini bisa dilakukan dengan menempatkan atau mengaitkan jari di tali sesudah anak panah.
Sumber foto : Dk. Pribadi
Saatnya memanah!
Usai melakukan gerakan 4 teknik, kini saat yang ditunggu-tunggu para peserta yakni memanah. Untuk mengeksekusi panahan, pemanah harus melakukan 3 teknik lagi. Pertama adalah menarik tali busur (drawing) dimana pemanah perlu menarik tali busur sampai menyentuh dagu, bibir dan hidung yang dilanjutkan dengan peletakan tangan ke penarik tali busur yang ada di dagu. Kedua adalah teknik penjangkaran lengan penarik (anchoring).
Pada teknik ini, pemain panahan perlu menjangkarkan tangan yang dipakai sebagai penarik tali busur di bagian dagu. Caranya adalah menempatkan posisi yang sama pada penjangkaran tangan penarik tali dan menjaga agar kekokohannya tetap terjaga dan menempel di bawah dagu. Tak disangka, beberapa peserta berhasil melesatkan busur panah ke papan target. Suasana keriangan pun terasa.
ADVERTISEMENT
Ketika Selesai Memanah
Teknik yang terakhir diajarkan adalah menahan sikap panahan. Pada tahap terakhir ini pemain panahan perlu berada dalam kondisi menahan posisi memanah beberapa saat. Tujuannya adalah agar posisi badan tak mengalami perubahan ketika hendak pelepasan anak panah.
Tak terasa sesi olahraga panahan pun berakhir. Semua peserta yang merupakan diplomat wanita akhirnya dengan berat hati mengucapkan selamat tinggal pada olahraga panahan di Pondok Pesantren Gontor. Meski wajah menampakkan kelelahan, tapi pelajaran cara memanah ini tentunya akan membekas dan selalu menjadi pengalaman yang berharga bagi mereka.