Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengulik Media Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Diplomasi
6 Mei 2018 23:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Noviyanti Nurmala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber Foto : www.flickr.com
Di era digital seperti sekarang tak dapat dipungkiri bahwa hampir semua orang menggunakan media sosial (medsos) dalam kehidupan sehari-harinya. Saat ini, ada lebih dari 1,6 miliar pengguna jaringan medsos di seluruh dunia dengan lebih dari 64 persen pengguna internet mengakses layanan medsos secara online. Kedahsyatan perkembangan medsos dapat dilihat dari Indonesia. Meskipun hanya 25% populasinya memiliki akses ke internet di rumah, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari lima pasar media sosial terbesar di dunia. Pertumbuhan medsos di Indonesia hampir tiga kali di atas rata-rata global, dengan pertumbuhan 51 persen setiap tahunnya. Hal ini tentunya tak lepas dari kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan orang di seluruh dunia untuk terhubung dan berinteraksi tanpa batas. Lalu, bagaimana pengaruh medsos terhadap dunia diplomasi?
ADVERTISEMENT
Diplomasi Digital
Dunia diplomasi terkenal dengan nuansa rahasia dan tertutup. Interaksi antara pelaku diplomasi dan masyarakat awam terbatas pada pertemuan tatap muka maupun melalui berita di media tradisional seperti koran dan televisi. Kini perkembangan dunia digital termasuk medsos mendorong semangat keterbukaan dan transparansi serta menciptakan sumber paradigma baru dalam praktik diplomasi. Oleh karena itu, para pelaku diplomasi dituntut untuk mampu memberikan informasi dengan cepat, tepat dan benar.
Menyadari pentingnya medsos sebagai forum aspirasi, komunikasi dan partisipasi para internet citizen (netizen), banyak kementerian luar negeri, kedutaan dan konsulat di dunia telah mengadopsi penggunaan medsos sebagai alat diplomasi dengan membuka akun resmi pada Facebook, Twitter, Instragram dan Youtube. Dari perkembangan tersebut muncullah bidang diplomasi baru yakni diplomasi digital, e-diplomasi atau diplomasi cyber.
ADVERTISEMENT
Mengubah Wajah Politik Internasional
Terlepas dari beragam kritik terkait medsos, penerapan medsos pada diplomasi diakui telah mengubah politik internasional secara signifikan. Pengembangan platform medsos seperti Facebook dan Twitter secara radikal telah mengubah cara masyarakat bereaksi dan berpikir tentang hubungan internasional selama dekade terakhir.
Pengaruh medsos dalam konteks diplomatik tercerminkan dalam beberapa peristiwa penting di dunia. Facebook dikaitkan dengan peristiwa Arab Spring yang merupakan gelombang revolusi unjuk rasa dan protes di dunia Arab. Sementara kampanye di Twitter dan Instagram sukses menjadikan tanda pagar (tagar/hashtag) #BringOurGirlsBack menjadi viral di seluruh dunia sebagai bentuk dukungan masyarakat dunia terhadap peristiwa penculikan siswi Chibok oleh Boko Haram di Nigeria. Semua contoh tersebut mencerminkan popularitas pembahasan masalah geopolitik internasional di medsos.
ADVERTISEMENT
Sumber Foto: www.google.co.id
Tagar Sebagai Data
Medsos sangat berguna untuk mengetahui aspirasi masyarakat khususnya yang sedang hangat dibicarakan. Twiiter yang memiliki fitur trending topic merupakan salah satu sosmed yang dapat dimanfaatkan dalam pengumpulan data di bidang diplomasi.
Sebelum medsos lahir, diplomasi sangat bergantung pada berita paling aktual dari pers dan analisa data yang lengkap atas berbagai isu dari para akademisi. Dengan tingkat pertumbuhan medsos yang kian tinggi dan canggih, tugas para jurnalis dan akademisi tersebut seolah ‘tergantikan’. Kini diplomasi hanya membutuhkan web developer atau programmer untuk melacak (tracking data) dari tagar medsos. Bahkan tagar medsos dinilai memiliki kelebihan karena dapat ditelusuri lebih jauh ke belakang dalam waktu singkat. Hal ini jelas menguntungkan karena pengambilan keputusan kebijakan diplomatik dapat diambil dalam waktu yang relatif lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Kreatif Dalam Konten
Tak jauh beda dengan media tradisional, dalam penyebaran informasi mengenai diplomasi di medsos pemilihan platform sesuai dengan konten sangat penting. Setiap medsos menawarkan manfaat yang berbeda dengan target audience yang berbeda juga. Sebagai contoh, karena hanya menyediakan pesan singkat yang terdiri dari 140 karakter, maka Twitter dapat efektif dalam mensosialisasikan capaian diplomasi suatu negara tanpa penjelasan panjang lebar. Sementara untuk Facebook, karena memiliki konten dengan karakter yang lebih panjang maka dapat digunakan untuk membuat grup sebagai sarana dialog mengenai diplomasi dan kebijakan luar negeri. Maka dari itu tak mengherankan jika semakin banyak negara menyampaikan informasi yang sama dalam beberapa platform medsos sekaligus dengan sedikit penyesuaian pada konten pesan. Prinsipnya adalah semakin kreatif pelaku diplomasi menyampaikan pesan melalui medsos, semakin membuka peluang untuk menangkap perhatian netizen.
ADVERTISEMENT
Demikian sekelumit informasi media sosial dan pengaruhnya terhadap diplomasi. Semoga bermanfaat!