Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Serunya Menjajal 'Community Lounge' Pasar Namdaemun di Seoul
2 Maret 2018 21:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Noviyanti Nurmala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Spot foto di Community Lounge Pasar Namdaemun (Dok. Pribadi)
Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar kata ‘pasar tradisional’ di Indonesia? Mungkin tidak akan menyebutnya sebagai objek wisata. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih melihat pasar tradisional kurang atraktif untuk ‘dijual’ khususnya wisatawan mancanegara (wisman).
ADVERTISEMENT
Tapi tidak demikian dengan Korea Selatan. Jika berkunjung ke Seoul, Anda akan menemukan pasar tradisional sebagai salah satu objek wisata di selebaran maupun di website Korea Tourism Organization (KTO). Pasar Namdaemun dan Gwanjang merupakan contoh dua pasar di Seoul yang paling terkenal di kalangan para turis asing. Di berbagai media sosial, banyak travel blogger yang mengulas kedua tempat ini lengkap dengan foto-foto yang ciamik.
Keseriusan pemerintah Korea Selatan dalam mempromosikan pasar tradisional sebagai objek wisata memang patut diacungi jempol. Berbagai kegiatan dan acara diluncurkan untuk menggaet perhatian wisman. Mulai dari tur gratis keliling pasar dengan pemandu berbahasa Inggris hingga tutorial gratis kerajinan tangan khas Korea. Mereka bahkan mendirikan tempat pelayanan turis gratis seperti community lounge di Pasar Namdaemun. Pada bulan November tahun lalu saya berkesempatan pergi ke Seoul. Karena terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar saya pun berusaha mengunjungi pasar tersebut sekaligus ke community lounge.
ADVERTISEMENT
Untuk menemukan community lounge memang memerlukan kejelian mengingat lokasinya yang berada di lantai 3 sebuah gedung kecil ditengah-tengah Pasar Namdaemun. Mengikuti saran salah satu traveller blogger asal Indonesia, saya naik kereta bawah tanah (subway) Line 4 dan turun di stasiun Hoehyeon. Dari exit 5 saya berjalan lurus sekitar 200 meter menembus Pasar Namdaemun untuk menemukan Pusat Informasi Turis. Dari sinilah saya mendapatkan peta Pasar Namdaemun dan keterangan lokasi community lounge dari seorang staf yang ramah dan sigap.
Serba Gratis
Ketika akhirnya saya sampai di sana, tampak satu ruangan berukuran sedang dengan berbagai hiasan yang ditata secara apik. Satu hal yang langsung menonjol adalah deretan baju tradisional Korea yang disebut dengan hanbok di sebelah kiri. Para pengunjung dapat mengenakannya secara cuma-cuma. Padahal untuk sewa hanbok biasanya harus merogoh uang sebesar 10.000-15.000 won (sekitar Rp 120.000-180.000). Spot foto dengan latar belakang Korea pun disediakan di dalam community lounge tersebut. Saat itu tampak sepasang orang asing bersama anak-anaknya berpose memakai hanbok dengan riangnya. Saya pun turut ikut mencobanya. Tak disangka, ada kuis mengunggah foto memakai hanbok ke instagram dan menautkannya dengan akun community lounge. Hadiah berupa botol minuman plastik dengan logo Namdaemun Market cukup menarik hati saya untuk akhirnya memutuskan berpartisipasi dalam kuis tersebut.
ADVERTISEMENT
Deretan hanbok yang dapat dipinjam secara cuma-cuma (Dok. pribadi)
Setelah puas foto dan mendapatkan suvenir gratis, perhatian saya tertuju pada berbagai teh Korea dan makanan kecil yang disediakan secara gratis lengkap dengan layanan wifi. Tak hanya itu, community lounge juga menyiapkan sajadah dan mukena bagi turis muslim yang ingin solat. Tidak tanggung-tanggung, mesin tax refund dan tempat penyimpanan koper juga ada di sini. Singkat kata community lounge Pasar Namdaemun benar-benar memberikan pelayanan prima bagi para turis yang mengunjunginya.
Tutorial Suvenir Khas Korea
Ternyata keseruan hari itu masih berlanjut. Staf community lounge menawarkan tutorial gratis suvenir khas Korea yang hanya diselenggarakan sebulan sekali. Tanpa ragu-ragu saya pun langsung mengiyakan. Dalam waktu hanya 15 menit saya belajar membuat gantungan kunci berbentuk hanbok yang cantik. Tidak hanya itu, saya juga dipersilakan untuk membawa pulang hasil kerajinan tangan saya tersebut. Sungguh suatu pengalaman yang takkan terlupakan.
Gantungan kunci berbentuk hanbok hasil tutorial di Community Lounge Pasar Namdaemun (Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Dari kualitas pelayanan di community lounge Pasar Namdaemun tersebut tampak upaya sungguh-sungguh pemerintah Korea Selatan dalam mempromosikan pariwisatanya. Pasar tradisional pun dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata yang tidak kalah menariknya dari mall-mall dengan gedung menjulang. Saya optimis Indonesia khususnya Jakarta sebagai ibukota yang memiliki banyak pasar tradisional berpotensi untuk mengikuti jejak Korea Selatan tersebut. Semua hanya tergantung kreativitas dan kemauan keras untuk memajukan pariwisata nasional.
Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan!