Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Opini Perdagangan: Relevansi Teori Heckscher Ohlin pada Ekspor Indonesia
8 Desember 2022 19:16 WIB
Tulisan dari Maulita Nur Sejati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bayangkan dunia tanpa perdagangan. Setiap kali Anda ingin membeli sesuatu, Anda harus memproduksinya sendiri; setiap kali Anda menginginkan produk orang lain, mereka harus memproduksinya untuk Anda. Sunguh cara hidup yang tidak efisien! Teori perdagangan internasional mengakui ketidakefisienan ini dan mencoba mencari solusinya.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tinggi, menjadi salah satu alasan negara melakukan kegiatan ekspor dan impor. Dengan melakukan ekspor, suatu negara dapat membantu negara lain mendapatkan barang yang tidak ada di negara mereka. Sehingga, kebutuhan dalam negeri pun dapat terpenuhi dengan baik. Perdagangan tersebut memberikan dampak besar pada meningkatnya pendapatan negara.
Menurut pandangan penulis, baik negara maju maupun negara berkembang memiliki banyak ruang untuk meningkatkan produktivitas ekspornya. Kita bisa berkacamata pada produktivitas ekspor rata-rata dunia adalah 4,5 persen, tetapi 64 negara berada di atas rata-rata ini, sementara 36 tetap di bawahnya.
Tingkat produktivitas antar negara tentu saja bisa berbeda-beda. Lantas apa penyebab adanya perbedaan tersebut?
ADVERTISEMENT
Pokok yang akan digali penulis lebih jauh di sini lebih mengarah pada pengaruh perdagangan terhadap produktivitas serta seberapa relevan Teori Heckscher-Ohlin pada saat ini di Indonesia.
Teori Heckscher-Ohlin adalah teori yang paling banyak diakui dalam perdagangan internasional. Ini adalah salah satu teori ekonomi paling berpengaruh saat ini, dan landasan untuk pendekatan ekonomi seperti Keynesianisme dan Monetarisme.
Teori ini merupakan studi tentang mengapa beberapa negara kaya dan mengapa negara lain miskin. Fokus utama dari teori ini yaitu perdagangan dan pengaruhnya terhadap produksi. Teori ini dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi: Eli Heckscher and Bertil Ohlin. Teori Heckscher-Ohlin sering digunakan sebagai kerangka untuk memahami pola perdagangan, penyebab pembangunan ekonomi, dan distribusi pendapatan antar negara.
ADVERTISEMENT
Di bawah teori ini, negara-negara dengan kelebihan barang akan mengekspor lebih banyak daripada yang mereka impor untuk mendapatkan lebih banyak uang. Di sisi lain, negara-negara dengan permintaan barang yang mendesak dapat mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan mereka sendiri tanpa harus mengekspor dari negara lain.
Berdasarkan teori tersebut, orang akan berpikir bahwa negara dengan sumber daya alam yang besar akan menjadikan negara tersebut kaya. Namun, pada kenyataannya tidak selalu benar. Misalnya, meski memiliki sumber daya alam yang besar, negara seperti Indonesia belum bisa dikatakan kaya. Selain itu, beberapa negara belum mengembangkan sumber daya alamnya, seperti pertambangan. Meskipun mereka masih mengalami pertumbuhan ekonomi melalui kemajuan teknologi dan industri lainnya yang mengesankan, misalnya Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Relevansi Teori Heckscher Ohlin dengan Ekspor Indonesia
Untuk mengilustrasikan relevansi teori mereka bisa kita lihat portofolio perdagangan Indonesia dengan enam negara tujuan ekspor pada tahun 1986-2017. Enam besar negara tujuan ekspor Indonesia merupakan negara dengan volume ekspor terbesar antara tahun 2011 hingga 2016, berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI tahun 2017.
Lalu untuk mengukur kesesuaian teori yang dikemukakan oleh Heckscher-Ohlin yaitu dengan melihat perbedaan variabel, perbedaan PDB per kapita yang menunjukkan perbedaan antar negara, tingkat inflasi, jumlah penduduk negara tersebut, keterbukaan perdagangan dan nilai tukar dari setiap negara.
Hasilnya, Teori Heckscher-Ohlin tetap relevan dalam kasus ekspor Indonesia ke enam negara tujuan utama, yang tercermin dari koefisien selisih variabel PDB per kapita yang bernilai positif, artinya semakin besar kesenjangan atau perbedaan kondisi ekonomi negara asal dan negara tujuan, semakin tinggi volume ekspor yang dihasilkan. Buktinya, Amerika Serikat telah lama menjadi tujuan ekspor nomor satu Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meskipun dianggap relevan, seperti teori-teori lain pada umumnya, Teori Heckscher-Ohlin juga memiliki kekurangan. Di mana jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.