Menikmati Es Krim Legendaris di Jakarta

Nadilla Syabriya
Mahasiswi Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 22:11 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadilla Syabriya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagian depan gerai Ragusa oleh Heriansyah Sudradjat
zoom-in-whitePerbesar
Bagian depan gerai Ragusa oleh Heriansyah Sudradjat
ADVERTISEMENT
Pagi itu mataku dibuat celik saat mendengar alarm dari ponsel kolot miliku. Spontan ku matikan sambil menggerutu betapa bodohnya menyalakan alarm dihari libur. Padahal niatku hari ini hanya ingin tidur seharian saja tapi terlanjur sirna. Agar bangunku tak sia-sia alhasil ku gerakan hari ini dengan mengunjungi salah satu gerai es krim legendaris di Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Ragusa Es Krim Italia, tentu sudah tidak asing lagi di telinga warga Jakarta. Tempat yang menjajakan rasa es krim otentik serta nuansa sejarah yang kental di setiap sudut ruangannya. Tak heran banyak ditemui berbagai insan sedang bersendagurau sambil menikmati khasnya rasa es krim.
Luas bangunan yang hanya bisa menampung 10 buah meja ini nampak ramai tak seperti biasanya, karena bertepatan dengan hari libur. Pajangan bingkai gambar disepanjang dinding seakan menjadi saksi bisu masa kejayaan gerai es krim ini.
Pandanganku enggan menoleh saat melihat bangunan dengan arsitektur yang sungguh membuat terpana. Tanpa sadar aku keluar dari antrean yang menyebabkan seorang wanita paruh baya meneriaki karena disangka menyerobot antrean. Rupanya beliau merupakan pegawai gerai.
ADVERTISEMENT
“Hayo, mohon antre ya, mba, jangan nyerobot”, ujarnya.
Kedai es krim ini didirikan oleh Ragusa bersaudara yaitu Luigie dan Vincenzo pada tahun 1932. Namun pada tahun 1970-an, usaha tersebut dialihkan ke keluarga adik iparnya yang merupakan keturunan Tionghoa Yo Boen Kong dan Lie Pit Yin atau yang lebih dikenal dengan Ibu Sies.
Yang membedakan dari es krim lain ialah Ragusa hanya menggunakan bahan susu sapi segar, air, dan gula serta tidak menggunakan pengawet. Menu yang ditawarkan terdapat berbagai varian antara lain Banana Split, Chocolate Sundae, Cassata Siciliana, Spaghetti Ice Cream dan lain-lain.
Semangkuk Banana Split oleh Pinterest
Setelah kembali memasuki antrean yang sepersekian detik sudah mengular itu, akhirnya aku berhasil memesan menu favoritku, Banana Split. Para pegawai tampak sigap mempersiapkan pesananku dengan meraih pisau untuk memotong buah pisang menjadi dua bagian. Setelah itu, tiga scoop es krim dengan rasa coklat, stroberi dan vanila tampak memenuhi seisi mangkuk. Terakhir, menu banana split itu disiram dengan coklat cair, taburan kacang tanah dan manisan warna warni sebagai pelengkap.
ADVERTISEMENT
Cuaca saat itu tak seperti hari-hari kemarin yang diselimuti awan kelabu. Rasanya lidahku sudah tak tahan ingin melahap es krim yang sedari tadi kian mencair. Akhirnya ku dapatkan meja untuk disinggahi.
Rasa manis bercampur gurihnya kacang dan lembutnya pisang seakan-akan membius candu. Suap demi suap ku habiskan dengan syahdu. Tak terasa hari libur yang semula tak direncakan rupanya menjadi hal yang seru. Senyum sumringah yang terbit dari ujung mulutku mungkin menjadi saksi betapa inginnya aku mengunjungi tempat ini kembali.