Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mempelajari Kaidah Nahwu Melalui Manuskrip
14 Desember 2020 11:46 WIB
Tulisan dari Nur Syifa Rohidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahasa Arab, siapa yang tak kenal dengan bahasa Arab, bahasa Arab kini sudah banyak dikenal, bahkan tidak sedikit dari kaum Muslim yang dapat menggunakan bahasa Arab, baik dalam tulis maupun lisan. Bahasa Arab Lisan terdiri dari berbagai dialek Arab. Sedangkan dalam tulisan terdiri dari teori Arab. Dan Allah SWT pun menganjurkan kepada setiap Muslim untuk mempelajari bahasa Arab walau sedikit, Al-Qur’an pun menggunakan bahasa Arab, dengan kita bisa memahami bahasa Arab kita juga dapat memahami isi kandungan di dalam ayat-ayat Al-Qur’an juga.
ADVERTISEMENT
Allah SWT berfirman :
إِِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” (Qs.Yusuf : 2)
Berdialog menggunakan bahasa Arab dengan baik dan benar harus memperhatikan kaidah Nahwu dan Shorof. Karna jika kita berdialog hanya dengan menghafal mufrodat tanpa paham dengan kaidah Nahwu dan Shorofnya, dialog yang kita ucapkan akan terdapat banyak kesalahan. Disini saya akan mengulas sedikit naskah kuno yang didalamnya terdapat tentang kaidah Nahwu.
Sebelum kita memasuki pembahasan tentang Nahwu saya akan mengulas sedikit tentang kondisi naskah ini.
Kondisi Naskah
Judul naskah ini adalah "HIZBU AL-IMAM AL-NAWAWI". Naskah ini ditulis di atas kertas Eropa yang berwarna putih keabu-abuan dengan tangan, menggunakan tinta biru. Naskah ini berbahasa Arab dengan terjemah bahasa Jawa huruf Pegon. Disekeliling lembaran naskah dibingkai dengan garis kotak berwarna hitam. Ketebalan naskah ini ada 44 halaman dan di setiap halaman ada 19 baris tulisan setiap halaman tidak terdapat nomor halaman tetapi diganti dengan penghubung ke halaman berikutnya. Naskah ini ditulis dengan tulisan Arab dan juga berbahasa Arab dan dibawahnya terdapat terjemahan yang merupakan bahasa Jawa dengan menggunakan huruf Pegon. Selain itu, di dalam naskah ini terdapat pula tulisan latin yang memudahkan untuk orang yang tidak bisa membaca tulisan Arab maupun tulisan Jawa menjadi mudah untuk membacanya. Di beberapa halaman naskah terdapat lembaran-lembaran yang sedikit basah, sehingga membuat tulisannya menjadi luntur. Meskipun demikian, naskah ini masih terlihat bagus, dan halama lain pun masih sangat jelas dan mudah dibaca.
ADVERTISEMENT
Pada halaman awal naskah ini diawali dengan kalimat . “Bismillahirrahmanirrahim. Bismi Allah Allahu Akbar, aquulu ‘alaa nafsii wa ‘alaa diinii wa ‘alaa ahli wa ‘alaa aulaadii, wa ‘alaa maalii wa ‘alaa ashabii wa ‘alaa adyaanihim wa ‘alaa amwaalihimalfa aa haula wa laa quwwata illa bi Allah al-‘aliyyi al-‘aziimi.
Dan pada halaman terakhir naskah terdapat doa yang berbunyi : “Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Ya Rabbu, Ya Naafii’u Ya Rahman Yaa Rahim. As asluka bihurmati haazihi al-asmaa’i wa al-aayatii, wa ak-kalimatii sultaanan nasiiran wa rizqan kasiraan wa qalban qariiran wa qabra muniiran wa hisaaban yasiiran wa ajran kabiiran, wa sala Allah ‘alaa sayyidina Muhammadin walmam a-‘Arabil ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallama tasliiman kasiraan.
ADVERTISEMENT
Pengertian I'rab beserta Contohnya
Naskah ini berisi seperti kaidah-kaidah Nahwu, salah satunya adalah i’rab, yang mana pengertian irab sendiri adalah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan. Terdapat i’rab dari beberapa fi’il (kata kerja) seperti i’rab fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amr (kata kerja lampau, kata kerja yang sedak dilakukan, dan kata kerja perintah).
i'rab dibagi menjadi empat macam, yaitu i'rab rafa', i'rab nasab, i'rab khaffadz, i;rab jazem.
Tanda-tanda i'rab lengkap:
-I'rab Rafa' : dhamah, wawu, alif, dan nun.
-I'rab Nashab : fathah, alif, kasrah, ya', dan hadzfu nun
-I'rab Jer/khafdz : kasrah, ya, dan fathah.
-I'rab Jazem : sukun dan hadzf.
ADVERTISEMENT
Contoh i’rab fi’il madhi :
كُنْتُ : فعل ماضي مبني على السكون لاتصاله بالضمير المرفوع المتصل و هو تُ الّذي هو فاعله و هي ضمير بَارِزٌ.
Dan selain i’rab fi’il di dalam naskah ini juga terdapat i’rab dari Mubtada’
Contoh i’rab Mubtada’ :
الْمَاشِيْ : مبتدأ مرفوع الابتداء و علامة رفع ضمة مقدرة على آخره .
Dalam naskah ini terdapat penjelasan yang cukup detail. Dijelaskan pula bahwa i’rab mengubah syakal (harakat) tiap-tiap akhir kalimat disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadannya. Fungsi dan hukum kata dalam i’rab kalimah ini, pada akhirnya sangat menentukan makna atau arti satu kata. Makna kata dalam sebuah kalimat tidak cukup dengan hanya bantuan kamus karena makna tersebut belum hidup. Makna kata dapat hidup apabila dipahami fungsinya dalam kalimat. Hukum kata i’rab al-kalimah antara lain adalah marifah, mansub, majrur maupun majzum .
ADVERTISEMENT
Keberadaan I'rab Al-Qur'an bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penjelasan makna yang terkandung dalam Al-Qur'an berdasarkan pendekatan kebahasaan, baik fungsi maupun tiap-tiap kata yang indikatornya berdasarkan baris maupun harakat kata tersebut, baris akhir untuk menjelaskan fungsi dan baris lainnya untuk mendeskripsikan bentuk kata tersebut dalam Al-Qur'an.
Dengan demikian, marilah kita memperluas belajar Bahasa Arab dengan memahami kaidah-kaidahnya melalui ilmu Nahwu maupun ilmu Shorof.