Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Presiden Baru: Membawa Harapan Baru atau Mengulangi Kesalahan Lalu?
18 November 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nuarsada Yustanika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat pada tanggal 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada periode 2024 sampai dengan 2029. Pelantikan ini menandai babak baru dalam sejarah Indonesia. Setelah melalui perjalanan politik yang panjang dan penuh dinamika, akhirnya mantan Menteri Pertahanan Nasional ini berhasil menduduki kursi tertinggi dalam pemerintahan. Dengan latar belakang yang cukup kental di dunia militer, Prabowo diharapkan mampu membawa perubahan bagi bangsa ini. Sebelum resmi dilantik menjadi Presiden, Prabowo membawa harapan dan keraguan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Pertanyaannya, apakah Prabowo mampu membawa harapan baru bagi negara ini atau malah mengulangi kesalahan yang lalu?
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto bukanlah sosok baru dalam dunia politik di Indonesia. Beliau adalah mantan jenderal yang sudah berkali-kali mencalonkan diri sebagai presiden dan akhirnya berhasil di pemilu 2024. Di satu sisi, beliau dipandang sebagai seorang nasionalis yang berkomitmen untuk menjaga keutuhan negara dan mengedepankan kepentingan rakyatnya. Namun, di sisi lain Prabowo masih kerap dikaitkan dengan isu pelanggaran HAM yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, dan kini isu tersebut menjadi bayangan yang kelam bagi kariernya di dunia politik.
Dugaan keterlibatannya dalam kasus pelanggaran HAM pada era reformasi tahun 1998 membuat masyarakat khawatir terkait dengan komitmennya terhadap nilai-nilai demokrasi dan juga hak asasi manusia. Walau ia sering menepis dugaan tersebut, bayang-bayang masa lalu masih tetap saja menghantui, terutama bagi keluarga korban yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Kekhawatiran lain yang dialami masyarakat adalah kembalinya gaya kepemimpinan otoriter yang dijalankan oleh Soeharto di masa lampau. Dengan latar belakang militer yang kental, masyarakat khawatir akan kebebasan sipil dan hak-hak politik masyarakat terancam, terutama jika nanti Prabowo memilih pendekatan yang keras dalam menghadapi kritik atau perbedaan pendapat.
ADVERTISEMENT
Saat menjadi Menteri Pertahanan Nasional di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Prabowo menunjukkan kemampuan manajerial dan dedikasinya terhadap sektor keamanan. Namun, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana rekam jejaknya di masa lalu, apakah bayangan kelamnya di masa lalu akan mempengaruhi arah kepemimpinannya selama satu periode ke depan? dan apakah ia akan menempuh jalan yang sama dengan kebijakan militeristik dan otoriter, atau ia mampu beradaptasi dengan tantangan zaman yang semakin kompleks?
Selama masa kampanye, Prabowo mengusung visi yang dikenal dengan nama Astacita yang berarti delapan cita-cita untuk membawa Indonesia menuju kemajuan. Salah satu program unggulan Prabowo saat berkampanye adalah program makan siang gratis. Program tersebut ditujukan pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), kabarnya program tersebut akan mulai dilaksanakan pada tahun 2025 mendatang. Program tersebut mengunggah harapan dan tantangan nyata dalam pelaksanaannya. Pasalnya, program tersebut diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 471 triliun atau sekitar 14,16% anggaran belanja negara. Namun, tim Prabowo meyakini bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk program makan siang gratis bisa menghasilkan multiplier ekonomi dan memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi sebesar 3%.
ADVERTISEMENT
Sebagai presiden yang akan menjabat selama lima tahun ke depan, Prabowo pasti akan menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks dan bervariasi, baik dari segi ekonomi, politik, maupun lingkungan. Beberapa tantangan tersebut diantaranya yaitu ketimpangan sosial-ekonomi, besarnya utang negara, dan isu-isu lingkungan yang semakin kompleks. Untuk menghadapi masalah-masalah ini, Prabowo akan berkonsentrasi pada diversifikasi ekonomi, peningkatan produktivitas, dan memperkuat infrastruktur yang menghubungkan seluruh wilayah yang ada di Indonesia, termasuk wilayah-wilayah terpencil.
Di era globalisasi yang semakin kompleks ini, Indonesia perlu memiliki kebijakan luar negeri yang kuat dan cerdas. Menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga, baik di kawasan ASEAN maupun di tingkat global memerlukan strategi yang matang. Posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki pengaruh signifikan di kawasan Asia Tenggara memerlukan pendekatan diplomasi yang halus, terutama dalam menghadapi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Prabowo juga kerap menyuarakan pandangannya terkait pentingnya kedaulatan nasional dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara besar. Namun, semakin kompleksnya tantangan global saat ini seperti krisis energi dan perdagangan internasional, kebijakan yang terlalu perfeksionis dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi hubungan Indonesia dengan negara-negara lain. Hal ini akan menjadi tantangan bagi Prabowo, bagaimana ia nantinya dapat menjaga keseimbangan antara melindungi kedaulatan nasional dan tetap berperan aktif dalam percaturan internasional.
Dengan berbagai tantangan yang ada, masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo masih menjadi teka-teki. Masyarakat banyak berharap bahwa ia akan membawa perubahan yang positif dan signifikan bagi bangsa ini, mengingat kapabilitas serta visi yang besarnya untuk Indonesia yang berdaulat. Apakah Prabowo akan memberi harapan baru atau mengulang kesalahan yang lalu, akan sangat bergantung pada 100 hari pertama masa kepemimpinannya. Yang jelas, masyarakat Indonesia sangat menantikan kepemimpinannya yang mampu memberikan solusi yang nyata dan keberpihakannya pada kepentingan nasional, bukan sekedar janji politik semata.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari tantangan-tantangan yang akan beliau hadapi, pelantikan Prabowo sebagai Presiden membawa harapan baru bagi masa depan bangsa ini. Jalan yang harus ditempuh Prabowo selama lima tahun ke depan tidaklah mudah, ia harus mampu merangkul seluruh elemen bangsa, mendengarkan kritik, dan tetap berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi. Waktulah yang akan menjawab apakah Prabowo benar-benar membawa harapan baru bagi bangsa ini atau malah mengulang kesalahan yang lalu. Serta sebagai bangsa Indonesia kita harus tetap kritis, tetapi juga harus memberikan kesempatan kepada pemimpin baru kita, karena masa depan Indonesia ada di tangan pemimpin yang kita pilih.