Konten dari Pengguna

Kursi Minimarket Sebagai Tempat Merenung dan Ramai di Media Sosial

Nugroho Sulistyo
Digital & Media Environment Enthusiast
10 September 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nugroho Sulistyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kursi minimarket sebagai ruang bagi konsumen untuk bersantai. Foto: Nugroho Bambang/Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kursi minimarket sebagai ruang bagi konsumen untuk bersantai. Foto: Nugroho Bambang/Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Minimarket di Indonesia tersebar pada setiap daerah mulai dari perkotaan hingga pedesaan. Persebaran tersebut dalam rangka memudahkan dalam memenuhi kebutuhan dan menjangkau langsung aktivitas perekonomian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan primer dan sekunder tersedia sejalan dengan permintaan pasar dan perilaku konsumen. Dinamika kehidupan masyarakat seperti gaya hidup dan kebiasaan memilih minimarket sebagai salah satu tempat untuk berbelanja.
Minimarket telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat bukan hanya melayani produk-produk yang dipasarkan, namun juga memberikan pelayanan lain seperti integrasi dan kemudahan transaksi. Mereka juga menyediakan ruang publik kecil seperti meja dan kursi bagi konsumen untuk sekadar melepas penat atau bersantai sejenak.
Ketersediaan meja dan kursi di minimarket membawa pengaruh bagi konsumen untuk memilih tempat tersebut membeli suatu barang atau kebutuhannya sembari menyempatkan waktu untuk rehat sejenak.
Perbincangan menarik belakangan ini adalah fenomena kehadiran kursi di minimarket pada sebuah konten yang sengaja atau tidak diangkat oleh warganet pada unggahan di media sosial menjadi viral. Konten tersebut menampilkan visual tentang kursi minimarket yang dianggap sebagai kursi yang setara dengan psikolog atau psikiater dengan kalimat trendingnya “psikolog mahal, makanya Indomaret nyediain kursi besi” sontak konten ini diikuti oleh warga net lainnya menjadi konten hiburan.
Lahan parkir sejumlah minimarket di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (10/5). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Lantaran, kursi sakral tersebut dinilai sebagai penawar ketenangan diri bagi siapa pun yang duduk di situ, rasanya tepat sekali jika ketika merasakan krisis secara mental dan pikiran. Tak heran jika istilah “psikolog mahal, makanya Indomaret nyediain kursi besi” semakin digoreng di media sosial. Apa pun berita atau isu yang berkaitan dengan kesehatan mental, kursi minimarket adalah solusi yang tepat sambil membeli kopi atau melepaskan sementara seluruh beban hidup dan pikiran yang menghantui, turut warga net.
ADVERTISEMENT
Anak muda adalah pasar yang tepat bagi isu kesehatan mental di media sosial, di tengah ketidakpastian dunia dan informasi yang membeludak di dunia maya membuat mereka semakin memikirkan apa pun yang dikonsumsinya sehingga sulit untuk melakukan filter.
Akibatnya, rasa cemas dan tekanan timbul sehingga hal ini berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Belum lagi jika ada suatu masalah pada realita yang sedang dialami. Penjelasan barusan adalah wujud dari keluh kesah setiap warga net terutama bagi kalangan muda di media sosial yang dibaluti dengan hiburan atau guyonan.
Sementara itu, kursi untuk ruang publik di minimarket menjadi simbol untuk melepaskan keresahan yang ada di pikirannya, tempat yang murah meriah hanya cukup dengan membeli kopi, kemudian menyaksikan riuh jalan raya di depan mata dengan lamunan.
ADVERTISEMENT
Istilah yang diciptakan oleh warga net ini merupakan bentuk budaya populer (pop culture) di media sosial karena memungkinkan masyarakat mencari informasi dan berinteraksi secara virtual, di dalamnya aktif bersosialisasi, memperbarui atau mengunggah postingan, memberikan komentar, dan lain sebagainya.
Budaya populer mengalami proses mediasi untuk sampai ke masyarakat, konten-konten yang muncul di media sosial adalah jawaban terhadap ketertarikan khalayak akan budaya populer. Berkembangnya media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan X telah mengubah perilaku kehidupan bagi individu, baik gaya hidup, ekspresi diri, cara pandang, penampilan, dan sebagainya.
Ekspresi diri di media sosial dapat dilakukan dengan berbagai bentuk komunikasi, khususnya di media sosial yang memberikan konten visual. Kursi minimarket yang digambarkan sebagai kursi “penenang diri” ini berhasil menarik khalayak di dunia maya dan menjadi budaya populer yang mencakup hiburan, tren, maupun perspektif.
ADVERTISEMENT
Informasi yang muncul di media sosial mempengaruhi individu dalam memandang sesuatu, berperilaku atau pengambilan keputusan. Konten yang tersaji kerap menimbulkan keterkaitan atau hubungan dengan pengguna media sosial lainnya, kemudian menjadi ramai atas realitas yang terjadi.
Dalam perspektif sosiologi perkotaan mengatakan ruang publik sebagai arena kehidupan publik merupakan ruang yang penuh dengan muatan sosial, budaya, politik, dan ekonomi dari aspek kehidupan. Fenomena “kursi Indomaret” adalah salah satu gambaran dari adanya ruang publik terutama di perkotaan sebagai arena di mana muatan-muatan dari aspek kehidupan seseorang yang berproses dalam suatu relasi antar hubungan yang memanfaatkan ruang tersebut.