Konten dari Pengguna

Transportasi Umum Di Jakarta dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Perekonomian

Nugroho Sulistyo
Digital & Media Environment Enthusiast
12 Mei 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nugroho Sulistyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta tentu kita kenal sebagai kota metropolitan yang dilimpahi banyak kemajuan dari daerah atau kota lainnya. Sebagai pusat ekonomi, Jakarta selalu menawarkan hidup yang setidaknya lebih baik bagi siapapun yang ingin merasakan tinggal di ibu kota (meskipun kenyataannya tidak demikian). Bagaimana tidak? Akses pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, hingga gaya hidup lengkap ada disini, tak terkecuali transportasi. Hal ini menyebabkan urbanisasi di Jakarta kerap menjadi persoalan yang menarik untuk dibahas. Akibatnya mobilitas masyarakat Jakarta tinggi sehingga menjadi perhatian pemerintah untuk mengembangkan kebijakan atau percepatan pembangunan yang berorientasi pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari antaranews, Pengamat perkotaan yang juga sebagai Dosen Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG Universitas Indonesia, Lin Yola menilai tingginya mobilitas masyarakat di Jakarta menjadi indikator pertumbuhan ekonomi kota-kota di Asia Tenggara. Hal ini disampaikan pada diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dalam rangka Road to ASEAN Summit dengan tema “Kota Cerdas ASEAN, Tingkatan Kualitas Hidup” pada 8 Agustus 2023 lalu. Mobilitas yang tinggi tentu membutuhkan efisiensi dan produktivitas agar dapat menjangkau suatu tujuan dengan mudah dan cepat. Oleh karena itu penting bagi pengembangan sarana transportasi untuk menunjang mobilitas masyarakat, khususnya adalah transportasi umum. Sementara itu di Jakarta, transportasi umum kini menjadi faktor penting bagi masyarakat untuk memudahkan mobilitas ditengah persoalan kemacetan, dan dampak lingkungan akibat masih banyaknya penggunaan kendaraan pribadi.
ADVERTISEMENT
Dalam suatu kesempatan waktu, Di awal bulan Mei saya mencoba pergi ke Jakarta menggunakan transportasi umum, yakni kereta commuterline atau KRL. Ini bukan merupakan pertama kali saya menggunakan transportasi umum, sehingga tidak heran bagi saya jika kereta selalu penuh dengan penumpang. Sepanjang perjalanan saya melihat begitu tingginya mobilitas masyarakat yang menggunakan KRL, tidak hanya bagi masyarakat Jakarta, namun juga bagi daerah aglomerasi yang terintegrasi dengan transportasi yang langsung terhubung dengan Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pergerakan masyarakat yang mobile akan berdampak positif pada perekonomian wilayah yang dekat atau terintegrasi dengan transportasi umum.
Suasana kereta commuterline Jabodetabek ketika malam hari.
Posisi Jakarta yang sangat strategis bagi sektor ekonomi sudah dimulai jauh sejak sebelum kota ini bernama Jakarta, hal ini dikarenakan wilayah yang dinilai strategis untuk memudahkan mobilitas dan kedatangan pendatang pada zaman kerajaan hingga kolonial. Bagi perkembangan transportasi juga, Jakarta memiliki sejarah panjang. Saat masih bernama Batavia, transportasi umum bermula dengan penggunaan kereta trem bertenaga kuda yang beroperasi sejak tahun 1869, kemudian seiring berjalannya waktu, pada tahun 1882 trem berubah menggunakan tenaga uap hingga listrik yang membuat waktu tempuh perjalanan menjadi lebih cepat. Sebagai wilayah pusat ekonomi, fenomena trem menjadi cikal bakal transportasi umum berbasis rel dimasa depan, yaitu Commuterline (KRL) yang muncul pada 1970-an, MRT (Mass Rapid Transit) yang pertama kali diresmikan pada 2019, dan LRT (Light Rail Transit) yang diresmikan Agustus 2023. Kemunculan kendaraan seperti mikrolet, bis kota, atau oplet pada era 1950 hingga 1990an juga menjadi cikal bakal kehadiran mikrotrans dan transjakarta sebagai transportasi umum yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta mengedepankan keamanan, kenyamanan, hingga keterjangkauan masyarakat.
Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat. Stasiun ini terintegrasi langsung dengan transportasi seperti Transjakarta, Bajaj, dan Ojek Online.
Pengalaman menggunakan transportasi umum yang ada di Jakarta seperti KRL dan Transjakarta. Secara pelayanan dan kualitas perjalanan saya menilai sudah sangat baik dari segi keamanan, kenyamanan, dan keterjangkauan tarif, dimana hal ini harus dipertahankan untuk menjaga animo dan kepercayaan masyarakat menggunakan transportasi umum. Kemudian untuk akses yang diberikan juga mudah dengan menggunakan kartu atau pembayaran secara cashless apalagi dapat terintegrasi dengan transportasi umum lainnya. Dengan menjaga kualitas sarana dan prasarana pada transportasi, tentu akan berpengaruh terhadap laju perekonomian sehingga aktivitas masyarakat menjadi lebih mudah. Transportasi umum memiliki peranan penting bagi masyarakat perkotaan dalam rangka memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi, memberikan akses dan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar dalam mewujudkan pertumbuhan yang merata. Kendati demikian, tetap harus ada yang perlu ditingkatkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat sehingga minat untuk beralih dari transportasi pribadi ke umum semakin bertambah, dan didukung juga dengan armada yang memadai.
Suasana Stasiun Manggarai sebagai salah satu stasiun transit commuterline Jabodetabek
Saya berharap bahwa daerah-daerah lainnya selain Jakarta memiliki sarana prasarana transportasi yang lebih baik guna mendukung mobilitas masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi menyusul perkembangan zaman yang kian pesat. Tak dapat dipungkiri kota-kota besar lain di Indonesia juga memiliki transportasi umum perkotaan yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman, cepat dan mudah. Kemajuan transportasi akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang mana pergerakannya dapat memudahkan untuk ke suatu tujuan lebih singkat secara waktu yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
ADVERTISEMENT