Kajian Filsafat dalam Film "Into The Wild"

Nukman
Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang
Konten dari Pengguna
19 Desember 2020 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nukman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemeran utama dalam film ini yaitu Cristopher McCandless yang diperankan oleh Emile Hirsch, memulai cerita perjalanannya ini berawal dari tokoh utama McCandless dalam menganggap kondisi sosial masyarakat pada masa postmodern lebih cenderung ke gaya hidup yang bersifat konsumtif, mewah, tergila-gila pada hal bersifat supervisial seperti jabatan, strata sosial dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sehingga kondisi inilah yang menyebabkan tokoh utama mengalami penolakan terhadap kondisi sosial tersebut, terlebih lagi pada lingkungan keluarganya. Sebelum melanjutkan studinya ke Havard, McCandless melihat hal yang membuatnya merasa tidak nyaman dengan kondisi orangtuanya yang sering tidak akur meski bergelimang harta, karena kepuasan yang dituju bersifat materi semata.
Oleh karena itu, McCandless ingin menunjukkan sejauh mana perjuangannya dalam menolak kondisi sosial masyarakat postmodern. Kondisi masyarakat yang maju juga berpotensi untuk melahirkan kelompok yang menentang kemajuan tersebut, penolakan bisa dalam sebagian nilai atau yang lebih radikal menolak keseluruhan nilai yang dianut masyarakat tertentu.
Konsep yang dialami oleh tokoh utama Cristopher McCandless, sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh seorang filsuf yang ahli sejarah, Michel Foulcault. Menurutnya pengetahuan apapun bentuknya tidak pernah melampaui rezim kebenaran dan kekuasaannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kekuasaan selama ini selalu menjustifikasi suatu kebenaran dan kesalahan tertentu, kebenaran itu menghasilkan kebenaran yang bersifat subjektif dan ketika melibatkan dengan pengetahuan maka akan melahirkan kebenaran yang bersifat disipliner.
Dalam hal ini, pemikiran Foulcault dalam memandang kekuasaan bisa dikatakan lebih visioner, karena memunculkan gagasan dan ide-ide baru. Hal ini membuatnya memiliki keberanian untuk keluar dari zona nyaman atau arus besar dalam kondisi sosial, hal yang sama dirasakan oleh McCandless dalam film Into The Wild.
Kendati demikian, tindakan ini dianggap oleh sebagian orang sebagai suatu penyimpangan sosial, karena memang menentang arus yang telah diciptakan dan dirasakan oleh khalayak masyarakat umum.
Namun perlu diakui adanya penyimpangan ini merupakan hal yang nyata adanya, sehingga layak untuk diangkat ke permukaan dengan beberapa ketekunan dari peneliti atau sejarawan dalam penelitian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian Foulcault, membuktikan bahwa kesungguhannya dalam mempelajari tema-tema yang bersifat tabu seperti hal-hal yang berhubungan dengan penjara, kegilaan dan penyimpangan seksualitas.
Tema tersebut dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai hal yang tabu dan selalu berurusan dengan kekuasaan dan tradisi lama. Namun, bila dipandang dari kacamata pengetahuan secara obyektif maka akan memandang bahwa tema tersebut merupakan suatu diskriminasi. Maka perlu diketahui oleh khalayak masyarakat umum.
Kisah yang diangkat dalam film ini, berkisah seorang pemuda dengan Idealisnya meninggalkan peradaban yang menurutnya penuh kebohongan, tidak ada kebahagiaan di dalamnya hanya dari sisi luarnya saja.
McCandless menganggap bahwa tidak ada yang penting baginya termasuk gelar dan harta yang hanya menciptakan kebahagiaan yang semu. Hanya ada satu jawaban yang menurutnya penting dan merupakan puncak kebahagiaan, yaitu menyatu dengan alam dan hal yang berkaitan dengan alam.
ADVERTISEMENT
Perjalanannya menuju Alaska memberikan banyak sekali pelajaran dan hal yang selama ini ia inginkan dan harapkan, berlandaskan sebuah kamera, buku filsafat, catatan harian dan peralatan berkemah.