Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Pilkada Kota Kediri, Golkar Usung Cucu Hasyim Ashari
18 Januari 2018 15:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Numataraman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Pilkada Kota Kediri, Golkar Usung Cucu Hasyim Ashari](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1516263601/mondok-di-kolak-sd-nya-di-manisrenggo_m_39601_ijyfo9.jpg)
ADVERTISEMENT
Mungkin saja pertarungan Pilwali Kediri akan menampilkan keseruan sekaligus tantangan buat Kandidat Unggulan, yaitu Abu Bakar dan Samsul Ashar. Namun bukan berarti kandidat lain juga tidak diperhitungkan. Adalah Aizuddin Abdurrahman yang biasa dipanggil Gus Aiz, dia merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari. Majunya Gus Aiz dipastikan bakal membuat Pilkada Kota Kediri 2018 semakin seru. Pasalnya, Gus Aiz merupakan wajah baru yang akan mendongkel popularitas kandidat berwajah lama.
ADVERTISEMENT
Nama mantan Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa ini sebelumnya muncul mendekati pendaftaran pasangan calon Wali Kota Kediri periode 2019-2023 dari jalur partai politik (parpol).
Gus Aiz mengaku maju dalam bursa pencalonan atas perintah dari para kiai-kiai sepuh NU di Kota Kediri. “Saya selaku santri yang ketepatan juga berkhitmad kepada para masayyih, diperintah apapun, kondisi apapun, nderek dawuh, termasuk diperintah untuk menjadi calon Wali Kota Kediri,” kata Gus Aiz saat itu.
Menantu KH Anwar Iskandar Pengasuh Ponpes Al Amien Kediri ini meyakini perintah para kiai adalah tanggung jawab yang harus diemban dan dihargai bersama. Sebab, perintah kiai baginya merupakan tugas untuk kemaslahatan masyarakat Kota Kediri yang tidak bisa dikesampingkan.
ADVERTISEMENT
“Saat ini sedang melakukan komunikasi baik di level tataran komunikasi politik, maupun dengan tokoh masyarakat. Tentunya dengan membangun politik yang berkebangsaan. Sebagaimana NU yang berprinsip politik kemaslahatan, bukan politik yang saling menikam,” ungkapnya.
Bersama Sujono Teguh Wijaya, anggota DPRD Kota Kediri, Gus Aiz menyebut bahwa formasi tersebut juga merupakan perintah dari para kiai-kiai NU. Dan nama keduanya masuk dalam satu paket pasangan calon yang diusulkan ke DPP PKB.
“Ada beberapa kalkulasi politik yang tidak bisa dipahami banyak orang. Tetapi sejauh ini Pak Jono adalah salah satu yang akseptabel. Kedua pak Jono tidak mungkin berangkat sendiri. Ini juga bagian dari yang kita komunikasikan,” terusnya.