Konten dari Pengguna
Etika Konghucu: Fondasi Moral di tengah Arus Modernisasi
6 November 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Etika Konghucu: Fondasi Moral di tengah Arus Modernisasi
Nilai kemanusiaan dalam ajaran Kong Zi tetap relevan di era modern, mengajarkan pentingnya kasih sayang, kejujuran, dan tanggung jawab terhadap sesama. #userstoryNuni Arini
Tulisan dari Nuni Arini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Konghucu adalah agama ke-6 yang diakui secara resmi di Indonesia. Agama ini memiliki sejarah panjang dan berakar kuat pada ajaran-ajaran kebajikan yang dibawa oleh Nabi Kong Zi (Konfusius). Dalam ajaran agama Konghucu, nilai etika dan moral menempati posisi yang sangat penting.
ADVERTISEMENT
Ajaran ini disusun secara terstruktur dan berorientasi pada terciptanya harmoni dalam kehidupan sosial. Prinsip-prinsip tersebut menjadi fondasi utama bagi umat Konghucu dalam membangun hubungan yang seimbang antara manusia dengan sesama, serta antara manusia dengan Tuhannya.
Di tengah arus modernisasi dan perubahan nilai di era sekarang, ajaran etika Konghucu tetap relevan sebagai pedoman moral untuk menjaga keseimbangan hidup dan memperkuat rasa kemanusiaan. Dalam buku Agama Kong Hu Cu karya Khairiah Husin (2014), dijelaskan bahwa terdapat lima ajaran pokok yang menjadi dasar etika dalam agama Konghucu.
1. Ren/Jen (仁): Cinta Kasih dan Rasa Kebenaran
Ren berarti cinta kasih, rasa kemanusiaan, dan kebenaran. Seseorang harus berbuat sesuai perannya di masyarakat. Misalnya, seorang ayah bersikap sebagai ayah, anak sebagai anak, dan sebagainya. Hakikatnya adalah “mencintai orang lain” dan melakukan perbuatan yang benar. Ren adalah inti moral dalam ajaran Konghucu. Artinya, nilai ini mengajarkan empati dan kesadaran sosial dan dalam konteks modern, Ren menumbuhkan kepedulian sosial dan tanggung jawab moral seseorang terhadap sesama, sehingga membentuk masyarakat yang harmonis dan saling menghargai.
ADVERTISEMENT
2. Yi/Gi (義): Kebenaran & Solidaritas
Yi berarti keadilan, solidaritas, dan kesetiakawanan. Seseorang harus menempatkan kebenaran di atas keberanian atau kepentingan pribadi. Orang yang memiliki Yi dapat merasakan penderitaan orang lain dan termotivasi untuk menegakkan kebenaran. Yi ini menekankan keberanian moral untuk melakukan yang benar, bahkan ketika itu sulit untuk dilakukan. Jika dikaitkan dengan kehidupan bernegara, ajaran ini dapat diartikan sebagai dasar integritas dan keadilan sosial menolak korupsi, nepotisme, atau ketidakadilan demi kepentingan bersama.
3. Li/Lee (禮): Kesopanan, Tata Krama, dan Budi Pekerti
Li awalnya berarti “ritus” atau “upacara persembahan”, lalu berkembang menjadi adat, sopan santun, dan tata krama. Li juga menuntun manusia untuk bersikap hormat kepada siapa pun, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam upacara keagamaan. Artinya ajaran Li ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran etika dan disiplin sosial. Dengan hal ini, menciptakan keteraturan dalam masyarakat. Jika dikaitkan dengan konteks zaman sekarang, nilai Li dapat diterapkan sebagai sikap hormat terhadap perbedaan, beretika dalam penggunaan media sosial, dan etika dalam interaksi publik.
4. Zhi/Ce Ti (智): Kebijaksanaan
ADVERTISEMENT
Zhi berarti kebijaksanaan atau kemampuan membedakan yang baik dan buruk. Orang bijak selalu berusaha memperbaiki kesalahan dan berkata jujur. Dalam pemerintahan, Konghucu menekankan bahwa pemimpin harus memerintah dengan moral, bukan kekuatan fisik. Artinya, Zhi menekankan pentingnya refleksi diri dan belajar dari pengalaman. Dan dalam konteks kepemimpinan modern, ajaran ini menuntut pemimpin yang berintegritas, menjadi teladan moral dan dapat dijadikan panutan, bukan pemimpin yang hanya berkuasa secara otoriter.
5. Xin/Sin (信): Kepercayaan & Dapat Dipercaya
Xin berarti kejujuran dan dapat dipercaya oleh diri sendiri maupun orang lain. Negara dan pemimpin harus dapat dipercaya agar masyarakat patuh. Tanpa Xin, semua aturan tidak akan berjalan baik. Artinya, Xin menjadi fondasi kepercayaan sosial. Dalam konteks kehidupan modern, nilai ini menciptakan integritas pribadi, kejujuran dalam pekerjaan, dan transparansi dalam pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Ajaran etika Konghucu mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan sesama dan menjaga keseimbangan dalam setiap tindakan. Nilai-nilai seperti Ren, Yi, Li, Zhi, dan Xin bukan hanya pedoman moral, melainkan juga dasar terbentuknya masyarakat yang harmonis, adil, dan beradab. Melalui penerapan ajaran tersebut, umat Konghucu diharapkan mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab, kejujuran, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks modern, nilai-nilai etika ini tetap relevan sebagai panduan untuk membangun karakter dan hubungan sosial yang lebih baik di tengah perubahan zaman.

