Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kampanye Go Green Formula E
11 Juni 2022 19:32 WIB
Tulisan dari Nuruli Khotimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyelengaraan Formula E sudah selesai, berjalan dengan sukses dan mendapat apresiasi dari sejumlah pihak. Awal perhelatan ini banyak menuai pro dan kontra melalui perjalanan yang panjang dan berbagai tantangan serta sempat tertunda karena pandemi COVID-19. Tantangan yang berhasil dijawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meski acara berlangsung masih dalam kondisi pandemi COVID-19 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ancol menjadi lokasi yang dipilih untuk perhelatan Formula E, tepatnya di International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol. Dengan panjang sirkut sepanjang 1,9 – 3,4 kilometer. Sirkuit yang terinspirasi bentuk Kuda Lumping/Flat Horse dengan jalur searah jarum jam. Kuda Lumping sendiri merupakan tarian tradisional Jawa yang menggambarkan pasukan berkuda. Trek tersebut terdiri dari tikungan 4 hingga tikungan 13. Tujuannya untuk memberikan ruang ekstra bagi pembalap agar mendorong diri dan mobil para pembalap ke batas mutlak.
Banyak pendapat publik yang menyatakan bahwa mengapa DKI Jakarta menjadi lokasi berlangsungnya ajang balap Formula E. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah bahwa kondisi udara di DKI Jakarta jauh dari ideal. Diperkirakan di Jakarta sendiri 70% konsumsi BBM adalah oleh kendaraan bermotor, sehingga upaya mendorong mobil listrik merupakan solusi andal untuk memperbaiki kualitas udara dan lingkungan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hal ini sesuai komitmen Jakarta untuk menerapkan transportasi keberlanjutan dengan mengurangi penggunaan bahan bakal fosil yang menyebabkan polusi udara. Ditargetkan pada tahun 2030 ada 10.501 e-bus dan 50 persen elektrifikasi armada akan diupayakan tercapai pada 2025, sementara sisanya diselesaikan pada 2030. Dilansir dari FIA Formula E, DKI Jakarta merupakan kota global yang menjadi titik penting dalam sistem perekonomian. Bahkan DKI Jakarta diakui sebagai pusat penghubung untuk keuangan dan hukum dunia.
Sebagai tuan rumah, Pemprov DKI Jakarta ingin menunjukkan bahwa Jakarta sebagai kota global, terutama dalam menyukseskan ajang Formula E ini. Tujuan utama diadakan ini untuk mewujudkan dan mendorong keberlangsungan eksistensi kendaraan listrik secara berkelanjutan. Sejalan dengan komitmen Jakarta untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 30% pada tahun 2030 dan mencapai zero emisi pada tahun 2050.
ADVERTISEMENT
Diperkuat dengan pendapat McKinsey, fans utama Formula E adalah milenials, upaya mendorong energi ramah lingkungan merupakan upaya jangka panjang lintas generasi, sehingga pelibatan generasi muda adalah mutlak. Penjualan tiketpun habis ludes terjual, menurut pengamatan di media online, penonton rata-rata yang hadir merupakan generasi milenial. Senada dengan apa yang menjadi target Presiden Jokowi, bahwa Indonesia akan menjadi “Raja baterai hingga mobil listrik dunia.”
Jakarta juga dinilai siap dalam mewujudkan transportasi dan mobilitas berkelanjutan melalui sistem transportasi terintegrasi Jakarta berkomitmen untuk mengalihkan armada Transjakarta yang ada saat ini menjadi berbasis listrik secara berkala dan mampu menciptakan pengurangan emisi, agar kualitas udara lebih sehat.
Dengan upaya ini, ajang Formula E menunjukan kepada dunia bahwa Jakarta siap menjadi kota Global yang mengambil Tindakan transformative dalam mengatasi perubahan iklim, menciptakan lingkungan yang layak huni dan memastikan mobilitas penduduknya bergantung pada transportasi umum listrik.
ADVERTISEMENT
Sempat dikritisi oleh banyak pihak, tidak banyak yang tahu bahwa event ini membawa perubahan yang baik bagi lingkungan tetapi juga merupakan pemborosan dana APBD. Nyatanya tidak hanya Formula E yang membutuhkan dana dari pemerintah tapi event dunia seperti Asian Games 2018, dan Moto GP di Mandalika yang dilaksanakan Maret lalu juga mendapatkan kucuran dana dari pemerintah pusat. Hal ini sering dipelintir pemberitaannya, namun sebenarnya ada dua manfaat perhelatan kelas dunia ini, seperti sisi ekonomi dan reputasional yang luar biasa bukan hanya untuk Jakarta tapi juga Indonesia.
Sisi ekonomi bisa dilihat dari stimulus ekonomi dan multiplier efek yang ditimbulkan dan sisi reputasional bahwa citra Indonesia dan Jakarta semakin baik di dunia dan tentu saja bisa menstimulus pariwisata dan investasi. Seperti di Jakarta, Formula E ini bukan hanya event satu hari saja tetapi merupakan rangkaian acara selama beberapa bulan menjelang dan setelah event. Aktivitas yang melibatkan UMKM yang berada di Jakarta bekerja sama dengan swasta dan masyarakat luas mengadakan festival, bazzar, pameran, konser, promo Bersama, seminar yang diyakini mampu mendongkrak ekonomi UMKM yang mulai bangkit lagi setelah kasus pandemi COVID-19 mulai menurun di Jakarta. Pada 4 Juni lalu, sekitar ada 200 UMKM yang dilibatkan untuk memeriahkan perhelatan ini.
ADVERTISEMENT
Selain dua sisi tersebut, perhelatan ini membawa pemerintah dan masyarakat ikut bertanggung jawab dalam menanggulangi krisis iklim yang timbul akibat pencemaran udara, dengan mengalihkan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaran listrik. Memperkuat tanggung jawab untuk mempercepat mobilitas yang berkelanjutan serta mencintakan lingkungan hijau.
Besarnya animo masyarakat dalam perhelatan ini membuat acara ini berjalan sukses dan lancar. Total pengunjung sekitar 60 ribu dimana 20 ribu berada di sirkuit dan 40 ribu sekitaran Ancol nonton bareng melalui layer besar yang telah disediakan. Animo masyarakat yang besar ini secara tidak langsung juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kita mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Sama dengan MotoGP Mandalika, Formula E yang telah dilaksankan di Jakarta merupakan investasi jangka menengah dan panjang untuk mendongkrak citra Jakarta maupun
ADVERTISEMENT
Indonesia dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas di masa mendatang yang lebih baik termasuk untuk lingkungan, bidang pariwisata, investasi dan perdagangan dunia.