Konten dari Pengguna

Pola Pikir

nur agnia jupri
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Administrsi Kesehatan
20 Oktober 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nur agnia jupri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi tentang pola pikir (sumber: https//pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi tentang pola pikir (sumber: https//pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
“Pola pikir adalah sekumpulan keyakinan yang membentuk atau membangun cara berpikir memahami dunia dan dirimu sendiri”
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu? selain menjadi seorang yang cerdas dan kritis, pola pikir berpengaruh pada kehidupan? Apakah pola pikir dapat memainkan peran penting dalam menentukan pencapaian dan kesuksesan?
o Pada dasarnya Pola pikir ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Pola pikir tetap (fixed mindset) dan Pola pikir bertumbuh (growth mindset)
1. Pola pikir tetap (Fixed Mindset)
Pola pikir tetap (Fixed Mindset) merupakan pola pikir yang meyakini bahwa bakat, kecerdasan, kemampuan dan karakter seseorang, merupakan sesuatu yang sudah ditetapkan sejak lahir dan tidak dapat berkembang.
2. Pola pikir berkembang (growth mindset)
Pola pikir berkembang (growth mindset) adalah pola pikir seseorang yang memiliki keyakinan bahwa kemampuan dasar mereka dapat dikembangkan melalui kerja keras, berlatih, dan bakat hanyalah titik awal.
ADVERTISEMENT
o Tips Mengembangkan Pola Pikir:
1. Melakukan satu hal baru setiap hari
Cobalah berkomitmen pada diri sendiri, melakukan hal baru setiap hari dalam waktu 30 hari. Dan pilihlah, apa yang kamu sukai, nikmati atau kuasai lebih jauh maka kamu akan mengembangkan pola pikir tumbuh dan tidak takut mencoba tantangan / hal yang baru yang akan mendatang.
2. Mencintai diri
Bersembunyi dari kekurangan diri pasti hanya sering mengeluh dan kurangnya rasa bersyukur. Padahal, masih banyak kelebihan diri jika kita asah lho!. Terkadang kekurangan menjadi kekuatan terbesar untuk menghalangi mimpi. Cukup rangkul kekurangan diri, dan terimalah. Rasakanlah, bahwa kelebihan dirimu itu lebih besar daripada kekurangan diri yang kamu pikirkan. Cintai kelebihan dan kekuranganmu, dan cintailah dirimu sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Tetap fleksibel dan cepat beradaptasi
Jika di suatu waktu kamu merasa tidak membuat kemajuan, bukan berarti kamu tidak bisa. Cobalah ambil pendekatan yang berbeda atau mencoba strategi yang berbeda. Dan tetap belajarlah dari kesalahan. Karena di era zaman ini, adaptasi akan selalu berubah-ubah lebih cepat dari apa yang kita kira dan itulah tantangan saat ini. Maka dari itu fleksibilitas dan adaptasi cepat adalah hal yang penting.
o Cara membentuk pola pikir cerdas
1. Pahami lingkungan
Lingkungan memang menjadi hal yang mendasar membentuk pola pikir secara berkelanjutan, jika lingkungan yang baik adanya harapan / cita-cita, dengan penuh dukungan maka itu adalah lingkungan yang tepat. Karena, jika dilingkungan yang dominasi dengan bermalas-malasan, bisa jadi kita terbawa arus yang salah. Tapi memang tidak selalu salah, bagaimanapun kita harus keluar dari zona malas.
ADVERTISEMENT
2. Ingin tahu lebih dari orang lain dan berkolaborasi
Orang cerdas biasanya ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Maka ia tak pernah menyerah untuk terus belajar dan mencoba hal yang baru, dengan cara membaca buku, terbuka dengan pemikiran dengan orang lain dengan saling bertukar informasi dan yang paling penting melakukan aksi nyata dengan berani mengambil resiko yang dikerjakan.
3. Berfikir out of the box
“Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama” – Albert Einstein. Siapa yang tak mengenal Albert Einsten alias bapak fisika modern? Yang khas banget dengan rambut dan kumisnya juga pemikirannya, beliau pernah berkata ; “Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Logika akan membawa anda dari A ke B, imajinasi akan membawa anda kemana-mana.” Yang akhirnya ia menjadikan imajinasinya menjadi penemuan teori relativitas atau siapa sangka beliau adalah pembuat bom atom.
ADVERTISEMENT
Nur Agnia Jupri , Mahasiswa Administrasi Kesehatan Universitas Negeri Makassar