Kenali Tanda Baby Blues dan Postpartum Depression

nur aini
Bidan homecare baby massage, perawatan ibu nifas Serta BBL dan Tenaga Kependidikan Laboran di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
14 Februari 2023 6:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nur aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Memang pada umumnya, ada orang yang mengalami rasa sedih, rasa murung, dan rasa tidak ingin bergaul dengan orang-orang sekitar. Memang ada kalanya perasaan itu normal dan wajar.
ADVERTISEMENT
Namun, kapan hal tersebut disebut depresi dan depresi postpartum? Depresi postpartum ini adalah keadaan depresi ketika sudah melahirkan anak.
Perasaan sedih yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan itu disebut depresi. Depresi itu sendiri tidak dapat hilang seiring dengan waktu, namun harus dikombinasikan dengan terapi. Yang perlu kita ketahui di sini yaitu ciri dan tandanya.
Ilustrasi depresi pada ibu usai melahirkan. Foto: Shutter Stock
Sebernanya selain ketiga gejala klasik dari depresi itu, ada beberapa gejala tambahan yaitu seperti rasa cemas, mood-nya yang kosong, perasaan pesimis/tidak punya pengharapan apa-apa, perasaan kecewa yang tidak dapat tertolong, dan merasa dirinya tidak berharga, serta susah berkonsentrasi dan mengingat kembali hal detail yang pernah terjadi di masalalu, sulit memberi keputusan, mengalami nyeri-nyeri yang sepertinya tidak wajar, dan paling mengkhawatirkan adalah keinginan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa bedanya dengan depresi postpartum? Seseorang dikatakan depresi postpartum apabila mengalami ketiga hal tersebut setelah melahirkan bayi.
Depresi postpartum ini lebih intens dan durasinya lebih lama dari baby blues syndrome. Baby blues sendiri biasa akan hilang 2 minggu setelah mengalaminya, namun berbeda sekali dengan depresi postpartum yaitu membutuhkan treatment khusus dari dokter.

Apa Perbedaan Baby Blues dengan Depresi Postpartum?

Ilustrasi depresi pada ibu usai melahirkan. Foto: Shutter Stock
BABY BLUES:
DEPRESI POSTPARTUM:
Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock
Seberapa sering, seberapa lama depresi postpartum untuk setiap orang itu berbeda-beda. Bahkan seberapa intens dari setiap orang itu juga berbeda-beda. ada yang sampai mau bunuh diri dan ada juga yang hanya bergejala merasa sedih, tidak berenergi. Karena depresi postpartum ditegak dari dua atau tiga dari gejala klasik tadi.
ADVERTISEMENT
Gejala tambahannya bisa menangis berlebihan dari bagaimana ia menangis seperti biasa, ada perasaan sangat marah, dan ada gejala menarik diri dari orang-orang tercintanya, seperti tidak mau menyentuh bayi yang baru dilahirkan, merasa tidak terkoneksi pada bayi yang baru dilahirkan, merasa rendah diri, merasa kecewa tidak mampu menjadi ibu yang baik untuk bayinya, merasa tidak mampu merawat bayinya seperti ibu-ibu kebanyakan. Sebenarnya banyak faktor yang bisa mempengaruhi depresi postpartum ini.
Orang-orang yang berisiko mengalami depresi postpartum:
Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock
Sebenarnya depresi postpartum itu bisa ditangani oleh dokter. Ketika ada yang tidak beres dengan diri kamu, atau kamu punya saudara, tetangga, teman, atau sahabat yang mempunyai gejala menyerupai depresi atau depresi postpartum yang baru saja mempunyai bayi segera di konsultasikan ke dokter.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya depresi postpartum, bukan hanya yang dialami oleh ibu nya juga di alami oleh ayahnya. Biasanya ayah-ayah tersebut punya juga faktor risiko seperti menjadi ayah di usia muda, ada riwayat depresi sebelumnya, dan mempunyai kesulitan dalam menghandle kehidupan barunya seperti punya rumah, mobil, dan sebagainya.
Jadi, dengan adanya infonya ini bisa lebih paham dan lebih sadar lagi untuk melihat apakah tanda dan gejala tersebut terjadi pada kita atau orang-orang terdekat kita