Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyebab dan Penanganan Mikrotia pada Anak
7 Mei 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari nur aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Angka kejadian Mikrotia di Indonesia jumlahnya tidak diketahui dengan pasti karena belum ada koleksi data sehubungan dengan mikrotia. Sekitar 90% kasus mikrotia hanya mengenai satu telinga saja (uniteral) dan 10% dari kasus mikrotia adalah miktoria bilateral. Telinga terbanyak yang terkena adalah telinga kanan. Serta gyang lebih sering terkena yaitu anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan sekitar 65:35.
ADVERTISEMENT
Di Amerika dilaporkan, angka kejadian mikrotia sekitar 2-3 tiap 10.000 kelahiran tapi lebih serung pada ras Hispanik dan Asia (Jepang). Angka kejadian mikrotia di India relatif lebih tinggi yaitu 1:1200 kelahiran. Pada penelitian lain di dapatkan dari 2,5 juta jiwa angka kelahiran di Kalifornia tercatat perbandingan insiden berdasarkan ras Hispanik di bandingkan ras Kaukasian 7:1, ras Asia dibandingkan ras Kaukasian 3:1.
Apasih Mikrotia itu ?
Mikrotia terbentuk dari dua kata yaitu “micro” yang artinya kecil dan “otia” yang artinya telinga. Jadi, Mikrotia adalah malformasi daun telinga yang memperlihatkan kelain,an bentuk ringan sampai berat dengan ukuran kecil sampai tidak berbentuk sama sekali (anotia). Mikrotia dapa bilateral maupun unilateral dan terkadang didapatkan atresia meatus akustikhg us eksternus.
ADVERTISEMENT
Mikrotia merupakan kelainan kongenital telinga dimana bentuk daun telinga lebih kecil dari ukuran normal. Kelainan kongenital ini berakibat dari cacat pertumbuhan tulang rawan Meckel daru arkus brankialis 1. Kelainan ini berupa gangguan pertumbahna telinga bagian tengah dengan berakibat tuli konduksi.
Apa Penyebab dari Mikrotia itu ?
Penyebab pasti kelainan ini belum diketahui dengan jelas. Diduga penyebabnya adalah faktor genetik, infeksi virus, intoksikasi bahan kimia, dan obat yang teratogenik pada kehamilan muda. Faktor risiko terjadinya mikrotia antara lain ras, anemia saat kehamilan, kehamilan risiko tinggi, kelahiran tidak cukup umur, dan bayi kembar.
Ada berapa kriteria Mikrotia ?
Menurut Aguilar dan Jahsdoefer kriteria Mikrotia dibagi menjadi :
1. Derajat I, jika telinga luar bentuknya terlihat normal tetapi sedikit lebih kecil. Tidak diperlukan prosedur operasi untuk kelainan daun telinga ini. Struktur telinga pada derajat I ini terdapat lobule, helix, dan anti helix. Serta disertai dengan atau tanpa lubang luar telinga luar.
ADVERTISEMENT
2. Derajat II, jika terdapat defisiensi struktur telinga seperti tidak terbentuknya skapa, lobul, heliks, atau konka. Ada beberapa struktur telinga yang hilang, namun masih terdapat lobule dan sedikit bagian dari helix dan anti helix.
3. Derajat III atau disebut sebagai kelompok klasik, terlihat seperti bentuk kacang tanpa struktur telinga atay anotia. Kelainan pada derajat III ini membutuhkan proses operasi rekonstruksi dua tahap atau lebih.
Terapi Apa sajakah yang dilakukan pada penderita Mikrotia ini ?
Faktor usia pasien menjadi pertimbangan untuk dilakukan operasi, minimal berumur 6 - 8 tahun. Pada usia ini, kartilago tulang iga sudah cukup memadai untuk dibentuk sebagai rangka telinga dan telinga sisi normal telah mencapai pertumbuhan maksimal, sehingga dapat digunakan sebagai contoh rangka telinga. Pada usia ini, daun telinga mencapai 80-90% ukuran dewasa.
ADVERTISEMENT
Pada kelainan uniteral dengan pendengaran normal dari telinga sisi lain, rekontruksi telinga tengah tidak dianjurkan, tetapi bila terjadi gangguan pendengaran bilateral dianjurkan rekontruksi telingah tengah.
Indikasi pembedahan pada mikrotia yaitu mikrotia uniteral, mikrotia bilateral, rekontruksi atresia meatus akustikus aksternus. Terdapat tiga model rangka telinga untuk operasi rekontruksi antara lain :
1. Metode Tandur Autologus yaitu rekontruksi menggunakan kartilago autologus. Telah menjadi standar operasi rekontruksi karena tandur diterima dengan baik dan tidak terjadi reaksi penolakkan jaringan.
2. Metode prosthetic framework, bila rekonstruksi menggunakan rangka silikon atau goretex. Metode ini sering menimbulkan komplikasi nekrosis. Integritas jaringan host dengan bahan prostetik masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
3. Metode yang terakhir prosthetic ear replacements.
ADVERTISEMENT
Untuk pilihan rekontruksi Mikrotia juga terdapat 3 pilihan yaitu rekonstruksi autogenik, gabungan rekonstruksi autogenik dan aloplastik menggunakan sebuah kerangka telinga aloplastik, dan yang terakhir rekonstruksi prostetik.