Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bahagia Dengan Masalah
15 Mei 2020 11:02 WIB
Tulisan dari Nur Alam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Semua orang pasti mempunyai masalah dalam hidupnya, dengan masalah yang berbeda-beda. Tidak mungkin manusia hidup tanpa memiliki masalah, karena masalah akan membuat hidup seseorang tampak berwarna dan terkesan. Tapi bagaimana jika seseorang senang dengan yang namanya masalah? Itulah aku, Karena masalah adalah hidupku.
ADVERTISEMENT
Aku sangat suka dengan masalah, bahkan kuselalu mencari masalah. Apa yang dimaksud dengan aku yang suka mencari masalah? Maksudnya bukan aku yang mencari masalah atau kesalahan untuk diriku. Melainkan aku yang suka mencari dan menemukan masalah orang lain untuk kuselesaikan dengan pengetahuan yang ku miliki. Aku suka masuk dalam masalah orang dan itu adalah hobi yang kujalani.
Ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas, aku banyak mengenal teman-temanku baik di dalam kelas bahkan di luar kelas. Banyak dari mereka menjadi sahabat baikku, aku sangat menyangi mereka semua lebih dari diriku sendiri. Aku tidak akan membiarkan air mata membasahi pipi salah satu dari sahabatku.
ADVERTISEMENT
Aku siswa yang aktif di sekolah, banyak kegiatan kujalani. Mulai dari anggota Palang Merah Remaja, menjadi ketua kelas, menjadi bendahara, dan menjadi berberapa panitia kegiatan sekolah. Semua aku jalani tanpa mengeluh, dari hal itu banyak yang mengenalku dan banyak dari mereka ingin bersahabat. Aku sering diperebutkan oleh teman-temanku untuk menjadi anggota tugas di kelas, terkadang aku suka binggung sendiri jika harus memilih diantara mereka.
Aku hanya sekedar pembaca buku, pencari materi dari sebuah pembelajaran. Tidak jarang aku menemukan sebuah tulisan mengenai kehidupan orang, dari tulisan tersebut biasanya kujadikan bahan untuk orang yang datang padaku. Tulisan tersebut berasal dari buku psikologi, sosiologi, sejarah, sastra, hukum, dan agama, dari buku tersebut sering kali kusangkutpautkan mengenai kehidupan masalah seseorang.
ADVERTISEMENT
Berawal dari kejadian yang membuatku menitihkan air mata, aku melihat seseorang wanita yang kena bullying di sekolahku. Sosoknya sangat jauh berbeda dengan wanita normal biasanya, aku menghentikan kejadian bullying dan membawanya pergi dari tempat tersebut. Wanita yang baik, hanya saja gerak-geriknya yang sangat jauh dari orang pada umumnya. Pertemuan itu membuatku ingin selalu melindungi dan aku tidak ingin orang lain menyakitinya. Dia pun senang dengan perlakuanku padanya dan ia menuruti apa yang kujelaskan. Aku dan dia pun menjadi sahabat dekat, “Sahabat, ajari aku mengenal dunia kehidupan, kuingin merubah segala kekuranganku”. kalimat pertama yang membuat air mata membasahi pipiku.
Banyak hal yang ia tanyakan kepadaku, ketika aku menjelaskan apa yang dia tanyakan, dia mengikuti dari yang kupaparkan padanya. Aku banyak mengajari segala bidang etika, dan sikapnya, mulai dari berjalan yang benar, berbicara dengan baik, sikap makan yang baik, dan banyak hal lain yang kuajari padanya. Seiring berjalannya waktu, ada perubahan darinya, aku sangat senang sekali. Di sekolahku banyak yang tidak menyukainya, tapi aku sangat bangga memiliki sosok sahabat sepertinya. Aku tidak malu sedikit pun, walau banyak teman yang menegurku mengenai kedekatanku padanya. Aku tidak pernah sedikit pun menghiraukan perkataan teman-temanku.
ADVERTISEMENT
Ketika ada pengambilan nilai akhir semester, ibu dari sahabatku mencari keberadanku. Awalnya aku sangat takut, menggapa mencariku. Bertemu dan dibawalah aku ke tempat yang jauh dari keramaian, aku semakin takut saja. Kaget bukan main ibu dari sahabatku menyodorkan berberapa lembaran uang padaku, sambil mengucapkan terima kasih. Aku sangat bingung sekali, mengapa ibu dari sahabatku memberikan uang. Ternyata sahabatku menceritakan tentangku kepada ibunya. Ibu dari sahabatku berterima kasih banyak, bahwa anaknya atau sahabatku sudah berubah dari berbagai sikap dan etikanya menjadi lebih baik.
Sebenarnya tidak hanya masalah dari orang-orang terdekatku saja yang kuselesaikan, melainkan masalah orang yang baru kukenal. Aku tidak pernah melihat siapa orang tersebut, kaya atau miskin, cakep atau buruk, tua atau muda, kuhanya melihat sikapnya. Apakah sikapnya baik atau tidak, jika sikap orang baik, maka aku akan lebih terbuka pada siapa pun itu.
ADVERTISEMENT
Aku selalu terjun pada masalah mereka, dari bahagianya hinga dukanya. Masalah tidak selalu berkaitan dengan duka, bahkan bahagia bisa termasuk masalah. Ketika seseorang menjelaskan sebuah masalahnya, aku mampu merasakan masalah tersebut, seolah masuk dalam ceritanya.
Bahagia dengan masalah dan sangat menyukai masalah itulah aku. Tidak suka membiarkan orang lain terdiam dengan masalahnya sendiri, berusaha masuk ke dalam masalah akan membuat hidupku terasa berguna buat orang lain. Aku tidak menginginkan hidup sia-sia hanya karena hidup tanpa memikirkan orang lain.
Makna yang bisa diambil menurutku, jadilah diri sendiri, jika hidupmu bisa berguna untuk orang banyak, jujur itu membuat hidup kita bahagia. Dengan adanya kita untuk mereka, maka mereka akan ada untuk kita juga. Menyelesaikan masalah pada orang lain adalah jalan dalam hidupku, terus mewarnai hingga akhir hayatku. (Nur Alam / Politeknik Negeri Jakarta)
ADVERTISEMENT