Konten dari Pengguna

Keamanan Siber dalam Politik: Menjaga Integritas Pemilu di Era Digital

Nur Ardian
Mahasiswa program studi Bisnis Digital, Universitas AMIKOM Purwokerto
3 November 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Ardian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Tima Miroshnichenko: https://www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Tima Miroshnichenko: https://www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi dan informasi global telah membawa dimensi baru dalam tantangan keamanan, terutama di ranah siber. Ancaman siber kini semakin kompleks dengan partisipasi yang bervariasi dari berbagai pihak, motif yang beragam, serta target yang terus berkembang. Pada pemilu serentak 2019 di Indonesia, menunjukkan bagaimana ranah siber dapat menjadi arena konflik yang mempengaruhi stabilitas keamanan dalam negeri. Peperangan informasi melalui penyebaran hoaks seputar pemilu menjadi salah satu tantangan utama yang dapat mempengaruhi perspektif masyarakat.
ADVERTISEMENT
Upaya Perlindungan Keamanan Siber
Peran Institusi
Indonesia telah diambil langkah strategis dengan membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada tahun 2017. Lembaga ini memiliki peran yang krusial dalam menangani berbagai serangan siber, baik di lingkungan pemerintahan maupun di sektor swasta.
Kerangka Hukum
Indonesia telah mengadopsi berbagai regulasi terkait keamanan siber,termasuk Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Namun, masih diperlukan peningkatan dalam hal implementasi dan konsistensi penegakan hukum. Segala sesuatu butuh sedikit penyempurnaan untuk mencapai hasil terbaik.
Strategi Pengamanan Pemilu Digital
Pengawasan dan Transparansi
Diperlukan keseimbangan antara pengawasan siber untuk keamanan nasional dan perlindungan hak-hak demokratis masyarakat. Transparansi dalam pengawasan siber harus senantiasa memperhatikan perlindungan data pribadi sebagai bagian dari hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Kerjasama Multisektor
Penanganan ancaman siber memerlukan kerjasama lintas sektor serta peningkatan kapasitas penegakan hukum. Diplomasi pertahanan melalui Transfer of Knowledge dengan negara lain juga menjadi strategi penting dalam menghadapi ancaman siber.
Melalui pendekatan komprehensif yang melibatkan aspek regulasi, teknologi, dan kerjasama internasional,Indonesia terus berupaya memperkuat sistem keamanan sibernya untuk menjaga integritas proses demokrasi di era digital.