Konten dari Pengguna

Asesmen Nasional Tidak Menggantikan UN?

Nur Arviyanto Himawan
Magister Pendidikan Fisika dan Pengamat Pendidikan
13 Februari 2021 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Arviyanto Himawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi UNBK Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi UNBK Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, baru-baru ini menandatangani Surat Edaran (SE) yang di dalamnya berisi informasi bahwa Ujian Nasional (UN) tahun ini ditiadakan. Seperti halnya tahun lalu, keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan kondisi penularan Covid-19 yang semakin meningkat. Sebagai gantinya, pertimbangan kelulusan siswa didasarkan pada beberapa hal, salah satunya nilai rapor tiap semester.
ADVERTISEMENT
Jika mengingat beberapa waktu yang lalu, Mendikbud pernah mengungkapkan bahwa akan mengganti UN ini dengan program Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter (SK) pada tahun 2021. Namun, berdasarkan Lembar Tanya Jawab Asesmen Nasional yang dikeluarkan Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud pada bulan Januari 2021, program tersebut ternyata tidak menggantikan peran UN sepenuhnya.

Asesmen Nasional

Istilah baru diperkenalkan yaitu Asesmen Nasional. Asesmen Nasional ini terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar (SLB). Ternyata program tersebut tidak menggantikan fungsi UN sebagai program evaluasi hasil belajar tiap siswa, melainkan digunakan untuk memetakan dan mengevaluasi mutu pendidikan.
AKM dan SK ditujukan pada siswa yang sedang berada di tengah jenjang pendidikan, yaitu kelas 4 untuk SD/sederajat, kelas 8 untuk SMP/sederajat, dan kelas 11 untuk SMA/sederajat. Hal tersebut bertujuan agar sisa masa studi dapat digunakan untuk memperbaiki kelemahan yang ada. Cukup disayangkan, karena jika melihat isi dari asesmen yang berfokus pada literasi, nalar matematis, karakter dan wawasan kebangsaan tersebut bisa menjadi angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia. Konten penilaian tersebut sebenarnya mempunyai kans yang besar untuk dapat menggantikan program UN.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang patut dipertimbangkan yaitu program tersebut juga harus fleksibel. Fleksibel di sini maksudnya program harus didesain agar dapat tetap berjalan walaupun dalam situasi krisis, seperti yang terjadi sekarang ini. Salah satu pertimbangannya tentu karena tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
Seperti yang diketahui, UN tahun ini ditiadakan karena menghindari adanya kerumunan di sekolah yang dapat mengakibatkan bertambahnya kasus infeksi Corona. Oleh karena itu, Asesmen Nasional ini perlu didesain agar dapat berjalan tanpa terbatas oleh ruang. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu siswa peserta Asesmen Nasional. Sebanyak 30 siswa SD dan 45 siswa sekolah menengah dipilih secara acak pada tiap satuan pendidikan.
Pemilihan siswa secara acak dikhawatirkan tidak memberikan gambaran keadaan secara baik. Hal ini dikarenakan sampel tersebut belum tentu mewakili populasi siswa, terutama pada sekolah menengah dengan jumlah siswa mencapai ratusan.
ADVERTISEMENT
AKM akan lebih baik jika bentuk penilaiannya tidak hanya terbatas pada soal, akan tetapi juga bisa berbentuk karya tulis esai. Sedangkan untuk SK, sebaiknya penilaian dilakukan lebih dari sekali. Tujuannya agar mendapatkan data yang konsisten. Selain itu, program Asesmen Nasional ini diharapkan dapat diterapkan di seluruh Indonesia dengan mudah dan dengan sarana prasarana seminimal mungkin. Hal ini mengingat banyaknya permasalahan yang pernah terjadi ketika UN berbasis komputer berlangsung, seperti komputer yang eror, kualitas jaringan internet, dan lain sebagainya.

Sinergi dari berbagai pihak

Berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan UN perlu bersinergi agar program Asesmen Nasional ini dapat terwujud dengan baik. Tentu bukan hal mudah merancang program evaluasi berskala nasional di tengah pandemi seperti ini. Selain itu, sosialisasi kepada guru, siswa, orang tua, maupun masyarakat umum perlu dilakukan secara bijak. Hal tersebut bertujuan agar semua elemen masyarakat dapat memahami dan mendukung program baru ini.
ADVERTISEMENT
Ke depan, Asesmen Nasional ini diharapkan dapat menjadi pengganti Ujian Nasional sepenuhnya. Konten penilaian yang terkandung dalam Asesmen Nasional secara bertahap terus diperbaiki, sehingga menjadi program ideal untuk menilai kemampuan tiap siswa.
Nur Arviyanto Himawan, S.Pd
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNY