Desain Pembelajaran Jarak Jauh: Guru Perlu Perhatikan Hal Ini

Nur Arviyanto Himawan
Magister Pendidikan Fisika dan Pengamat Pendidikan
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 5:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Arviyanto Himawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Pembelajaran Jarak Jauh. Foto oleh Julia M Cameron dari Pexels
Melihat kasus positif Covid-19 yang cenderung bertambah di sebagian besar daerah, masih banyak sekolah yang memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada semester ini. Belajar dari pengalaman sebelumnya, PJJ yang pernah dilakukan tentu menemui berbagai permasalahan. Oleh karena itu, guru perlu mendesain pembelajaran di semester ini dengan baik, agar permasalahan-permasalahan yang pernah dihadapi dapat diatasi.
ADVERTISEMENT
Melakukan Refleksi
Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan semester sebelumnya tentu menunjukkan banyak kekurangan, baik dari segi waktu, isi, maupun media pembelajaran yang digunakan. Pembagian waktu pembelajaran yang tidak efektif dan efisien mempersulit proses pembelajaran yang dilakukan. Sebagai contoh, ada sekolah yang membuat jadwal pembelajaran 1 hari untuk 2 atau 3 mata pelajaran, tanpa pembagian jam yang jelas. Tentu ini menyulitkan guru dan siswa, terutama ketika guru dari mata pelajaran yang berbeda memberikan tugas pada waktu yang bersamaan.
Masih terkait dengan hal di atas, beberapa guru masih mengidentikan PJJ dengan pemberian tugas. Guru memberikan tugas, siswa mengerjakan dan mengumpulkan, artinya pembelajaran telah diberikan. Proses pembelajaran tersebut kurang memberikan makna pada siswa. Selain itu, kuantitas tugas yang diberikan guru terasa terlalu banyak dan waktu pengerjaan yang sangat terbatas bagi siswa. Alih-alih sebagai bentuk pembelajaran, justru para siswa saling mencontek jawaban agar dapat mengumpulkan tugas tepat waktu.
ADVERTISEMENT
Penggunaan media pembelajaran yang monoton juga mulai terasa membosankan bagi para siswa. Hal ini karena hanya media itu-itu saja yang digunakan, seperti aplikasi WhatsApp, Google Classroom, Zoom, Google Meet, maupun e-learning sekolah. Penggunaan media yang monoton tentunya dapat menyebabkan minat belajar siswa turun.
Mengeksplor untuk Mendesain
Guru perlu mendesain pembelajaran yang baik untuk dapat meminimalisir kekurangan yang ada di semester sebelumnya. Desain pembelajaran yang baik setidaknya dapat ditinjau dari 3 hal, yaitu model pembelajaran, media pembelajaran, dan bentuk penilaian. Terdapat banyak publikasi penelitian, baik dalam jurnal maupun prosiding, terkait 3 hal tersebut yang dapat dimanfaatkan guru. Artinya, guru tidak harus merancang dari awal ketiga hal tersebut. Guru cukup menyesuaikan produk hasil penelitian itu dengan situasi yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Guru dapat melihat berbagai macam publikasi penelitian pendidikan melalui situs Google Scholar. Google Scholar merupakan situs yang dapat dimanfaatkan sebagai 'mesin pencari' berbagai macam artikel publikasi. Guru hanya perlu membuka situs tersebut, lalu mengetikan kata kuncinya. Dengan demikian guru dapat mengeksplor berbagai model pembelajaran, media pembelajaran dan instrumen penilaian yang telah teruji secara ilmiah. Selanjutnya guru perlu menghubungi corresponding author/penulis dengan maksud untuk memanfaatkan produk yang telah dihasilkannya. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail yang tertera di artikel jurnal maupun prosiding. Kemudian guru dapat memvariasikan model pembelajaran, media pembelajaran, dan instrumen penilaian tersebut untuk mendesain PJJ yang menarik, tidak membosankan dan bermakna.
Membekali Siswa
Orientasi siswa perlu diadakan untuk memberikan arahan pada siswa sebelum memulai pembelajaran. Orientasi ini memiliki beberapa tujuan: Pertama, untuk memberikan gambaran kepada siswa bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan; Kedua, pemberian dan pengenalan media pembelajaran yang akan digunakan; dan ketiga, membekali siswa dengan kemampuan tertentu yang berguna ketika proses pembelajaran berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, apabila siswa akan diberikan e-modul (modul elektronik) sebagai bahan ajar mandiri, maka siswa perlu diberikan gambaran bagaimana proses pembelajaran mandiri. Selain itu, siswa juga perlu dibekali self regulated learning. Self regulated learning merupakan suatu kemampuan untuk dapat mengatur proses belajarnya sendiri. Kemampuan tersebut tentu bermanfaat ketika proses pembelajaran mandiri dengan e-modul berlangsung.
Nur Arviyanto Himawan
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNY dan Pengamat Pendidikan