Konten dari Pengguna

Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!

17 Agustus 2017 16:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Padilah (Dilah) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
M.E.R.D.E.K.A
Sebuah kata yang sering diungkapkan ketika hari kemerdekaan tiba. 17/08/1945, Bung Karno memproklamasikan bahwa bangsa Indonesia merdeka dari para penjajah.
ADVERTISEMENT
Kini, tujuh puluh dua tahun bangsa Indonesia merasakan kemerdekaan. Namun, seakan masih saja penjajah selalu berkeliling di negara Indonesia. Bangsa ini tidak lagi sedang dijajah dengan bom ataupun senjata tajam. Tetapi, sedang dijajah oleh produk-produk luar negeri yang berkeliaran di negara ini.
Bahkan tidak hanya hal itu, esensi kata merdeka memang ada secara lahir namun secara batin bahwa bangsa Indonesia masih ada yang belum merasakannya. Khususnya, makna "mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh bangsa indonesia" yang termaktub dalam pembukaan UUD tahun 1945. Prof. Dr. BJ. Habibi mengungkapkan, bahwa ada lima kelemahan yang harus dikhawatirkan pada generasi keturunan, yaitu: lemah fisik, lemah harta, lemah ilmu, lemah akhlak dan yang paling berbahaya yakni lemah iman.
ADVERTISEMENT
Keadilan sosial bangsa indonesia pasti merdeka, ketika bangsa nya saling bahu membahu terutama mencintai produk dalam negeri. Agar, bangsa ini tidak lemah dan tetap merdeka baik lahir dan batin. Dirgahayu Republik Indonesia tercinta, ternyata kau sudah sangat dewasa dengan angka tujuh puluh dua tahun. Semoga kami pun lebih dewasa dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan umurmu. Terima kasih untuk para pahlawanku, tanpamu kami tak akan sebebas ini dalam menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu.