Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Polusi Udara: Musuh Tak Kasat Mata yang Mengintai Kesehatanmu Setiap Hari
12 Mei 2025 16:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Nur Fatimatuz Zahro Mahasiswa Universitas Jember tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polusi udara merupakan pencemaran yang terjadi ketika zat-zat pencemar seperti karbon monoksida (CO), sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus (PM2.5 dan PM10) bercampur dengan udara melebihi batas normal sehingga menurunkan kualitas udara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), polusi adalah pengotoran atau pencemaran, termasuk udara yang tercemar akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan kendaraan bermotor. Indonesia bahkan menempati posisi kesembilan dari 106 negara dengan kualitas udara terburuk di dunia, yang menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
ADVERTISEMENT

Dampak polusi udara terhadap kesehatan sangat beragam dan berbahaya. Paparan polutan seperti PM2.5 yang berukuran sangat kecil dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan masuk ke aliran darah, menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, sakit kepala, hingga penyakit kronis seperti asma, bronkitis, dan penyakit jantung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hampir 99% penduduk dunia menghirup udara yang sudah tercemar melebihi batas aman, terutama di negara berkembang. Di Jakarta, misalnya, tingkat PM2.5 pernah mencapai lebih dari 23 kali lipat batas aman WHO, yang dapat menurunkan harapan hidup penduduk hingga tiga sampai empat tahun.
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, baik alami maupun buatan manusia. Aktivitas manusia seperti pembakaran sampah, kendaraan bermotor, industri, dan pembangunan infrastruktur menjadi penyumbang utama polusi udara. Selain itu, faktor alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung berapi juga berkontribusi pada pencemaran udara. Ciri-ciri udara tercemar antara lain bau tidak sedap, warna udara yang keruh atau berwarna abu-abu kehitaman, serta rasa pengap yang membuat sulit bernapas. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Menghadapi musuh tak kasat mata ini, diperlukan kesadaran dan tindakan kolektif untuk mengurangi polusi udara. Upaya seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi, memanfaatkan transportasi umum, menggunakan energi terbarukan, serta pengelolaan limbah yang baik sangat penting dilakukan. Selain itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menerapkan regulasi ketat terhadap emisi industri dan mendorong penghijauan kota. Dengan demikian, kualitas udara dapat diperbaiki demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.