Konten dari Pengguna

"Tulisan Sastra" Karya Tenderlova Resensi Novel

Nur Fitri Luthfiyah
Nur Fitri Luthfiyah, Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia UIN Raden Mas Said Surakarta yang sekarang masih duduk di bangku perkuliahan semester 3. Hobi menulis dan mengarang baru digelutinya sejak masa pandemi menyerang saat ia masih kelas 11 SMA.
9 Desember 2022 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Fitri Luthfiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar novel "Tulisan Sastra" karya Tenderlova, (sumber : gambar pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar novel "Tulisan Sastra" karya Tenderlova, (sumber : gambar pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Novel "Tulisan Sastra" karya Tenderlova ini menyajikan sebuah kisah yang menawarkan berbagai kesan. Bagi para NCTzen apalagi penggemar cerita sedih, pasti tidak asing lagi dengan cerita yang satu ini. Mulai dari kemunculannya di Wattpad hingga versi cetak, banyak para pembaca yang mengaku terhanyut dalam kisahnya. Kisah dalam cerita yang terkesan nyata di kehidupan membuat novel ini menjadi salah satu buku best seller.
ADVERTISEMENT

Identitas Buku Novel Tulisam Sastra:

Judul buku: Tulisan Sastra
Penulis: Tenderlova
Penerbit: LovRinz Publishing
Tahun terbit: 2020
ISBN: 978-623-289-095-4
Jenis: Fiksi
Jumlah halaman: 345 halaman

Sinopsis Novel Tulisam Sastra:

“Yang pergi biarlah pergi, yang tinggal sudah seharusnya dijaga. Kalau nggak ada yang abadi dalam bahagia, berarti nggak ada yang abadi juga dalam sedih”. Kutipan singkat yang ada pada sampul buku sudah bisa sedikit tertangkap bagaiamana isi dari cerita didalamnya.
Buku yang berjudul “Tulisan Sastra” menceritakan tentang lika-liku kehidupan Andhika Sastra Gautama atau yang dipanggil Sastra, mulai dari keluarga, impian sampai kisah asmaranya. Sastra, merupakan anak tengah dari keluarga Suyadi. Sosok yang humoris namun tidak begitu suka dengan hujan. Tinggal bersama mama dan saudara-saudaranya di dalam rumah sederhana yang dibangun Bapak dan Mamanya, banyak memberikan pelajaran dalam hidup Sastra.
ADVERTISEMENT
Sastra sangat mencintai keluarganya, namun dia juga begitu mencintai musik dan Sahara, kekasihnya. Menggelar pertunjukan solo sebagai seorang pianis dan disaksikan kelurga juga Sahara adalah salah satu impian terbesarnya. Baginya, impian sama halnya dengan tangga nada. Keluarga adalah garis paranada sedangkan Sahara melengkapinya dengan jajaran not balok untuk menjadikannya lebih indah.
Sastra tidak hanya memiliki sifat humoris, dia juga sosok yang romantis, namun terkadang bisa saja menjadi sosok yang tragis. Pasalnya, sastra sangat mencintai Sahara dengan sepenuh hatinya dan menjadikan Sahara sebagai sumber penyemangatnya. Akan tetapi tidak dengan Sahara, ia hanya menjadikan Sastra sebagai tempat pelarian semata. Namun, seiring berjalannya waktu, Sahara perlahan mulai mencintai Sastra meski setelah itu keadaan tidak berpihak padanya.
ADVERTISEMENT
Sastra mengalami kecelakaan setelah mengantarkan Sahara pulang, kondisinya sangat parah sampai kritis dan dilarikan ke rumah sakit. Sampai akhirnya dokter menyatakan nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kepergian Sastra sangat memberikan duka yang mendalam bagi Sahara, keluarga Suyadi dan teman-temnnya. Sahara mengira mungkin ini adalah karma bagi dirinya yang harus ditanggung karena telah menyia-nyiakan Sastra, orang yang tulus mencintainya selama hidupnya.

Kekurangan Novel Tulisam Sastra:

Kekurangan dalam buku ini adalah masih ada beberapa kesalahan penulisan kata dan kurang sesuai dengan KBBI dan PUEBI. Sebenarnya secara keseluruhan tidak terlalu menggangu alur cerita sehingga pesan dan kesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca bisa dicerna dengan mudah.

Kelebihan Novel Tulisam Sastra:

Bahasa yang digunakan dalam novel ini ringan dan banyak terdapat jokes-jokes yang menciptakan humor tersendiri ketika membacanya. Konflik yang disajikan pun terkesan seperti nyata yang terjadi dalam kehidupan. Kabar baiknya, cerita ini akan dijadikan sebuah film dalam jangan waktu terdekat.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Nur Fitri Luthfiyah
Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, UIN Raden Mas Said Surakarta