Konten dari Pengguna

3 Dimensi Aspek Konsep Diri yang Dimiliki Setiap Orang

Nur Habibah Mustofa
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Oktober 2024 9:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Habibah Mustofa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto umpulan manusia. Sumber foto https://pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto umpulan manusia. Sumber foto https://pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konsep Diri merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai, dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Manusia tidak memiliki konsep diri yang sama sejak lahir. Faktanya, seseorang dilahirkan tanpa harapan untuk dirinya sendiri, tanpa kesadaran akan siapa dirinya sendiri, dan tanpa penilaian terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian, dari masa kanak-kanak hingga dewasa, proses belajar membentuk bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Pembentukan konsep diri juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman, lingkungan, dan pola asuh orang tua. Seseorang akan menggunakan lingkungan, sikap, dan respons orang tua serta pengalaman mereka sendiri untuk membangun opini tentang diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Calhoun dan Acocella (1990) mengidentifikasi 3 aspek konsep diri, yaitu:
1. Dimensi Pengetahuan
Dimensi ini mencakup konsep diri atau citra diri, yang merupakan dasar dari citra diri. Persepsi seseorang terhadap berbagai peran yang dimainkannya, seperti pasangan, orang tua, atau istri, merupakan citra diri mereka. Pandangan terhadap sikap; kemampuan, keterampilan, dan beberapa kualitas bawaan lainnya; pandangan terhadap sifat-sifat kepribadian yang dikenali, seperti jujur, setia, ceria, ramah, aktif, dan sebagainya. Dengan kata lain, aspek kognitif dari konsep diri mencakup semua keyakinan kita tentang siapa diri kita sebagai manusia, termasuk hal-hal seperti “Saya pintar”, “Saya cantik”, “Saya anak yang baik”, dan sebagainya.
2. Dimensi Pengharapan
Dimensi ini menggambarkan sesuatu yang ingin dicapai di masa depan. Ideal diri atau aspirasi diri adalah antisipasi ini. Tujuan, harapan, aspirasi, dan keinginan seseorang membentuk ideal diri mereka, meskipun hal-hal ini mungkin tidak selalu sejalan dengan kenyataan yang sebenarnya. Dalam hal membentuk perilaku seseorang yang akan mendorongnya maju dan mengarahkan tindakannya sepanjang hidupnya, harapan adalah komponen yang paling penting.
ADVERTISEMENT
3. Dimensi Penilaian
Penilaian seseorang terhadap rasionalitas atau nilai dirinya sebagai manusia dikenal sebagai penilaian konsep diri. Setiap hari, kita mengevaluasi apakah kita hidup sesuai dengan standar yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri (seperti apa saya seharusnya) dan aspirasi yang kita miliki untuk diri kita sendiri (seperti apa saya bisa), menurut Calhoun dan Acocella (1990).30 Perasaan kita akan harga diri, atau seberapa besar kita menikmati konsep diri kita, dibentuk oleh hasil evaluasi ini.
Hasil dari penilaian ini membentuk rasa harga diri kita, yaitu seberapa besar kita menyukai konsep diri kita. Orang yang hidup sesuai dengan standar dan harapan untuk diri mereka sendiri, yang menyukai siapa mereka, apa yang mereka lakukan, dan ke mana mereka akan pergi akan memiliki harga diri yang tinggi. Sebaliknya, orang yang terlalu jauh dari standar dan harapannya akan memiliki harga diri yang rendah. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penilaian akan membentuk penerimaan diri seseorang, begitu juga dengan harga diri.
ADVERTISEMENT