Persamaan Teori Perkembangan Jean Piaget dengan Parenting Ali bin Abi Thalib

foto seorang anak sedang belajar. Sumber foto https://pexels.com

Dalam teori perkembangan Jean Piaget yang mewakili konstruktivisme, yaitu suatu pandangan mengenai perkembangan kognisi yang menekankan peran aktif pelajar dalam membangun pemahaman mereka sendiri tentang realitas terdapat 4 tahap, yaitu:

Pada tahap sensorimotor usia 0-2 tahun, Piaget percaya bahwa bayi memiliki gerakan reflex, hal ini mempengaruhi bayi untuk menghasilkan pola perilaku yang menarik dan intensional. Tahap sensorimotor bermanfaat bagi kerja otak, anak akan lebih cepat tanggap. Lalu pada tahap praoperasional, Bahasa dan konsep anak-anak berkembang dengan kecepatan luar biasa, namun masih dengan pemikiran yang sangat sederhana. Pada kedua tahap ini orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Bagaimana cara orang tua memenuhi kedua tahap tersebut agar hak anak terpenuhi. Tahap ini sama dengan bagaimana parenting Ali bin Thalib yang melayani dan memperlakukan anak pada usia 7 tahun awal seperti Raja

Pada tahap Operasional konkret, yaitu usia 7-11 tahun. Anak-anak mulai berpikir logis, namun masih belum berpikir seperti orang dewasa. Masih sangat terikat pada kenyataan sehari-hari dan mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak. Jika inner child sang anak tidak terpenuhi saat tahap praoperasional, maka anak akan mencari legitimasi pada tahap ini. Disinilah orang tua akan merasa tertantang dengan dengan sikap anak jika anak tersebut tidak sesuai dengan keinginannya. Maka menurut Ali bin Abi Thalib, seorang anak yang berumur pertengahan 7 tahun diibaratkan seperti tawanan, yang harus bersikap tegas supaya selalu bisa melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan.

Tahap terakhir, operasional konkret. Jika menurut Jean Piaget tahap ini dalam rentang umur 11-dewasa, namun dalam parenting Ali masuk ke dalam usia akhir 7 tahun. Tahap ini seseorang sudah dapat berpikir secara logis dan merencanakan masa depan. Dalam parenting Ali, anak sudah bisa dijadikan sahabat karena kemampuan berpikirnya yang sistematis, dapat menyusun hipotesis, serta menarik kesimpulan sehingga dapat menjalankan diskusi dengan baik.