Konten dari Pengguna

Kisah Pilu di Balik Semangat Juang Meraih Juara

NUR HANIFAH
Mahasiswa Penerbitan (Jurnalistik) di Politeknik Negeri Jakarta
9 Juni 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NUR HANIFAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan peserta mengikut perlombaan news anchor. (Foto : Nurhanifah)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan peserta mengikut perlombaan news anchor. (Foto : Nurhanifah)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah gemuruh tepuk tangan dan sorak-sorai kemenangan, ada sepotong kisah perjuangan perempuan yang berakhir dengan rasa pilu.
ADVERTISEMENT
Aku masih ingat hari ketika pengumuman pendaftaran lomba PCFest 2023 dari grup organisasi yang kuikuti. Aku langsung tertarik dengan lomba news anchor, meski awalnya ragu karena kemampuanku yang masih dasar. Namun, entah kenapa, aku memutuskan untuk mencoba.
Saat nama-nama peserta yang terpilih diumumkan, betapa terkejutnya aku saat namaku disebut sebagai perwakilan organisasi dan kampus. Rasa bangga dan optimisme membuncah, membayangkan diriku menjadi news anchor, membawa nama baik almamater. Namun, di balik euforia itu, tersembunyi rasa ragu dan ketakutan yang tak terelakkan.
Minggu demi minggu aku berlatih dengan tekun. Suaraku diasah dan kemampuanku membawakan berita semakin ditingkatkan dengan bantuan kakak tingkat yang berpengalaman. Setiap latihan, aku berusaha memberikan yang terbaik, tetapi rasa percaya diriku masih jauh dari sempurna. Kekurangan dalam teknik dan kualitas suara masih terasa mengganjal. Meski demikian, aku terus berjuang dan berusaha mengatasi semua ketidakpercayaan diri yang ada.
ADVERTISEMENT
Hari-hari menjelang perlombaan terasa semakin mencekam. Rasa gugup dan tak tenang menghantui. Aku terus berusaha menjaga suara dengan meminum jamu dan berlatih semaksimal mungkin. Dukungan dari teman-teman dan dosen memberiku semangat untuk terus maju.
Akhirnya, hari lomba PCFest 2023 pun tiba. Aku berangkat ke Politeknik Media Kreatif dengan hati yang berdebar kencang. Suasana di sana begitu ramai dan meriah. Para peserta dari berbagai perguruan tinggi datang dengan penuh semangat dan antusiasme.
Acara pembukaan PCFest 2023, aku disuguhkan dengan berbagai kegiatan yang menarik dan bermanfaat. Acara diawali dengan upacara pembukaan yang meriah, diikuti dengan sambutan dari berbagai pihak, dan penampilan dari para peserta yang memukau.
Rasa cemas mulai melanda. Aku melihat teman-temanku sibuk mempersiapkan diri, begitu pula aku. Aku berlatih mengolah suara dengan bantuan kakak tingkat yang ahli di bidang tersebut. Perasaan khawatir dan cemas bercampur aduk, namun aku berusaha untuk tetap tenang agar dapat tampil maksimal di esok hari.
ADVERTISEMENT
Tibalah saatnya aku untuk mengikuti perlombaan news anchor. Sebelum perlombaan dimulai, diadakan seminar news anchor yang menghadirkan seorang news anchor ternama sebagai pembicara. Dalam seminar tersebut, aku belajar banyak tentang tips dan trik menjadi news anchor yang sukses.
Setelah seminar, perlombaan news anchor pun dimulai. Aku merasa gugup dan cemas saat melangkah ke ruang lomba. Melihat peserta lain yang terlihat begitu percaya diri dan memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dariku membuatku semakin ragu dengan kemampuan diri sendiri.
Aku mendapat urutan nomor ketiga, sehingga hanya memiliki sedikit waktu untuk mempersiapkan diri dengan teks yang akan dibacakan. Rasa panik dan cemas semakin melanda. Aku ingin menyerah, tapi aku tahu bahwa aku tidak boleh mundur. Aku harus menampilkan yang terbaik, demi nama baik kampus dan diriku sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika tiba giliranku untuk tampil, aku berusaha menenangkan diri dan fokus pada tugas yang di depan mata. Aku membawakan berita dengan penuh semangat, berusaha menutupi rasa gugup dan cemas. Aku ingat pesan kakak tingkatku untuk selalu tampil dengan penuh percaya diri dan menghayati setiap kata yang diucapkan.
Langkah kakiku terasa berat saat melangkah masuk ke studio perlombaan. Di depan mataku, terdapat juri duduk dengan tatapan serius, siap menilai penampilanku. Sorotan lampu studio terasa begitu panas, menerangi setiap sudut ruangan yang tertutup. Jantungku berdetak kencang, rasa gugup dan cemas semakin melanda.
Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Aku fokus pada teks berita yang ada di tanganku, mencoba untuk menghayati setiap kata dan kalimat. Aku ingin menyampaikan berita dengan jelas, akurat, dan penuh semangat.
ADVERTISEMENT
Suara pertamaku keluar dengan sedikit gemetar. Rasa gugup masih terasa, namun aku terus berusaha untuk menguasai diri. Aku membawakan berita dengan intonasi yang tepat, memperhatikan artikulasi dan gestur tubuh. Aku ingin memberikan kesan profesional dan meyakinkan kepada para juri.
Akhirnya, tibalah saatnya untuk menyelesaikan penampilanku. Aku mengucapkan kalimat terakhir dengan penuh semangat dan rasa lega. Aku telah menyelesaikan tugas yang diberikan, dan aku berharap penampilanku dapat memuaskan para juri.
Aku melangkah meninggalkan studio perlombaan dengan perasaan campur aduk. Ada rasa lega karena telah menyelesaikan tugas, namun juga ada rasa gugup dan cemas menanti hasil penilaian. Aku hanya bisa berharap bahwa semua usaha dan perjuangan yang telah kulakukan dapat membuahkan hasil yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Meskipun aku sadar penampilanku tidak sempurna, karena aku masih merasakan gugup dan merasa tidak percaya diri. Namun, aku telah memberikan yang terbaik. Aku telah berjuang untuk menunjukkan kemampuan terbaikku.
Setelah perlombaan yang penuh perjuangan, ketegangan masih menyelimuti hatiku. Aku tahu bahwa pengumuman juara akan segera tiba, dan rasa cemas mulai menggerogoti. Di tengah rasa tidak tenang itu, kami diajak berkeliling kota Jakarta.
Bersama teman-teman, kami mengunjungi berbagai tempat wisata. Tawa dan canda tawa kami menggema di sepanjang perjalanan. Aku berusaha untuk menikmati momen ini, meskipun rasa cemas tak kunjung hilang.
Di dalam hati kecilku, aku terus bertanya-tanya, "Apakah aku akan menjadi pemenang? Apakah usahaku selama ini akan terbayarkan?". Rasa penasaran dan keraguan itu bercampur aduk dengan rasa syukur atas kesempatan yang telah diberikan.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pengumuman juara akan segera dilaksanakan. Jantungku berdebar kencang, rasa gugup dan cemas semakin memuncak. Aku duduk bersama teman-teman, menunggu dengan penuh harap.
Satu per satu nama pemenang diumumkan. Rasa lega dan bahagia menyelimuti hatiku saat nama teman-temanku disebutkan. Aku ikut berbahagia atas kesuksesan mereka, meskipun rasa kecewa mulai menggerogoti.
Hingga akhirnya, pengumuman untuk kategori news anchor pun tiba. Aku menanti dengan penuh debar jantung. Nama demi nama dibacakan, namun namaku tak kunjung terdengar. Rasa kecewa dan sedih mulai melanda.
Aku tak mampu rasa sedihku saat namaku tak ada dalam daftar pemenang. Rasa malu dan penyesalan menyelimuti diriku. Aku merasa telah mengecewakan semua orang yang mempercayaiku.
ADVERTISEMENT
Perjalanan pulang ke rumah terasa berat. Aku merenungkan kesalahanku dan memikirkan apa yang bisa aku lakukan untuk menjadi lebih baik di masa depan. Aku menyesal karena tidak tampil sebaik mungkin, tapi aku juga belajar dari pengalaman ini.
Sesampainya di rumah, aku mencoba menenangkan diri. Aku meyakinkan diri bahwa ini bukan kegagalan, melainkan awal yang baru. Aku masih memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan berkembang. Aku akan terus berlatih dan meningkatkan kemampuanku, dan aku yakin bahwa aku akan meraih kesuksesan di masa depan.
Pengalaman dari kisah ini mengajariku bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran. Kita tak boleh terlarut dalam kesedihan dan menyalahkan diri sendiri. Aku bersyukur atas pengalaman ini, dan aku yakin bahwa ini akan membuatku menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh di masa depan.
ADVERTISEMENT