Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Diet yang Menyiksa Kesehatan: Bahaya di Balik Pola Makan Ekstrem
16 Oktober 2024 10:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nurhayati Hafid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menghindari Perangkap Diet yang Merugikan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di tengah maraknya tren kesehatan dan kebugaran, diet ekstrem saat ini sering kali menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin mencapai bentuk tubuh ideal secara cepat. Namun, dibalik janji menurunnya berat badan yang instan, terdapat potensi bahaya yang mengancam kesehatan fisik dan mental.
Pola makan ekstrem, seperti diet rendah kalori atau diet yang menghilangkan satu atau beberapa kelompok makanan, dapat menyebabkan dampak serius terhadap kesehatan. Mengurangi asupan kalori secara drastis dapat memperlambat metabolisme tubuh. Ketika tubuh merespons kekurangan dengan menurunkan laju metabolisme, hal ini dapat menyulitkan penurunan berat badan di masa depan dan meningkatkan risiko penambahan berat badan setelah diet dihentikan.Selain itu, Tak hanya fisik, diet ekstrem juga berdampak besar pada kesehatan mental. Penelitian yang diterbitkan dalam Eating Disorders menunjukkan bahwa individu yang mengikuti diet ekstrem cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku makan. Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat meningkat, menciptakan siklus berbahaya yang sulit untuk diputuskan.
ADVERTISEMENT
Hidup sehat salah satunya harus dilakukan dengan menerapkan pola makan atau diet gizi seimbang. Namun faktanya, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) justru 95,5 persen orang Indonesia melakukan diet tidak sehat.
Salah satu argumen yang sering muncul adalah bahwa diet ekstrem dapat memberikan hasil yang cepat dan memotivasi individu untuk menjalani gaya hidup sehat. Meskipun ada kebenaran dalam hal motivasi, hasil yang cepat sering kali bersifat sementara. Banyak yang mengalami " weight cycling", di mana berat badan turun drastis hanya untuk kemudian kembali naik dan bahkan bertambah. Diperkirakan 20% hingga 30% orang dewasa mengalami siklus berulang penurunan berat badan dan kenaikan kembali—sebuah fenomena yang disebut sebagai siklus berat badan
Pendekatan yang lebih seimbang dan berkelanjutan adalah solusi yang lebih baik. Pola makan seimbang yang mencakup semua kelompok makanan memberikan nutrisi yang diperlukan tubuh agar berfungsi dengan baik. Mengadopsi pola makan yang fokus pada keberagaman makanan, seperti buah, sayur, biji-bijian, dan protein sehat, tidak hanya membantu penurunan berat badan, tetapi juga mendukung kesehatan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Diet ekstrem mungkin menawarkan hasil instan, tetapi bahaya yang mengintai di baliknya jauh lebih besar. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa kesehatan jangka panjang dan kesejahteraan mental lebih berharga daripada penurunan berat badan yang cepat. Dengan beralih ke pola makan yang lebih seimbang dan berkelanjutan, kita dapat mencapai tujuan kesehatan kita tanpa risiko yang mengancam. Mari kita renungkan kembali pilihan diet kita dan berinvestasi dalam kesehatan yang lebih baik