Manisnya Roti antar Kakek Khaerudin ke Tanah Suci

15 Mei 2017 8:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Senyum Kakek Khaerudin dan istri (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Senyum Kakek Khaerudin dan istri (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Tak ada yang menyangka, pria renta penjaja roti keliling dengan pendapatan minim dapat mencicip beribadah langsung ke tanah suci. Khaerudin (93) salah satu yang beruntung.
ADVERTISEMENT
Berbekal teguhnya kekuatan doa, kata letih tak pernah ada dalam kamus kehidupannya. Sejak matahari terbit hingga kembali ke peraduannya, tubuh renta Khaerudin tak mengenal rasa letih mendorong gerobak rotinya.
Penantian dan doa Khaerudin kini berbuah manis, panggilan ke tanah suci didapatkannya. Ucapan terima kasih tak luput mereka berikan kepada tim kumparan (kumparan.com) dan kitabisa.com yang mengantarkan Khaerudin beserta istrinya Maunah menuju detik-detik keberangkatannya ke tanah suci untuk beribadah umrah, Jumat (13/5).
Keberangkatan Kakek Khaerudin dan istri ke tanah suci tak lepas dari jasa para donatur yang menyalurkan donasi melalui kumparan dan kitabisa.com. Sementara pelaksanaan ibadah keduanya didampingi oleh Dompet Dhuafa Travel.
ADVERTISEMENT
Kakek Khaerudin bersiap berangkat umrah (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kakek Khaerudin bersiap berangkat umrah (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Ada satu yang tak dilupakan Khaerudin, roti yang menjadi andalannya dalam mendulang rupiah setiap hari, turut dibawanya sebagai bekal.
"Ayo Mas, Mbak, roti. Tukang roti bawaannya roti juga nih," ujarnya sembari tersenyum simpul.
Sambil menikmati roti, ia menuturkan beberapa kisah potongan perjuangan hidup yang selama ini ia jalani. Di akhir cerita Khaerudin mengatakan, selama puluhan tahun hidup di Jakarta, dia tak pernah sekalipun menginjakkan kaki di bandara, apalagi naik pesawat.
"Iya ini naik pesawat pertama, deg-degan juga," tuturnya.
Tak hanya pelanggan saja yang merasakan kenikmatan roti yang ia jajakan. Kini manisnya roti juga turut ia nikmati.
Buah kesabaran yang seakan tak ada batasnya serta kekuatan doa yang tak henti dipanjatkan, mengantarkan Khaerudin pada cita-cita lamanya: menjadi tamu di tanah suci.
ADVERTISEMENT