Pasca Penggerebekan, Ruko Bekas Pesta Gay di Kelapa Gading Sepi

22 Mei 2017 15:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ruko Pesta Gay (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruko Pesta Gay (Foto: Diah Harni/kumparan)
Pasca penggerebekan pesta gay pada Minggu (21/5), suasana PT Atlantis Jaya Ruko Kukan Permata, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara terlihat lengang. Dari luar gedung, terlihat 30-an motor dan satu mobil Toyota Yaris putih yang dilingkari garis polisi.
ADVERTISEMENT
Ruko tempat gay mesum diberi garis polisi (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruko tempat gay mesum diberi garis polisi (Foto: Diah Harni/kumparan)
Menurut pemilik warung makan berlokasi tak jauh dari Ruko Kukan Permata, sejak pagi kondisi ruko berlantai empat tersebut sudah sepi. Menurutnya, biasanya setelah pukul 14.00 WIB, ruko tersebut mulai ramai didatangi pelanggan.
"Saya datang dari subuh memang sudah sepi, paling wartawan yang mondar-mandir," ujar pemilik warung yang enggan disebut namanya, Senin (22/5).
Ruko tempat gay mesum diberi garis polisi (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruko tempat gay mesum diberi garis polisi (Foto: Diah Harni/kumparan)
Menurut dia, sebenarnya banyak warga setempat yang sudah mengetahui pesta seks homoseksual yang diadakan di tempat tersebut, namun mereka memilih diam. "Saya tahu udah lama, tapi mau gimana, kan saya juga cari rezeki di sini," ujar pemilik warung.
Lebih lanjut lagi, sang pemilik warung menjelaskan, banyak pelanggan dari 'tempat fitnes' tersebut yang makan di warung miliknya. Gerak-gerik mereka tampak tidak wajar.
ADVERTISEMENT
Ruko tempat gay mesum diberi garis polisi (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruko tempat gay mesum diberi garis polisi (Foto: Diah Harni/kumparan)
"Beberapa sering makan di sini, kalau jalan berdua gandengan, seperti orang pacaran," tambahnya.
Pemilik warung mengaku, sebenarnya dia sudah resah dengan pesta gay tersebut, namun ia mengaku enggan untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib. "Saya sih ingin itu diberesin, tapi saya cuma orang kecil, enggak berani " pungkasnya.
Reporter: Diah Harni