RI Akan Beri Pelatihan Polisi Myanmar demi Kedamaian Rakhine State

29 April 2017 15:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anak-anak Rohingya serius belajar (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Rohingya serius belajar (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Presiden Joko Widodo menegaskan, Indonesia mendukung penuh upaya perdamaian di Rakhine State, Myanmar. Pemerintah Indonesia siap memberi bantuan pelatihan keamanan.
ADVERTISEMENT
Komitmen tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi (Daw Suu), Sabtu (29/4). Pertemuan yang digelar selama 30 menit itu dilaksanakan di Hotel Sofitel, Philippine Plaza, Manila, sebelum bertolak menuju acara pembukaan KTT ASEAN ke-30.
Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Retno mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung hangat dan bersahabat. Jokowi berkomitmen untuk memberikan bantuan kerja sama kepada Myanmar. Salah satunya adalah pengembangan kapasitas sumber daya Myanmar, utamanya mengenai kebutuhan akan pelatihan bagi para polisi Myanmar.
"Jadi secara nasional kalau dilihat dari jumlah, maka Myanmar itu hanya memiliki separuh dari kebutuhan polisi. Pernah disebut bahwa jumlah yang dimiliki sekitar 80 ribu tetapi sebenarnya jumlah yang diperlukan adalah 160 ribu. Daw Suu mengatakan ingin bekerja sama dengan Indonesia dalam rangka capacity building untuk polisi-polisi," kata Retno.
ADVERTISEMENT
Jokowi kemudian menyampaikan kepada Daw Suu bahwa kestabilan sebuah pemerintahan merupakan hal yang harus terus dipelihara. Sebab, kestabilan politik di Myanmar juga memiliki implikasi yang luas di kawasan, khususnya di Asia Tenggara.
Selain itu, Jokowi juga berkomitmen untuk mengirimkan bantuan yang bersifat segera dan jangka menengah hingga jangka panjang.
"Intinya adalah agar Rakhine State ini bisa berkembang menjadi sebuah wilayah yang maju secara inklusif, yang tidak terjadi diskriminasi, dan sebagainya. Tadi Presiden mengatakan antara lain program-programnya yang kita tawarkan adalah program untuk kesehatan, untuk pendidikan, untuk livehood program, dan lain-lain," ungkapnya.
Jokowi dan Daw Suu juga sempat membicarakan seputar pembangunan rumah sakit di Rakhine. Daw Suu mengatakan semua masalah perizinan telah selesai sehingga konstruksi dapat dimulai sesegera mungkin.
ADVERTISEMENT
"Daw Suu menyampaikan bahwa situasinya memang tidak mudah, tetapi Daw Suu menyampaikan bahwa komitmen pemerintah Myanmar sangat kuat untuk memperbaiki situasi yang ada di Rakhine State," ujar Retno.