Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Tokoh Agama Diminta Usung Kebersamaan untuk Kesejahteraan
7 September 2017 9:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) menggelar rapimnas di Bali pada 5-7 September 2017. Dalam rapimnas kali ini, para tokoh agama diminta untuk menjadikan titik kebersamaan dalam nilai-nilai agama untuk menyejahterakan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Acara Rapimnas dibuka oleh kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Surya Candra Suropati dan keynote speaker Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta.
Ketua Umum Fapsedu, Kiai Cholil Nafis, dalam sambutannya mengatakan, Fapsedu merupakan manefestasi spirit keagamaan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Menurutnya, Fapsedu yang berdiri pada tanggal 28 Juni 2008 dan kini bertepatan dengan milad ke-10, harus ikut berperan aktif dalam mendukung Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Karena itu, pada Rapimnas kali ini mengangkat tema: 'Revitalisasi Peran Tokoh Agama dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkarakter dan Berwawasan Kebangsaan'. Menurutnya, tema ini diangkat untuk meningkatkan peran tokoh agama dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang sebentar lagi akan mendapatkan bonus demograsi. Cholil mengingatkan bonus demografi hanya akan menguntungkan jika SDM bangsa Indonesia berkualitas.
ADVERTISEMENT
"Kondisi SDM bangsa Indonesia masih tertinggal. Seperti kesehatan fisik dan intelektual di Indonesia belum menggembirakan," ujar Cholil dalam keterangan yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (7/9).
Cholil menjelaskan, stunting (pendek fisik dan intelektual) di Indonesia masih 37 persen sehingga mengakibatkan banyak ibu hamil dan anak balita kurang gizi. Tenaga kerja Indonesia masih 60 persen lulusan sekolah dasar.
"Indeks pembangunan manusia masih di peringkat 113 dari 188 negara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2016 sebanyak 27,76 juta jiwa atau 10,70% secara persentase. (susenas Maret 2016)," tuturnya.
Kondisi Indonesia yang masih tertinggal dari negara-negara maju memanggil tanggung jawab tokoh-tokoh agama untuk memajukan bangsa sebagai komitmen keagamaan dalam mengisi kemerdekaan. Bagi forum lintas agama dalam wadah Fapsedu menganggap kebhinekaan adalah sesuatu yang sudah final, dan tugas generasi berikutnya adalah mengisinya untuk mencapai cita-cita kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
"Para tokoh lintas agama berkewajiban menjadikan titik kebersamaan dalam nilai-nilai agama untuk menyejahterakan masyarakat," kata Cholil.
Menurutnya, hal paling mendasar dari membangun sumberdaya manusia agar dapat menjadi bangsa yang kompetitif adalah memulainya dari keluarga. Sebab keluarga adalah komunitas terkecil dari masyarakat nasional dan dunia.