Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Calon Suamiku Gondrong Pakai Blangkon untuk Nikahan, Norak Gak Sih?
15 Oktober 2020 14:25 WIB
Tulisan dari Nurlaela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku lebih suka suamiku berambut gondrong, tapi tentu saja itu aku. Aku tak memaksa kamu, kamu, kamu semua untuk ikut suka juga. Sejak kami pacaran aku tak pernah meminta kekasihku itu potong rambut, biarkan saja dia potong rambut sesuka hatinya, justru dengan gondrong itu jauh lebih bagus, pikirku. Dan pastinya aku lebih suka dia berambut gondrong.
ADVERTISEMENT
Tapi aku adalah aku, bukan keluargaku juga bukan keluarganya. Masalah ini muncul ketika kami mempersiapkan pernikahan, sebetulnya tidak terlalu tepat untuk disebut masalah karena ini bukan masalah yang gede-gede amat. Cuma protes dari kanan kiri saja agar nanti calon suamiku—yang kini jadi suamiku—mau potong rambut.
Ya sebetulnya wajar sih, mungkin di mata orang tua kami rambut gondrong kerap diidentikkan dengan sesuatu yang negatif—seperti preman—dan sesuatu yang tidak rapi lainnya. Sebenarnya mau nimpalin dan bilang kalau Brad Pitt aja gondrong keren, tapi bisa-bisa aku "disemprot" kalau jawab begitu. "Brad Pitt kan artis udah ganteng dari sononya."
Eh tapi emak-bapak tahu enggak ya Brad Pitt siapa? Tapi yaudahlah ya. Jadi pas diprotes untuk potong rambut aku sih cuman bisa senyum-senyum aja.
ADVERTISEMENT
Sampai-sampai keponakanku yang masih bocah kelas 3 SD aja yang tadinya girang banget ketemu sama omnya jadi enggak mau gara-gara lihat rambut omnya gondrong.
"Ga mau ah wak, rambutnya panjang kaya cewek," katanya.
Dan karena saking banyaknya yang protes, akhirnya aku minta suamiku untuk potong rambut dan aku coba konsultasilah ke pakarnya. Saya coba kontak kawan yang memang ahli fashion, ya memang belum sekelas Didiet Maulana, tapi kalau ditanya soal fashion memang enggak diragukan lagi.
Kira-kira begini chat-nya.
Ternyata dia pun enggak sepakat dengan gondrong. Lalu aku coba cari-cari di Mbah Google model nikahan rambut gondrong pakai blangkon. Dan ternyata yang keluar gambar almarhum Didi Kempot. Sampai-sampai kawanku bilang bisa-bisa nanti yang datang ke nikahan lu sobat ambyar semua!
ADVERTISEMENT
Fix enggak ada yang mendukungku. Rata-rata semua menolak dan meminta suamiku potong rambut.
Karena jawaban-jawaban itulah akhirnya aku coba menawarkan suami apakah tertarik buat potong rambut. Sejujurnya aku rada ragu, karena dari awal kami sepakat untuk tidak potong rambut ketika nikah nanti.
Tentu saja, sesuai ramalan, suami jawab tidak! Sejujurnya dia enggak tahu soal hasil penelusuranku di Google kalau gondrong pakai blangkon itu kayak gimana. Setelah tawaran untuk potong rambut ditolak, aku pun tak ada niatan untuk menawarkan potong rambut lagi, dengan berharap semoga pas acara nanti enggak seperti hasil penelusuran Mbah Google.
Btw blangkon ini enggak sesuai rencana awal. Ketika fitting pun kami tak ada rencana pakai blangkon. Jadinya suami enggak jajal terlebih dahulu. Jadi kami enggak ada gambaran sama sekali kalau nantinya pakai blangkon bakal kayak gimana.
ADVERTISEMENT
Tapi beruntunglah, pak suami terketuk hatinya untuk potong rambut. Bayangan sobat ambyar datang ke acara nikahan pun hilang. HAHA.