Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dinamika Ojek: Menganalisis Perbedaan Antara Ojek Online dan Ojek Konvensional
12 Desember 2023 13:12 WIB
Tulisan dari Nur Lailatul Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semakin majunya teknologi di Indonesia, bidang teknologi transportasi pun tidak mau kalah. Bidang teknologi transportasi di Indonesia juga mengalami kemajuan dengan hadirnya aplikasi ojek online atau biasa disebut ojol. Aplikasi ojek online pertama di Indonesia yaitu aplikasi Gojek, yang didirikan oleh Nadiem Makarim pada tanggal 5 Oktober 2010. Selanjutnya muncullah aplikasi ojek online lainnya yaitu Grab, maxim, in Driver, Uber, dan aplikasi ojek online lainnya.
ADVERTISEMENT
Semenjak munculnya aplikasi ojek online tersebut, beberapa driver ojek konvensional mengeluh karena mereka mulai terancam keberadaannya dan karena itulah muncul suasana kompetitif antara driver ojek online dengan driver ojek konvensional, ternyata keberadaan ojek online ini semakin diminati karena memudahkan bagi penumpang maupun pengendara.
Dengan hadirnya ojek online memudahkan masyarakat dalam memesan transportasi. Misalnya yaitu dengan cara memesan terlebih dahulu melalui smartphone dan driver ojek online pun menjemput di tempat sesuai yang sudah diatur oleh konsumen, sedangkan ojek konvensional membutuhkan waktu yang lebih lama, karena penggunanya harus menghampiri ke pangkalan ojek terlebih dahulu atau menunggu sampai driver ojek konvensional datang. Dengan begitu, mungkin membuat konsumen lebih menghemat waktunya.
Apa saja sih dampak ojek online?
ADVERTISEMENT
Ojek online memiliki banyak dampak baik bagi masyarakat yaitu selain murah, layanan ojek menjadi lebih mudah, dan menjadi lebih cepat. Munculnya ojek online sangat berguna bagi masyarakat, karena dapat mempermudah untuk bepergian. Adanya ojek online dapat memperbaiki kendaraan ojek menjadi terpercaya dan aman, selain itu penumpang maupun pelanggan dapat memesan ojek secara online dengan lebih mudah dan tidak perlu mencari ke tempat pangkalan ojek, serta dapat dipesan melalui aplikasi ojek online.
Namun saat awal mula munculnya aplikasi ojek online, terdapat pro dan kontra dikarenakan ojek online tersebut yang mengakibatkan penghasilan driver ojek konvensional menurun. Sehingga menimbulkan perdebatan di antara masyarakat tentang pemilihan kendaraan ojek.
Dengan hadirnya ojek online mengakibatkan berkurangnya minat masyarakat terhadap penggunaan ojek konvensional, dikarenakan ojek online dianggap lebih efisien, serta keamanan dan kenyaman yang lebih terjamin. Dalam pemesanannya pun lebih cepat, karena customer tidak perlu menunggu lama.
ADVERTISEMENT
Dalam segi tarifnya pun lebih murah dibandingkan ojek konvensional, karena ojek online biasanya menawarkan voucer diskon atau promo bagi penggunanya, sedangkan ojek konvensional dalam tarifnya tergantung jarak lokasi tujuannya dan ditentukan oleh driver ojek konvensional tersebut.
Transportasi online biasanya terkena tarif batas bawah Rp 3.500 per km sedangkan batas atasnya Rp.6.000 per km. Berbeda dengan tarif ojek konvensional yang memasang tarif Rp.6.500 per km, bahkan ada ojek konvensional yang memberi tarif harga jauh lebih mahal. Maka dari itu masyarakat lebih memilih untuk menggunakan ojek online (Ferdila & Us, 2021).
Selain itu, dalam bertransaksi, ojek online memberikan kemudahan, ketika customer tidak memegang uang tunai, ojek online menyediakan layanan bertransaksi melalui dompet digital. Dengan kemudahan tersebut, membuat driver ojek konvensional menjadi resah, karena terkesan menenggelamkan keberadaan ojek konvensional dan penggunaan ojek online tersebut memengaruhi pendapatan driver ojek konvensional menjadi menurun. Namun, dalam bertransaksi, ojek konvensional masih bisa menggunakan uang tunai.
ADVERTISEMENT
Semakin berkurangnya minat masyarakat untuk menggunakan ojek konvensional, tidak sedikit yang menjadikan para driver ojek konvensional beralih profesi menjadi driver ojek online, karena penghasilan yang didapatkan oleh driver ojek online pun lebih banyak dibandingkan pendapatan driver ojek konvensional.
Namun ojek online juga memiliki kekurangan yaitu minimnya pemahaman masyarakat terhadap aplikasi ojek online, jaringan yang bermasalah, dan tersebarnya data pribadi terhadap aplikasi ojek online. Para pengemudi ojek konvensional merasa dirugikan karena adanya ojek online, yang dapat meminimalisir atau berkurangnya pendapatan para pengemudi ojek konvensional. Meskipun ojek konvensional memiliki beberapa kekurangan, tetapi dalam segi perekonomian, ojek konvensional memegang peran.
Mengapa masih ada driver ojek konvensional yang masih belum beralih profesi menjadi driver ojek online?
ADVERTISEMENT
Namun masih ada para driver ojek konvensional belum beralih menjadi driver ojek online, karena mereka masih ingin mempertahankan ojek konvensional dengan cara memberikan pelayanan yang lebih baik. Selain itu, masih ada yang kesulitan dalam mendaftar ojek online dan rata-rata driver ojek konvensional yaitu kalangan bapak-bapak yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, sehingga ada yang belum memiliki smartphone atau belum paham mengoperasikan smartphone-nya. Serta ada faktor lainnya, yaitu tidak mengerti cara menggunakan maps.
Apa penyebab para driver ojek konvensional tidak bisa menurunkan harga tarifnya?
Meskipun para pelanggan menganggap ojek konvensional agak mahal, tetapi sebenernya para driver ojek konvensional juga tidak bisa langsung menurunkan harga tarifnya, karena mereka juga harus menafkahi keluarganya. Mereka para driver ojek konvensional mendaptkan penghasilan dan mencari nafkah hanya dari meng-ojek.
ADVERTISEMENT
Meskipun ojek online merupakan pesaing yang cukup kuat mereka tetap optimis. Beberapa anggota meyakini bahwa keberadaan ojek online tidak mengurangi semangat mereka untuk bekerja dan bertahan hidup (Mufida et al., 2023).
Ojek online per tahunnya semakin meningkat karena adanya harga yang lebih murah dari ojek konvensional, sehingga penumpang ojek konvensional semakin menurun karena harga yang tidak terduga dan belum diketahui.
Dengan berkembangnya ojek online merupakan salah satu perwujudan perubahan sosial, karena layanan ojek online sudah dianggap menguntungkan di tengah perkembangan teknologi dan globalisasi di Indonesia. Namun, sebagian pemahaman masyarakat terhadap perubahan sosial ini justru masih ada yang menganggap ojek online telah mengambil peranan ojek konvensional yang sudah ada sejak dahulu.
ADVERTISEMENT
Kalau dilihat dari sisi ekonomi bagi yang belum mendapatkan pekerjaan, ojek online telah membantu pengangguran yang sedang mencari pekerjaaan.
Dari banyaknya dampak positif, ojek online juga memiliki dampak negatifnya yaitu minimnya pengetahuan masyarakat terhadap ojek online, dan jaringan yang buruk sehingga tidak dapat mengakses dan memesan ojek online.
Daftar Bacaan
Ferdila, M., & Us, K. A. (2021). Analisis Dampak Transportasi Ojek Online terhadap Pendapatan Ojek Konvensional di Kota Jambi. IJIEB : Indonesian Journal of Islamic Economics and Business, 6(2), 134–142.
Mufida, A., Wulandari, P., & Silvia, P. J. (2023). Persaingan Ojek Online Dengan Ojek Konvensional Terhadap Kepuasan Pelanggan. Jurnal Politikom Indonesiana, 8(1), 84–97. https://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesianahttps://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesiana