Konten dari Pengguna

Singgah Sejenak di Jatinangor, Kota Kecil Penuh Mahasiswa

Nur Pangesti
Mahasiswa Jurnalistik Semester 4 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
22 Juni 2023 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Pangesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. Foto: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. Foto: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Sudah jangan ke Jatinangor…. Masih banyak kota lainnya.
Begitu lirik lagi legendaris yang dinyanyikan oleh The Panasdalam Bank feat. Jason Ranti yang menggambarkan seorang pemuda sedang patah hati karena orang yang dicintainya sudah memiliki kekasih.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan rasa patah hati ketika mendengar pertanyaan kebanyakan orang “Hah Jatinangor? Dimana Jatinangor itu?”. Yaa masih banyak orang-orang di luar sana yang bertanya tanya mengenai Jatinangor. Jatinangor merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Sumedang. Bagi beberapa mahasiswa baru mereka sangat senang diterima di Universitas Padjadjaran, bayangan di benak mereka setelah diterima di Universitas Padjadjaran akan kuliah di tengah keramaian Kota Bandung. Namun ternyata salah, sejak tahun 1983 Universitas Padjadjaran telah mulai memindahkan kegiatan pendidikannya ke Jatinangor.
“emang iya unpad tuh di jatinangor? Aku baru tau kirain di bandung huhuhu” Bunyi cuitan yang diunggah oleh akun twitter @kikilsapi_.
Berkenalan dengan Jatinangor
Jatinangor merupakan sebuah kecamatan yang memiliki luas 3.285 hektar yang terletak di ujung Kabupaten Sumedang. Wilayah ini yang sering disebut dengan Bandung coret karena berbatasan langsung dengan wilayah Bandung. Ya karena mau dibilang Bandung tapi memang bukan termasuk ke wilayah Bandung. Di balik kecilnya wilayah Jatinangor, terdapat banyak hal unik di dalamnya. Salah satunya wilayah Jatinangor dikenal dengan kota kecil lautan mahasiswa. Bagaimana tidak, di Jatinangor terdapat 4 kampus ternama mulai dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN, Institut Teknologi Bandung (ITB), IKOPIN, dan Universitas Padjadjaran.
ADVERTISEMENT
Kota kecil yang dulunya merupakan kawasan perkebunan sekarang sudah ramai tak kalah dengan kota metropolitan. Meskipun wilayah Jatinangor tidak begitu luas, para mahasiswa tidak perlu khawatir karena jatinangor memiliki cukup banyak cafe dan fasilitas pertokoan layaknya kota mini. Bahkan di tahun 2023 ini, Jatinangor akan menjadi wilayah pendidikan yang jauh lebih ramai dengan kedatangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang baru masuk kuliah.
Tempat healing mahasiswa Jatinangor
Jatinangor National Flower Park. Foto: Dokumen Pribadi
Jatinangor Town Square alias jatos merupakan satu-satunya mall yang ada di Jatinangor. Walaupun bukan mall yang besar, keberadaan yang strategis di antara 4 kampus membuat jatos biasanya dijadikan alternatif oleh mahasiswa yang tinggal di Jatinangor untuk sekedar melepas penat, jalan-jalan, atau berbelanja. Di jatos juga terdapat bioskop yang menjadi satu-satunya bioskop di Jatinangor. Makannya tak heran jika bioskop di Jatos selalu ramai pengunjung setiap ada film terbaru.
ADVERTISEMENT
Jatinangor juga memiliki hidden gem, salah satunya yaitu perpustakaan Batu Api. Perpustakaan yang berada di pinggir Jalan Raya Jatinangor milik Bang Anton berdiri sejak 1 April 1999. Batu api dikenal sebagai perpustakaan legendaris oleh mahasiswa di Jatinangor. Perpustakaan ini menyediakan berbagai koleksi buku, film, dan musik.
Tak kalah melegendanya paun alias pasar unpad merupakan pasar kaget yang terletak di sepanjang jalan antara kampus Universitas Padjadjaran dan ITB. Paun buka setiap hari minggu mulai pukul 6 pagi hingga 12 siang. Sebagian besar mahasiswa dan masyarakat sekitar menjadikan paun sebagai tujuan akhir setelah mereka berolahraga atau bersantai di hari libur. Selain untuk menghilangkan penat, pengunjung paun juga bisa menikmati berbagai macam jenis jajanan dengan harga yang relatif murah. Selain berburu kuliner, kalian juga bisa berbelanja pakaian, berbagai macam kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak barang lainnya. Jadi kalau kalian ingin berkunjung ke paun jangan lupa untuk menyiapkan uang lebih. Karena biasanya bakal kalap kalau udah liat bermacam barang serta kuliner yang ada di paun.
ADVERTISEMENT
Nah belum lama ini wilayah jatinangor memiliki wisata baru yang sempat viral dan membuat jalanan macet parah saat awal pembukaan tempat wisatanya. Wisata tersebut adalah Jatinangor National Flower Park atau yang sering disebut dengan Jans Park. Wisata baru bak negeri dongeng tersebut memantik antusias masyarakat untuk berbondong-bondong menikmati hari libur. Jans park memiliki area taman yang luan dilengkapi dengan berbagai wahana permainan dan juga spot foto yang mempesona.
Suka duka di Jatinangor
Tinggal di kota kecil penuh dengan mahasiswa ini tentu meninggalkan kesan tersendiri bagi mahasiswa yang pernah menginjakan kaki dan menetap disana. Tersimpan banyak suka dan duka yang ada ketika menjadi salah satu dari banyaknya mahasiswa yang menetap di Jatinangor. Meskipun Jatinangor bukan wilayah Bandung, tapi akses menuju Bandung cukup mudah dijangkau dengan adanya fasilitas kendaraan umum yaitu Bus Damri dengan ongkos 5 ribu rupiah saja.
ADVERTISEMENT
“Suka di nangor itu ada fasilitas damri-du jadi lebih gampang dan di kampus (Universitas Padjadjaran) ada fasilitas odong jadi memudahkan mahasiswa yang ga bawa kendaraan” ungkap Nelsy, mahasiswa semester 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Jalan raya di Jatinangor tanpa trotoar. Foto: Dokumen pribadi
Namun dibalik itu, wilayah padat mahasiswa ini masih sangat minim fasilitas untuk pejalan kaki. Minimnya jumlah trotoar dan tempat penyebrangan yang kurang layak sangat mengganggu kenyamanan mahasiswa dan masyarakat sekitar.
“dukanya di nangor miris sama jpo dan trotoar jadi agak kurang worth it buat jalan kaki dan jalan nangor yang naik turun ga menentu bikin jalan jadi lebih capek” ungkap Nelsy, mahasiswa semester 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Penulis: Nur Pangesti, Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
ADVERTISEMENT