Konten dari Pengguna

Bagaimana Perempuan Ditampilkan dalam Film Fifty Shades of Grey?

Nur Rahma
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi Ilmu Komunikasi. Fokus pada Broadcasting. Suka membaca dan menulis. Usia 20 tahun berasal dari Masamba ,Sulawesi Selatan
15 April 2022 10:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perempuan direpresentasikan sebagi sosok berparas cantik identik dengan keindahan, pada konteks media, bahasa, komunikasi, representasi dapat berwujud kata, gambar, sekuen, cerita lain-lain yang mewakili ide, emosi, dan fakta lainnya (Hartley, 2010). Media merepresentasikan realitas dengan menghadirkan proses seleksi dari realitas yang ada. Film yang diperankan oleh Anastasia Steele serta Cristian Grey banyak memperlihatkan adegan penyimpangan seksual yang dikenal dengan Bondage Dominance Sadomasokhisme.
ADVERTISEMENT
Masokhisme merupakan jenis penyimpangan seksual untuk mendapatkan kepuasan dengan melakukan kekerasan secara fisik maupun psikis. Penyakit tersebut biasanya disebabkan karena adanya trauma pada masa anak-anak.
Konstruksi dalam film Fifty Shades of Grey bekerja dengan sangat rapi sehingga tidak disadari jika posisi perempuan sedang dilemahkan. Hal tersebut dapat kita lihat dengan menampilkan karakter perempuan polos. Ana adalah seorang mahasiswi berusia 22 tahun, mempunyai sisi lembut, sebaliknya tokoh pria digambarkan sebagai tokoh maskulin dan super dominan. Tidak hanya itu sosok Grey diperlihatkan sebagai orang yang mempunyai kekuasaan, berasal dari ekonomi menengah atas. Lagi-lagi uang dan kekuasaan ditampilkan sebagia segalanya untuk melakukan sesuatu.
Sumber gambar shutterstock
Hasil analisis film ditemukan banyak kejanggalan, mulai dari proses pengambilan gambar yang lebih dominan memperlihatkan lekuk tubuh perempuan, seperti misalnya saat Grey membuka baju milik Ana terlihat jelas kamera menyorot bagian payudara tokoh wanita, selanjutnya menyorot bagian perut Ana nyaris memperlihatkan organ intim perempuan. Berbeda halnya dengan tokoh pria justru disorot dari arah belakang sehingga tidak memperlihatkan organ intimnya. Selanjutnya memperlihatkan ekspresi wajah tokoh wanita terlihat sangat seksi menikmati aksi erotis tersebut, tentu hal ini bisa membangkitkan gairah seksual penonton.
ADVERTISEMENT
Kejanggalan berikutnya saat memperlihatkan toko pria melakukan aksi kekerasan seksual seperti tindakan menggantung, mengikat dan memukul. Grey menanyakan kepada Ana apakah dia benar-benar bersedia melakukan seks seperti yang diinginkan Grey, Ana dengan yakin mengatakan bersedia untuk melakukannya, atas persetujuan pihak wanita penonton digiring percaya tidak ada unsur paksaan, Ana malakukannya dengan sukarela, namun kenyataannya kekuatan kapitalis, upaya mendominasi sedang diperlihatkan film tersebut. Aksi selanjutnya sempat menyita perhatian saat Grey mengikat tangan Ana lalu menggantungnya, kamera menyorot dari arah jauh (longshoot) memperlihatkan Ana tidak memakai sehelai pakaian pun, sebaliknya Grey masih menggunakan celana. Pemilihan lagu menambah kesan seksi adegan erotis.
Kesimpulan film “Fifty Shades of Grey” laki-laki ditampilkan sebagai sosok maskulin, dominan dan mempunyai pawer. Perempuan dilemahkan seolah-olah pembangkit gairah seksual yakni bagian tubuh intim perempuan. Konstruksi perempuan lemah dan objek seks sangat jelas diperlihatkan. Bahasa kamera menampilkan bagian tubuh pria sangat berbeda saat menyorot bagian tubuh wanita. Ada banyak makna dari shoot tersebut, sinematografi bekerja dengan sangat rapi.
ADVERTISEMENT
Referensi
Jurnal: Ganjar Wibowo. 2019 “Representasi Perempuan dalam Film Siti”