Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Jangan Berkecil Hati, Bayi Prematur Juga Bisa Jadi Dokter
24 November 2019 22:53 WIB
Tulisan dari Nur Said Rahmatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Jangan berkecil hati, bayi prematur juga bisa menggapai cita-cita hingga menjadi dokter.”
ADVERTISEMENT
Sebuah untaian kata, yang menjadi harapan bagi para orangtua yang mengalami melahirkan bayi prematur. Ya, kata-kata ini saya dapati dari acara bincang gizi bersama Danone di Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada 17 November.
Di hari Prematur Sedunia ini, Danone mengangkat tema acara “Nutrisi dan Penangan Tepat Bantu Prematur Tumbuh Optimal”. Ya, sesuai dengan judul yang disampaikan, dengan menghadirkan beberapa dokter ahli di bidangnya untuk memberikan gambaran adanya harapan hidup yang sama atas kelahiran bayi prematur denagn bayi normal.
Bayi prematur menjadi kelahiran pada usia di dalam kandungan kurang dari 37 minggu. Bayi dengan kelahiran prematur akan memiliki banyak komplikasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. bagian tubuh yang mengalami komplikasi seperti, Paru, Gastrointestinal/Nutrisi, Imunologi, Sistem Saraf Pusat, Mata, Ginjal, Homatologi sampai Endokrin.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, kelahiran prematur menduduki peringkat 5 tertinggi dengan angka kelahiran 675.000 pada tahun 2010 dari 10 negara penyumbang kelahiran bayi prematur tertinggi. Dan ditahun 2019, berdasarkan temuan EveryPremier pada bulan Mei terdapat 528.000 kelahiran prematur setiap tahunnya.
Dan fakta yang tidak bisa dielakkan, kelahiran bayi prematur yang mengalami banyak komplikasi seperti saya sebutkan di atas. Menyebabkan anak usia balita meninggal sebanyak 27.800 setiap tahunnya.
Lantas, apakah anak dengan kelahiran prematur tidak bisa diselamatkan atau memiliki hak yang sama dengan anak-anak dengan kelahiran normal untuk menggapai cita-cita tertinggi?
Jawabannya bisa banget. Iya, hal ini dibuktikan oleh dr. M Azharry Rully S, Sp.A, selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang menjadi anak dengan kelahiran prematur. Ia pun menjelaskan,
ADVERTISEMENT
“Meski lahir prematur, anak masuh memiliki kesempatan untuk tumbuh sehat seperti anak-anak lainnya. ada tata laksana tertentu yang bisa diikuti dan diterapkan oleh orangtua dari anak prematur agar si kecil bisa mengejar ketertinggalan pertumbuhannya.”
Beberapa tips merawat bayi dengan kelahiran prematur:
1. Memberikan ASI sebagai penambah nutrisi yang paling baik. Setidaknya, bisa memberikan minimal 2 jam sekali. Apabila anak belum bisa menyusui, ASI bisa diberikan dengan alat pendukung seperti sendok atau gelas. ASI pun bagus untuk meningkatkan imunitas dan perkembangan tubuh anak.
2. Bayi dengan kelahiran prematur sangat rentan terkena hiportemia. Sehingga, pastikan setelah memandikan, anak sudah dalam keadaan kering dan segera diselimuti.
3. Metode kangguru. Secara detailnya, metode ini menghangatkan anak baru lahir dengan suhu tubuh yang dilakukan dengan cara menggendong anak bersama ibu untuk bersentuhan kulit dengan kulit dan diselimuti dari luar. Metodi dinilai mampu meningkatkan berat badan bayi dengan cepat dan memperkuat ikatan antara ibu dan anak.
Selain menghadirkan dr. M. Azharry. Bincang Gizi juga diisi oleh Dr. dr. Ali Sungkar, Sp. OG-KFM, selaku Dokter Obsteri dan Ginekologi Konsultas Fetomaternal Rumah Sakit dr. Cipto mangunkusomo (RSCM). Beliau menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi pemicu seorang ibu lahir prematur. Seperti mengandung di usia yang terlalu muda, ibu yang mengandung anak kembar dua atau lebih, infeksi saat kehamilan, penyakit bawaan dari si ibu yang sedang diderita seperti diabetes, hipertensi, anemia, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Penyebab lainnya seperti ibu yang pada masa kehamilannya kekurangan nutrisi, menjalani pola hidup yang tidak sehat, hingga gangguan kesehatan mental saat mengandung seperti depresi.
Jadi, itu dia acara bincang gizi saya bersama Danone. Terima kasih sudah membaca dan semga bermanfaat.