Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Passion Meet up, Dimulai yang Menggairahkan Menuju Kesuksesan Diri
30 Oktober 2019 23:28 WIB
Tulisan dari Nur Said Rahmatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Sobat Kumparan, apa itu Passion?
Passion suatu yang yang bila dikerjakan bisa mendatangkan perasaan bahagia bahkan rasa antusiasme dalam diri yang mencuat dari dalam diri. Simpelnya, ada perasaan bahagia untuk mengerjakan suatu hal tersebut tanpa ada rasa bosan.
Bekerja dengan passion. Sering banget bukan kata ini didengar. Perlu digaris bawahi adalah passion itu bukan hobi, dan hobi belum tentu bisa menjadi passion. Seperti hobi saya berenang, tapi saya tidak menjalani pekerjaan saya yang berkaitan dengan berenang tersebut. Karena berenang, hanya saya kerjakan untuk berolahraga dan kesenangan meluangkan waktu saja bermain di dalam air.
ADVERTISEMENT
Passion pun tidak selalu datang dari bakat. Karena dengan hasrat yang terus mendorong itu. Seseorang akan mau berusaha melatih dan mengembangkan passion tersebut menjadi bakat yang luar biasa.
Baca juga: Cara Membuat Iklan di Facebook dan Instagram
Passion Meet up: Indonesia Disco Revival
Pada (25/10) #MLDSpotPassion X Kumparan mengadakan sebuah acara #PassionMeetUp yang bertemakan Indonesia Disco Revival. Tema yang dibawakan ini tentu mengundang para pembicara di yang memiliki passion di bidang musik disko.
Ada Merdi Simanjutak dari Diskoria dan Ajis dari Pemuda Sinarmas. Selain mereka berdua, acara pun diisi dengan workshop oleh Adib Hidayat dan David Karto. Merdi Simanjutak dan Ajis, bagi saya rasanya mereka ini menjadi representatif dari yang namanya bekerja sesuai passion.
ADVERTISEMENT
Disco, pada dasarnya bermain musik pop, groove sampai up beat. Musik, ya inilah yang mempertemukan duo DJ Merdi Simajutak dan Fadli Aat. Dan keduanya tergabung menjadi Diskoria. Merdi dan Aat, keduanya sama-sama tidak memiliki latar belakang disko sama sekali.
Merdi, pada tahun 2000an bermain di band jangly pop Sweaters. Dan Aat bermain di band hardcore bernama Forward di era 90an sebagai pemain bass. Ya, keduanya bertemu berawal dari kegemaran mengoleksi piringan hitam. Dan akhirnya mengembangkan bakatnya menjadi seorang DJ.
Sekitar tahun 2008, keduanya yang masih belum nge DJ bareng melihat ada sticker di DJ boothnya bertuliskan, ‘Dilarang bermain lagu Indonesia’. Pada saat itu memang, keduanya memang masih belum memainkan lagu Indonesia. Dan ternyata, larangan tersebut malah membuat Merdi terus kepikiran. Maka, mulailah keduanya ini mengumpukan piringan hitam dengan lagu-lagu Indonesia dan memang akan direncanakan dibawakan saat dirinya nge DJ di klab.
ADVERTISEMENT
Maka, pada tahun 2015, seolah menjadi jalan bagi Merdi dan Aat. Suara Disko menawarkan nge DJ mainin lagu Indonesia. Hingga sampai sekarang, akhirnya mereka menjadi Discoria yang banyak dikenal memberikan hiburan musik-musik disko Indonesia.
Kisah inspiratif lainnya soal passion juga datang dari Muhammad Fajrintio atau lebih akrab disapa Ajis. Bermula dari kesukaannya mengoleksi kaset gulungan di rumah. Ajis mulai berpikir, bahkan sampai melakukan riset apa yang bisa dilakukan dengan semua koleksinya itu? Dan hasilnya pun ia jatuhkan untuk menjadi seorang cassette jockey (CJ).
Ajis pun menceritakan, pertama kali main ia pada tahun 2015 di sekitaran Pasar Santa. Tempat kecil, di depan toko bunga. Seminggu bermain bertemakan kaset, ia pun menemukan ada gairah di dalamnya. Hingga akhirnya ia mencoba masuk ke bar-bar yang rupanya ditolak.
ADVERTISEMENT
Ya, Ajis ditolak karena bermain menggunakan kaset. Padahal, alat-alat sudah ia siapkan sendiri, bar tinggal kasih slot saja Ajis siap menghibur. Namun rupanya perjalanan tidak akan pernah mudah.
Sampai akhirnya Ajis mulai bikin acara-acara sendiri sebagai CJ. Sampai ada seorang EO yang melihat dan berujung menawarkan untuk bermain di acaranya. Dan perjalanannya pun terus berlanjut hingga sekarang. Beberapa sumber bahkan menyebutkan Ajis sebagai pionis kelahiran CJ Indonesia.
Ajis sendiri kini bermain dengan nama Pemuda Sinarmas. Baginya, nge DJ yang bermain dengann musik elektronik tidak ada perbedaan yang signifikan dengan yang dijalaninya sebagai CJ yang bermain menggunakan kaset. Kini, namanya pun terus meroket sebagai Ajis Pemuda Sinarmas yang khas dengan lagu-lagu jaman dahulunya.
Wah, gimana? Menarik bukan kisah dari Merdi dan Ajis soal passion mereka yang membawanya pada kesuksesan diri sebagai DJ dan CJ ini. Sekarang, tinggal Sobat Kumparan nih yang harus mengembangkan passionnya menjadi bakat luar biasa dan berhasil mencapai titik kesuksesan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Salam sukses untuk kita semua.