Ria Ricis dan Artika Sari Patahkan Stereotip Negatif untuk Perempuan

Nur Said Rahmatullah
Blogger, content writer.
Konten dari Pengguna
17 April 2019 0:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Said Rahmatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
#UntukPerempuan , sosok insan yang Tuhan ciptakan dengan kodrat kelemah lembutannya. Emosional yang selalu berbicara melalui hati dipercayakannya untuk mengemban amanah menjadi seorang Ibu. Memberikan kasih sayangnya setulus dan sepenuh hati, serta menjaga dan merawat anak-anak selembut belaiannya.
Talk Show Support System bersama Artika Sari Devi dan Baim
Menjadi perempuan bukanlah hal yang mudah. Seperti ada batasan-batasan yang tidak boleh mereka lewati. Isu-isu seperti perempuan tidak boleh mengenyam pendidikan tinggi, perempuan tidak boleh bekerja, setinggi-tingginya pendidikan perempuan ia tetap harus di rumah saja, perempuan harus nikah muda.
ADVERTISEMENT
Atau malah sebaliknya, sebagaimana curhat seorang ibu muda di laman social medianya. Ia mendapatkan gunjingan dari lingkungan sekitar sebab status pendidikannya yang tinggi hingga S2 tapi setelah menikah hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal, tujuannya muliah. Yakni fokus merawat dan mendidik anaknya.
Belum lagi, banyak kasus perempuan yang mengalami nasib perundungan. Bukan saling dukungan yang didapat, melainkan perundungan yang disantap.
Setiap perempuan bisa saja merasakan batasan-batasan dan stereotip jelek. Termasuk publik figur seperti Ria Ricis. Ya, siapa sangka. Seorang youtuber yang dikenal dengan sangat aktif dan tengah menjadi perempuan di Indonesia dengan perolehan subscriber tertinggi ini ternyata juga pernah mengecap stereotip negatif soal isu perempuan.
Ria Ricis pernah mendapatkan sebuah stereotip jelek kalau perempuan tidak akan pernah bisa bangkit dari dunia peryoutube-an. Berlokasi di Gedung Sasana Budaya Ganesa, ITB. Perempuan dengan sucscriber 12 juta menceritakan dari stereotip awal tersebutlah dia bertekad untuk membuktikan kalau hal tersebut salah besar.
ADVERTISEMENT
Dan melalui pencapaiaan subscribernya kini, ia menjadi bukti kalau perempuan juga bisa maju dalam setiap hal, termasuk dalam ranah youtube.
Mendengar cerita dari Ria Ricis ini saya jadi teringat mengenai video yang beberapa waktu lalu viral. Dirilis oleh Shopee dalam rangka menyambut Hari Kartini dan Hari Perempuan Internasional. Melihat dua video ini, menjelaskan kalau penting adanya dukungan untuk setiap perempuan yang ada di Indonesia menjalankan cita-cita dan menulis cerita hidupnya dengan penuh kebaikan.
Digambarkan dalam video beberapa orang perempuan yang mendapatkan pandangan jelek mengenai cita-cita atau pun impian yang mereka jalani. Seperti seorang perempuan gendut yang suka ngedance/nari, lalu mendapatkan banyak pandangan jelek perihal tubuhnya tersebut. Padahal, ia mampu terbang menari dengan elok tanpa ada kesulitan.
ADVERTISEMENT
Sudahkah kita saling mendukung mereka? Apalagi bila sesama perempuan. Selayaknya, untuk saling memberikan dukungan. Yuk ah saling dukung atas setiap hal produktivitas yang dikerjakan oleh setiap perempuan. Selama itu merupakan kreativitas dalam diri, menjadi hal yang positif dan tidak merugikan kita. Kenapa harus diejek?
Banyak sudah yang mulai saling peduli saling mendukung #UntukPerempuan . Seperti Shopee yang sadar betul akan isu-isu perempuan. Hingga akhirnya mau mendukung dengan membuat sebuah video yang didesikasikan sebagai sebuah campaign/dukungannya.
Hal nyata yang dilakukan lainnya oleh Shopee dan Kumparan pun juga mengadakan talkshow menarik yang saya hadiri dengan membahas pentingnya Support System for Woman menghadirkan pasangan selebriti Artika Sari Devi dan Baim.
Artika Sari rupanya juga pernah mendapatkan strereotip jelek dari orang sekitar. Ia pernah mendapatkan omongan perihal keinginannya mengikuti ajang kecantikan Puteri Indonesia. Seperti ucapan ngapain kuliah tinggi-tinggi kalau Cuma mau jadi puteri Indonesia. ujung-ujungnya jadi artis saja.
ADVERTISEMENT
Stereotip ini pun akhirnya berhasil ia patahkan. Karena menurutnya, ada banyak manfaat yang didapat setelah menjadi seorang Puteri Indonesia. Ada banyak hal yang dimudahkan dalam setiap aktivitasnya. Seperti membuat taman baca di Papua. Padahal, sebelum menjadi seorang Puteri Indonesia, Artika bercerita banyak sekali mendapatkan penolakan untuk mensukseskan keinginannya tersebut membuat taman baca.
Sebagai jebolan Puteri Indonesia 2004 ini, Artika kini tengah konsen memberikan dukungannya terhadap perempuan-perempuan Indonesia melalui kelas ArtikaWHulandary Beauty Camp yang ia dirikan. Baginya, perempuan perlu untuk diberikan dukungan (support system) untuk meningkatkan kepercayana diri.
sumber: Pixabay
Jadi, perempuan itu harus juga mendapatkan kebebasannya mau menjadi seperti apa dan meraih cita-citanya menjadi apa. Bebas pula membentuk diri sendiri, dan melakukan kreativitas dan keahliannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Seorang wanita adalah vas bunganya kecantikan dan aroma. Maka ciumlah dia dengan lemah lembut, jangan berlaku kasar kepadanya. – Ali bin Abi Thalib
Karena perempuan itu makhluk yang spesial. Diciptakan untuk berjalan berdampingan bersama laki-laki. Bukan di belakang, apalagi sampai direndahkan. Bagaimana bisa manusia merendahkan perempuan? Bila Tuhan mengagungkan perempuan dalam 1 surah di firman-Nya “An-Nisa” (Wanita).
Salam, nursaidr.