Konten dari Pengguna

Program SCORE PLUS: Peningkatan Produktivitas UMKM Melalui Fair Trade

Fitriah Nursari Yusuf
Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Udayana
6 Juli 2024 22:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitriah Nursari Yusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perdagangan Adil (sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perdagangan Adil (sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi elemen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dengan kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto sebesar 61% pada 2023.
ADVERTISEMENT
Konsep fair trade menekankan distribusi kesejahteraan dalam rantai pasok. Sebagai ilustrasi, transaksi yang dilakukan oleh pemasok barang akan memberi dampak bagi produsen yang menghasilkan produk itu. Dalam konsep UMKM, fair trade diharapkan akan membangun kesejahteraan masyarakat lokal yang menjual produknya di pasar domestik dan global.
Sustaining Competitive and Responsible Enterprise (SCORE) merupakan program ILO yang diresmikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan produktivitas dan kondisi kerja UMKM di tengah persaingan dan perubahan global. Pada tahun 2013, Kementerian Tenaga Kerja mengadopsi konsep SCORE Training sebagai bagian dari kurikulum pelatihan UMKM dengan bantuan keuangan dari donor, terutama Pemerintah Swiss dan Pemerintah Norwegia.
Dengan kerjasama pemerintah dengan lembaga training dan institusi, SCORE Training dapat diberikan kepada perusahaan di 15 provinsi Indonesia. Program yang diberikan kepada perusahaan mencakup SCORE Plus, SCORE Business Continuity Programme (BCP), dan SCORE Hospitality Coaching (HoCo).
ADVERTISEMENT
Signifikansi SCORE Plus dalam Peningkatan Produktivitas UMKM
SCORE Plus merupakan program yang dilaksanakan oleh Business & Export Development Organization (BEDO) sebagai mitra pelaksana dari ILO. Implementasi dari SCORE Plus dilakukan oleh Semut Manajemen Indonesia (SMI), Universitas Katolik Parahyangan, APP Politeknik Jakarta, BLK Semarang, Karya Dua Perempuan, Riwani Globe, dan Pro Serve Indonesia untuk menopang UMKM.
Program ini memberikan pendampingan dan motivasi bagi para pelaku UMKM, terutama bagi perusahaan yang menghadapi kesulitan. Terdapat lima modul oleh SCORE yaitu kerjasama tempat kerja, manajemen kualitas, produksi bersih, manajemen sumber daya manusia, dan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Dikutip dari laman ILO, program SCORE ILO menginspirasi dan memotivasi UMKM dalam melakukan inovasi produk dan memperbaiki langkah-langkah pemasaran. Adaptasi yang dilakukan, terutama pada masa pandemi, memberikan kesempatan pengusaha dalam melakukan penyempurnaan bisnis.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, ILO mencatat pada 2021 bahwa pelatihan SCORE memberikan manfaat bagi 2,300 perusahaan dengan 34,900 tenaga kerja. Praktik yang diterapkan oleh UMKM meningkatkan produktivitas termasuk melalui skema saran dari pekerja, informasi yang dibagikan kepada pekerja, dan rapat harian dalam sistem manufaktur sederhana.
Upaya UMKM Indonesia Menuju Pasar Global
Kementerian Perdagangan menekankan konsep fair trade yang dapat menjadi kunci dalam melindungi produk lokal dan UMKM Indonesia. Penerapan kebijakan yang inklusif juga perlu diberikan oleh pemerintah.
Sebagai pemegang peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi domestik, optimalisasi UMKM oleh pemerintah perlu menjadi prioritas. Program SCORE Plus yang menjadi instrumen pengembangan dari pemerintah merupakan salah satu langkah dalam realisasi optimasi produktivitas UMKM.
Selain itu, pemerintah juga ingin mendorong sektor UMKM Indonesia kepada ekosistem digital, sehingga akan membantu mereka bersaing dengan pasar global. Inisiasi ILO bersama Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam program PROMISE II menekankan akses digitalisasi kepada UMKM.
ADVERTISEMENT
Program yang mendorong transformasi digital ini juga melibatkan pemerintah Swiss dalam mendukung pengembangan infrastruktur. Di sisi lain, sektor UMKM juga perlu mendapat dukungan penuh dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah.
Dengan demikian, aksesibilitas produk untuk sampai ke pasar internasional akan lebih mudah dijangkau. Apabila hal tersebut berhasil, hal tersebut akan menggerakkan roda perekonomian yang akan menguntungan bagi ekonomi makro Indonesia.
Fitriah Nursari Yusuf, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Udayana.