Konten dari Pengguna

Perlunya Masker Double untuk Melindungi dari Paparan COVID-19

Nur Aini
Microbiologist, Badan POM RI (sejak 2008 sd sekarang) Master of Biotechnology, University of Greenwich, UK Berpengalaman dalam pengujian deteksi SARS CoV-2 di laboratorium Biohazard, Badan POM
22 Juni 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : CDC (2021)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : CDC (2021)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masker merupakan barang wajib digunakan saat pandemi COVID-19. Sejak menyebarnya virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina tersebut, harga masker melambung drastis. Sebelumnya harga masker medis berada dalam kisaran 30 ribu rupiah per boks.
ADVERTISEMENT
Saya rutin membeli masker medis di apotek dengan harga tersebut untuk digunakan saat menggunakan transportasi umum seperti kereta. Saat pandemi mulai terdeteksi di Indonesia, masker medis menjadi barang langka yang paling banyak dicari, susah sekali memperoleh di apotek-apotek seperti kondisi normal.
Saya sempat mendatangi pasar pramuka, yang merupakan pusat penjualan obat serta alat kesehatan. Beberapa toko kehabisan stok masker. Adapun toko yang menyediakan masker medis, ramai dipenuhi pengunjung, dan masker medis dibandrol dengan harga berkisar Rp 300-400 ribu per boks
Telah lebih sari setahun berlalu, namun kita belum bisa bernapas bebas tanpa masker. Walaupun kasus terkonfirmasi COVID-19 sempat menurun sejak adanya vaksinasi, terdapat lonjakan kasus yang signifikan dalam beberapa waktu belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa faktor penyebab, antara lain mobilitas penduduk saat libur lebaran, dan adanya varian baru yang menyebar lebih cepat, serta sebagian masyarakat mulai abai dalam menerapkan protokol kesehatan.
Lonjakan kasus sebagaimana dituliskan dalam laman kementerian kesehatan bahwa dalam 5 hari ini menyebutkan bahwa kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menyentuh angka lebih dari 12.000.
(Sumber : PHEOC Kemkes RI)
Lalu bagaimana kita menyikapinya?
Sampai kekebalan populasi yang diinduksi vaksin tercapai, masker adalah cara yang sangat efektif untuk memperlambat penyebaran SARS-CoV-2.
Ada beberapa tipe masker yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19 sebagaimana terdapat dalam laman Center of Disease Control and Prevention (CDC) yaitu:
1. Masker kain
Dapat dibuat dari beberapa jenis kain. Pilih yang dibuat beberapa lapis dan rapat. Masker harus menghalangi cahaya saat diarahkan ke sumber cahaya terang. Masker yang tipis atau satu lapis yang tidak menghalangi cahaya tidak boleh digunakan
ADVERTISEMENT
2. Masker sekali pakai
Masker ini terdiri dari beberapa lapis dari bahan non woven. Ada yang 2 lapis, 3 lapis, 4 lapis dan 5 lapis. Masker ini sebelumnya biasa digunakan oleh tenaga kesehatan, namun di saat menjadi biasa digunakan oleh masyarakat umum. CDC memprioritaskan Masker tipe N95 adalah yang digunakan untuk tenaga kesehatan
Doube masker, Perlukah?
Mengingat semakin banyak kasus terkonfirmasi, Lalu apakah masker yang biasa digunakan sudah efektif untuk melindungi diri dari paparan virus?
Anjuran pemerintah terkait penggunaan masker terus diupdate sesuai kondisi wabah saat ini. Pada awal pandemi, disaat masyarakat kesulitan memperoleh masker medis, pemerintah menganjurkan masker hanya dipakai oleh orang yang sakit. Anjuran tersebut kemudian diperbaharui menjadi semua orang harus menggunakan masker apabila beraktivitas diluar rumah.
ADVERTISEMENT
Dapat menggunakan masker kain maupun masker medis. Sehingga banyak yang memproduksi masker kain, termasuk masker tipe scuba yang pada akhirnya dilarang untuk digunakan karena hanya terbuat dari satu lapis kain.
CDC mengumumkan pedoman baru terkait penggunaan masker pada saat pandemi COVID-19.
Panduan yang diperbarui mengikuti rilis penelitian baru dari CDC yang menguji berbagai masker di laboratorium dan menemukan bukti bahwa menggabungkan masker kain di atas masker bedah dapat secara signifikan mengurangi penyebaran virus ke orang lain dan paparan virus itu sendiri.
CDC juga merekomendasikan memakai masker dengan banyak lapisan untuk perlindungan yang lebih baik, atau melapisi masker kain di atas masker medis sekali pakai. Untuk kesesuaian yang lebih baik, disarankan untuk membuat simpul telinga dari masker sekali pakai dan kemudian menyelipkan dan meratakan di bagian samping.
ADVERTISEMENT
Brooks (2021) mengatakan kedua modifikasi tersebut ini dapat meningkatkan kerapatan dan mengurangi paparan terhadap aerosol pernapasan, partikel droplet dengan ukuran yang dianggap paling penting untuk menularkan SARS-CoV-2. Paparan berkurang secara maksimal (>95%) ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker medis yang dimodifikasi.
Masker medis yang tidak ditali simpul dapat menghalangi partikel simulasi batuk sebesar 56,1%, sedangkan masker kain hanya berkisar 51,4%. Sedangkan kombinasi masker kain yang melapisi masker medis dapat menghalangi partikel simulasi batuk sebesar 85,4%.
CDC tidak merekomendasikan memakai dua masker sekali pakai sekaligus. Hal ini disebabkan masker disposable tidak didesain agar terpasang terlalu ketat di wajah, dan menumpuk masker medis lebih dari 1 tidak meningkatkan kesesuaian masker. Apabila menggunakan masker KN95, maka tidak perlu melapisi dengan masker lain
ADVERTISEMENT
5M + 3T
Disamping menggunakan masker, masyarakat harus mematuhi gerakan 5M Untuk melindungi diri dari paparan virus. Pemerintah telah menggaungkan gerakan 5M sebagai pelengkap dari gerakan 3M yang digaungkan pada masa awal pandemi. 5 M terdiri dari Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Selain gerakan 5M, pemerintah juga mempunyai gerakan 3T untuk semakin menekan penyebaran virus Covid-19, yaitu: Testing,Tracing, dan Treatment (pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut)
Yang tidak kalah penting adalah menjaga kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi, vitamin, dan istirahat yang cukup