Konten dari Pengguna

Unjuk Bintang Duet Maut Aqua-Savero Dwipayana di Webinar Fikom Unpad

Nurcholis MA Basyari
wartawan senior, editor buku The Power of Silaturahim
1 Juli 2020 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurcholis MA Basyari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aqua dan Savero saat berkunjung ke kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Aqua dan Savero saat berkunjung ke kumparan.
Pagi ini, Rabu, 1 Juli 2020, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) Sumedang-Bandung, Jawa Barat, menggelar acara launching Dies Natalis ke-60 fakultas yang telah melahirkan lebih dari 300 doktor itu. Meski dilaksanakan di tengah masih berkecamuknya virus korona jenis baru Covid-19, kegiatan dies natalis kali ini tidak kalah meriahnya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu acara unggulan yang digelar dalam rangka dies natalis tersebut ialah seminar via jejaring internet (webinar) bertema "Harmoni Mewujudkan Adaptasi Kenormalan Baru dalam Perspektif Komunikasi". Webinar dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta, baik dari kalangan internal, termasuk para alumni, maupun dari luar Fikom Unpad. Jumlah peserta webinar tersebut tergolong sangat banyak. Maklum, konteks dan kontennya menarik. Apalagi, para pembicara yang tampil juga bukan orang sembarangan.
Dok Pribadi.
Ada Rektor Unpad Prof Rina Indiastuti yang memberikan sambutan dan membuka acara. Ada pula Dekan Fikom Unpad yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Dr Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos, SH, MSi, Manajer Riset dan Kerja Sama Fikom Unpad FX. Ari Prastowo, dan Ketua Dies Natalis ke-60 Fikom Unpad Dr Hadi Suprapto Arifin. Pembicara utama yang diundang tampil ialah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB)/Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, motivator nasional yang juga pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana, M. I. Kom., dan Savero Karamiveta Dwipayana. Webinar ini dimoderatori oleh Dr Hadi Suprapto Arifin, dosen senioar Fikom Unpad yang juga pengajar di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri. Di tengah-tengah acara, moderator juga mengundang Guru Besar yang juga Dekan ke-9 Fikom Unpad Prof Deddy Mulyana, MA., PhD untuk tampil berbicara.
ADVERTISEMENT
Yang menarik dari tiga pembicara utama itu ialah, dua di antaranya bapak dan anaknya, yang dua-duanya “anak” Fikom Unpad. Yang lebih menarik lagi ialah Dwipayana Junior yang akrab disapa Ero itu satu-satunya pembicara yang tampil berstatus sebagai mahasiswa. Ero kini masih kuliah di semester keenam Fikom Unpad. Tentu, “anak milenial” itu tampil di forum terhormat itu bukan semata-mata lantaran dia berada di lingkaran “Fikom Unpad connection”. Lebih dari itu, Ero diundang tampil karena memang “dia layak dapat bintang”.
Pemuda Bertalenta, Ikhlas Demi Bangsa dan Sesama
Kenapa? Di tengah kesibukan kuliahnya, Ero aktif mengembangkan diri sekaligus berbagi dengan sesama di berbagai kegiatan esktra di luar perkuliahan, bahkan di luar kampus. Terakhir, dalam tiga bulan terakhir, Ero sebagai relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Hebatnya, aktivitas Ero itu atas permintaan langsung dari Kepala BNPB/Ketua Gugus Tugas Letjen Doni Monardo. Tentu saja, mantan Komandan Paspampres dan Danjen Kopassus itu tidak asal-asalan meminta atau karena Ero itu anak Mas Aqua, sahabat dekatnya. Rupanya, mantan Pangdam XVI/Pattimura dan Pangdam III/Siliwangi itu kepincut sama Ero lantaran masukan-masukan anak muda bertalenta itu yang cerdas mencerahkan dan berkemajuan.
ADVERTISEMENT
Saya mengenal dekat Mas Aqua dan keluarga, termasuk Ero. Kami sudah seperti satu keluarga. Saya sudah mengenal dan memperhatikan Ero yang sudah saya anggap seperti keponakan sendiri sejak dia masih remaja belia sebagai siswa SMP. Seperti bapaknya, Ero sejak belia sudah terbiasa ringan tangan, peduli terhadap sesama, dan rendah hati dengan senyum khasnya yang selalu tersungging di bibirnya ketika berkomunikasi dengan orang lain. Saya yakin, sebagaimana disampaikan Pak Hadi Suprapto saat mengantar webinar, Ero ikhlas menyampaikan masukan-masukan kepada Pak Doni mengenai pentingnya pembenahan dan penguatan sisi komunikasi Tim Gugus Tugas Covid-19.
Ketulusan itulah yang Pak Doni Monardo jatuh hati pada Ero. Maklum, perang semesta melawan korona Covid-19 ini memang memerlukan relawan-relawan sejati. Dan relawan sejati hanya ada pada sosok yang tulus, yang ikhlas berjuang lillahi ta’ala, demi sesama, untuk kemanusiaan, dan kemakmuran semesta atau rahmatan lil’alaamiin. Perang semesta melawan Covid-19 tidak bisa diharapkan dari para relawan jadi-jadian atau relawan dadakan seperti yang kerap muncul menjamur dalam setiap ada gawean politik. Relawan model seperti itu memang hanya bagai cendawan atau bahkan benalu yang justru kerap membebani.
ADVERTISEMENT
“Sebagai mahasiswa komunikasi, saya ingin ambil peran. Saya percaya kami bisa membawa perubahan dan perbaikan yang bermanfaat bagi orang banyak,” demikian kata Ero menjawab pertanyaan tentang motifnya terjun sebagai relawan Gugus Tugas Covid-19.
Dok; Aqua Dwipayana.
Tandem Kolaboratif: Asah, Asih, Asuh
Penampilan Ero dalam webinar tersebut memang memukau. Ero tampil sebagai pembicara termuda, bahkan tergolong “anak-anak” di antara para pembicara yang kelasnya orang tua, baik di rumah, di kampus, dan di institusi. Meski begitu, Ero tampil tidak canggung. Bicaranya lancar, dan penguasaan materinya sangat baik. Hal itu menunjukkan, Ero memang lahir bukan karbitan. Dia punya talenta dalam berkomunikasi dan memotivasi. Dan, talenta itu diasah dan duji secara alami oleh orangtuanya, khususnya sang ayah yang memang dikenal sebagai motivator dan pakar Komunikasi.
ADVERTISEMENT
Dalam pola pengasuhan anak, Mas Aqua tampak mengimpelementasikan pola keteladanan yang dianjurkan dalam agama Islam yang beliau yakini dan jalani bersama keluarga. Di Indonesia, anjuran dalam agama itu dikenal sebagai pola asah, asih, asuh, yang oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara dirumuskan dalam kalimat masyhur: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, Maknanya, di depan memberikan contoh, di tengah-tengah membangkitkan prakarsa dan ide-ide untuk berkarya, dan di belakang memberikan dorongan, panduan, dan kawalan agar tidak tersesat, tetap fokus ke tujuan.
Selain itu, Ero bersyukur karena didukung penuh orangtuanya dan ketersediaan resources dan infrastruktur yang sangat memadai, termasuk jejaring silaturahmi Mas Aqua. Dan, dengan pola asuh tersebut, Mas Aqua mengasah talenta Ero dan menampilkannya secara alami. Dan setelah Ero dinilai siap, Mas Aqua menabuh gong “launching” Ero dengan menampilkannya secara tandem.
ADVERTISEMENT
Gong itu telah ditabuh pada awal tahun ini ketika Mas Aqua tidak seperti biasanya membawa rombongan ketika tampil pada acara Sharing Komunikasi dan Motivasi di aula serbaguna SMA N 1 Bukittinggi, Sumatera Barat. Acara yang digelar pada 2-3 Januari 2020. Beliau biasanya tampil solo dua jam dalam setiap kegiatan seperti itu di berbagai daerah di seluruh Indonesia dan puluhan negara.
Namun, kala itu, Mas Aqua berbagi panggung tampil berbicara di depan sekira 1.500 peserta dengan Ero, Fauzi Akmal, dan saya. Pesertanya dari kalangan para guru, orang tua murid, dan siswa/I SMA dan SMK se-Bukittinggi. Mengenai ini, saya sudah menyampaikan dalam tulisan berjudul: Peluncuran Ero: Regenerasi Alami Aqua di Awal 2020 yang oleh Mas Aqua telah dibagikan ke ribuan anggota Komunitas Komunikasi Jari Tangan.
ADVERTISEMENT
Di acara tersebut, Ero telah menunjukkan kematangannya dengan tampil tanpa canggung seolah sudah terbiasa atau seperti bincang-bincang biasa. Tidak heran, di acara “launching” itu, Ero pun langsung tampil sebagai bintang, tidak kalah dengan bapaknya. Itu pula yang terjadi di webinar Fikom Unpad yang berlangsung lebih dari 3,5 jam itu. Like Father Like Son, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Orang Jawa bilang: “Kacang ora ninggal lanjaran.
Penulis wartawan senior, Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Komunikasi FISIP UI.