Konten dari Pengguna

Coretan Siang Hari

Nurdin Cahyadi
Lelaki Biasa Sederhana Bicara dan Tampil seadanya, Bersyukur dan Ikhlas.
16 Maret 2018 12:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurdin Cahyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai pemuda yang terlahir dalam rahim keluarga sederhana di tanah pasundan (Kabupaten Bandung) dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI negara yang yang mengedepankan Demokrasi, di tahun 2018 tahun dimana pemilihan kepala daerah secara serentak di lakukan di kabupaten/kota dan provinsi.
ADVERTISEMENT
Tentu pilkada serentak ini tidak terlepas dan berada dalam payung keilmuan politik, di sisi lain seiring kebutuhan dan pengalaman sebagai mahasiswa yang harus menjaga marwah tubuh organisasi saya diajarkan untuk mengkritisi suatu keadaan dalam sudut pandang politik dan kemasyarakatan.
Pemuda milenial baik dari kalangan Mahasiswa yang mungkin kita lihat dari cara mereka mengekspresikan sikap kritisnya, ada mahasiswa, pemuda yang gemar memimpin aksi dijalan, memimpin demo, serta mengolah sebuah isue, akan tetapi saya lebih gemar, suka mengkritisi keadaan melalui pena dan kertas.
persoalan keberpihakan tentu kitaa harus menganalisis sebuah keadaan dengan berbagai metode ilmu pengetahuan di berbagai organisasi, demi (kepentingan bersama) cara pandang saya keberpihakan/sikap "karena hidup haruslah berpihak pada sebuah kebenaran, sesuatu yang kita yakini, yang kita pahami," dalam hal sebuah kritikan saja tidak akan bisa menyelesaikan sebuah masalah seacara nyata.
ADVERTISEMENT
Ngulap Ngambe Padi: Tradisi Luhur untuk keseimbangan Dunia.
Orang-orang dulu, itu tidak butuh taraf pendidikan yang tinggi untuk memahami pentingnya menghargai lingkungan disekitar kita. juga tidak perlu acara seremonial-seremonial yang selalu dihadiri para pejabat untuk menyadarkan kehidupan dan keseimbangan.
hari ini orang Nafsu Politik dari manisnya Gula Kekuasaan, Politik memamng cair, dukungan politik mengalir ke arah yang lebih menguntungkan. Semua pihak yang bernafsu politik tinggi, pasti menjadikan kekuasaan sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah mesin politik.
alih-alih kekuasaan untuk mensejahterakan rakyat kecil, memberikan manfaat bagi orang banyak, halloooo broooo....janji-janji bibirmu semua manis semanis gula, kita kawal pemilu 2018 ini sesampai nanti siapa kursi itu dimenangkan oleh semua calon, apakah benar atautidak semua janji manis itu. sebagai pemuda saya mengajak kepada semua lapisan masyarakat untuk berpihak pada sebuah kebenaran, sebagai warga negara indonesia kita memiliki Hak suara untuk menentukan nasih sebuah daerah dalam jangka 5 waktu ke depan. Generasi milenial yang hidup nya "Pajelit Jeung Kabel Charger" ribet dengan kabel charger setiap harinya tidak bisa dijauhkan dengan gadget Smartphone canggih hanya sekedar untuk melihat Beranda akun media sosial punya teman-temannya. bahkan yang negativ jari ini dengan secara mudah memberikan info HOAX.
ADVERTISEMENT
ketahuilah pemuda yang seperti ini akan memakan diri kita sendiri, sehingga lupa akan jati diri sendiri, lupa dengan bangsanya, lupa dengan bajunya, lupa dengan makanannya, lupa dengan airnya, lupa dengan tananhnya, lupa dengan alamnya. [*]