Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Potensi Wisata Dan Keanekaragaman Satwa Di Ujung Kulon
28 Oktober 2024 17:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nur Muhammad Fadhil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Ujung kulon merupakan Taman Nasional tertua di indonesia, diperkenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman bernama, F.Junghun pada tahun 1846, Ketika sedang melakukan kegiatan mengumpulkan tumbuhan tropis. Terletak di kabupaten Pandeglang, Jawa Barat, dengan luas wilayah 122.956 Ha, yang terdiri dari 78.619 Ha daratan dan 44.337 Ha perairan lautan. Dengan luas daerah yang sedemikian rupa, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon menyimpan begitu banyak keanekaragaman hayati dan hewan. Begitu juga dengan potensi wisata nya yang begitu beragam.
ADVERTISEMENT
Berjarak 231,6 Km dari ibukota Jakarta, dan sekitar 6 jam waktu tempuh dengan kendaraan bermotor, Kawasan Ujung Kulon dapat didatangi dan sekaligus dapat menikmati kawasan pantai nan indah disana. Sepanjang jalan dimulai dari kawasan labuan hingga menuju desa paling ujung yaitu desa Ujung Jaya, kita akan disuguhi dengan biru nya lautan dan luas nya pasir pantai yang senantiasa mengiringi perjalanan. Lalu di samping indahnya lautan, kita juga akan diperlihatkan dengan hijau nya perbukitan.
Beberapa kepulauan yang dapat disambangi di kawasan Ujung Kulon yaitu pulau Peucang dan pulau Panaitan. Perjalanan untuk menuju kesana dapat menggunakan perahu dengan estimasi sekitar 6 jam. Di pulau Peucang dan Panaitan selain laut dan pantai nya nan indah, disana masih terdapat juga satwa seperti, rusa, babi hutan, burung rangkong, dan lain nya. Bagi para penikmat wisata bawah air, juga terdapat pula spot-spot untuk snorkeling untuk menikmati keanekaragaman biota bawah laut.
ADVERTISEMENT
Di kawasan Taman Nasional Ujung kulon, juga terdapat kawasan perbukitan dengan titik tertinggi sekitar 620 mdpl, masyarakat sekitar biasa menyebut nya dengan kawasan Gunung Honjae. Kawasan Gunung Honjae ini terletak di SPTN Wilayah III Taman Nasional Ujung Kulon. Di Gunung Honjae ini masih terdapat banyak sekali satwa-satwa primata yang masih menghuni kawasan tersebut, mulai dari lutung, macaca (monyet ekor Panjang), owa jawa, dan lainya. Untuk owa jawa sendiri merupakan satwa yang sangat dilindungi di kawasan ini, karena populasi nya yang lebih sedikit dari populasi hewan yang lain. Namun, untuk dikawasan Gunung Honjae sendiri termasuk kawasan yang populasi nya masih cukup banyak, disamping kawasan hutan nya yang masih cukup asri, tumbuhan pakan nya pun masih sangat mencukupi. Ketika musim buah datang para satwa akan menyambangi tempat-tempat dimana pohon tersebut berbuah.
ADVERTISEMENT
Karena kawasan Gunung Honjae ini merupakan kawasan Taman Nasional yang berbatasan langsung dengan masyarakat, gesekan-gesekan kecil juga masih sering terjadi. Masyarakat yang mayoritas mata pencaharian nya sebagai nelayan, ketika mereka tidak bisa berlayar ke tengah lautan, mereka harus memutar otak untuk mencari mata pencaharian lain. Salah satunya yaitu dengan membuka lahan pertanian/perkebunan.
Kegiatan membuka lahan ini lah yang menjadi konflik antara pihak Taman Nasional dan masyarakat sekitar. Pihak Taman Nasional yang ingin menjaga kawasan hutan tetap terjaga, sedangkan masyarakat yang harus tetap bekerja untuk mencari penghasilan demi kebutuhan rumah tangga. Namun pihak Taman Nasional juga telah memberikan solusi kepada masyarakat dengan cara sosialisasi untuk menjaga kawasan hutan dan membentuk KTH (Kelompok Tani Hutan).
ADVERTISEMENT
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon masih sangat banyak menyimpan begitu banyak keindahan dan keanekaragaman nya. Mulai dari wisata laut dan satwa-satwa yang hidup dikawasan hutan nya. Diharapkan berbagai pihak dapat menjaga kelestarian alam yang masih terbentang luas dan diharapkan dapat dinikmati oleh keturunan kita nantinya.