Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kemerdekaan Bangsa Palestina dan Idealisme Bangsa Indonesia
14 Desember 2017 0:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Nurfahmi Islami Kaffah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina memasuki babak baru, pasca Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pengakuan resmi bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel dan mengeluarkan kebijakan untuk memproses pemindahan Kedutaan besar AS. Kebijakan ini menjadi pukulan besar bagi bangsa Palestina yang sedang meniti perjuangan kemerdekaan sekaligus menjadi penyulut api penolakan dan protes dunia internasional. Pasalnya, Kebijakan yang dianggap Trump sebagai pendekatan baru dalam mencapai perdamaian di wilayah tersebut, justru makin memperkeruh dan menjadi konflik baru yang menghambat kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
Sampai hari ini, reaksi penolakan terus bermunculan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Palestina sendiri yang merasa hak kemerdekaannya semakin terampas pasca kebijakan ini. Korban jiwa dan luka kembali berjatuhan atas kebijakan yang mengusik proses perdamaian ini. Beberapa negara pun telah ikut menyampaikan penolakan dan protes terhadap kebijakan ini. Termasuk Indonesia yang telah menyampaikan keprihatinan serta penolakan secara tegas atas bentuk pengakuan sepihak Presiden Trump.
Dalam alinea pertama UUD 1945 telah jelas dituliskan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Kalimat ini sesungguhnya menjadi falsafah dasar bangsa Indonesia dalam memaknai sebuah kemerdekaan, sekaligus menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menyikapi segala bentuk penjajahan yang terjadi di dunia. Melalui alinea ini pula bangsa Indonesia menolak secara tegas segala sikap penjajahan dan kolonialisme serta segala bentuk penguasaan atau campur tangan suatu negara kepada negara lain yang telah merdeka dan berdaulat. Bagi Indonesia penjajahan terhadap hak kemerdekaan suatu bangsa berarti telah bertentangan dengan hak dasar kemanusiaan dan keadilan. Penjajahan adalah salah satu masalah kemanusiaan terbesar dimana Indonesia berkomitmen untuk hadir dan berkontribusi mendorong bangsa-bangsa di dunia agar sederajat dan merdeka.
ADVERTISEMENT
Sikap dasar inilah yang menjadi jati diri serta idealisme bangsa Indonesia dalam menghadapi tragedi penjajahan termasuk khususnya terkait penjajahan terhadap bangsa Palestina. Hal ini sekaligus menjadi pesan besar bangsa Indonesia kepada dunia, bahwa keberpihakan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina sejatinya bukan saja dipandang sebagai langkah diplomasi ataupun solidaritas Internasional semata, diatas itu semua, hal ini juga dimaknai sebagai upaya bersama yang dilakukan demi mewujudkan cita-cita dan amanat falsafah dasar negara Indonesia dalam bernegara dan berkontribusi pada dunia global.
Jika menengok kembali pada sejarah, Indonesia telah menjadi negara terdepan dalam membela kemerdekaan Palestina. Dimana Konfrensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 menjadi terobosan besar yang di gagas bangsa Indonesia sehingga proses kemerdekaan bangsa-bangsa asia afrika mampu di wujudkan. Bercermin pada sejarah tersebut, maka hari ini Bangsa Indonesia hendaknya mampu kembali menjadi pionir dan motor gerakan dalam mendorong negara-negara dunia untuk membantu proses kemerdekaan Palestina. Karena Palestina sampai hari ini masih menjadi satu satunya perkerjaan rumah diantara seluruh negara negara di kawasan Asia Afrika yang belum mendapatkan kemerdekaan. Butuh dorongan, partisipasi dan sinergitas yang kuat antara pemerintah, segenap rakyat, organisasi lokal maupun internasional serta kerjasama dengan bangsa-bangsa lain di dunia agar perdamaian dan kemerdekaan Palestina tercapai. Tentu dunia Internasional hari ini sedang menunggu sikap dari negara-negara di dunia, khususnya Indonesia. Sehingga Proses perdamaian dan pemenuhan hak-hak dasar sebuah bangsa bisa ikut dirasakan dan dinikmati oleh segenap rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT
sumber gambar: photograph by Abed Al Hashlamoun Israeli occupation army kidnapping a 16 years old Palestinian boy
Read more at https://kumparan.com/nurfahmi-islami-kaffah#sBxUT60Jbi13q34i.99