Konten dari Pengguna

Melampaui Tantangan: Implementasi Kontrol Risiko yang Terukur

Hilwa Nur Faizah
Mahasiswa aktif STEI SEBI, Owner MAFIA Indonesia
18 Januari 2024 5:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilwa Nur Faizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Melampaui Tantangan: Implementasi Kontrol Risiko yang Terukur. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak sempurna dapat membuahkan, menguntungkan atau merugikan.
ADVERTISEMENT

seperti diartikan oleh (Regan:2003) bahwa risiko ialah suatu kemungkinan yang menyebabkan atau mengesankan kerugian maupun bahaya. bisnis yang sukses bukan hanya dapat mengidentifikasi risiko, namun jua bisa mengelolanya denganbaik. Sebab itu, implementasi kontrol risiko yg terukur menjadi kunci buat memitigasi akibat potensial dan menjaga keberlanjutan bisnis.

Pengelolaan risiko dalam lingkungan bisnis modern merupakan tugas yg semakin kompleks, memerlukan pendekatan yang terukur serta berkelanjutan. Sebelum memulai implementasi kontrol risiko, penting buat melakukan analisis menyeluruh terhadap lingkungan usaha. Identifikasi tren pasar, perubahan regulasi, serta faktor-faktor risiko eksternal lainnya yg dapat memengaruhi operasional perusahaan. Setelah tahu konteks bisnis, langkah berikutnya merupakan mengidentifikasi risiko yang spesifik dan relevan. Faktor-faktor ini bisa melibatkan aspek finansial, operasional, atau bahkan reputasi perusahaan. Pemahaman yang mendalam terhadap risiko-risiko ini menjadi dasar buat pengembangan kontrol yang efektif.
ADVERTISEMENT
Menilai dampak serta kemungkinan risiko ialah langkah kunci. Metode seperti analisis quantitative dan qualitative bisa digunakan buat memberikan ilustrasi yang lebih seksama perihal potensi kerugian. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk penekanan pada risiko-risiko yang memiliki dampak signifikan. Banyak sekali taktik yang dapat diimplementasikan dalam mengendalikan risiko. Diversifikasi portofolio, kebijakan internal yg ketat, dan penggunaan iuran pertanggungan adalah model berasal aneka macam indera yang dapat digunakan. strategi ini perlu diubah dan disesuaikan menggunakan karakteristik unik berasal setiap risiko yg diidentifikasi. Setelah taktik dikembangkan, termin penerapan dan pengujian sebagai penting. Melibatkan seluruh tim dalam aplikasi kontrol risiko serta menguji keefektifannya secara bersiklus memastikan bahwa perusahaan siap menghadapi risiko dengan sigap.
Pengendalian risiko bukanlah tugas sekali jalan. Melalui pemantauan, perusahaan dapat mengidentifikasi perubahan pada lingkungan bisnis yang memerlukan penyesuaian pada taktik kontrol risiko. Buat penciptaan budaya organisasi yg memahami dan memprioritaskan pengendalian risiko. Melibatkan karyawan dalam pemahaman risiko dan peran masing-masing pada pengendalian risiko akan memperkuat keberlanjutan langkah-langkah tersebut.
ADVERTISEMENT
Perusahaan dapat membangun fondasi yg kokoh buat keberlanjutan usaha, menghadapi ketidakpastian menggunakan percaya diri, serta meminimalkan dampak risiko yang mungkin ada. Bukan hanya sekadar tanggung jawab tim keuangan, tetapi inisiatif lintas departemen buat memastikan bahwa seluruh organisasi bisa menghadapi ketidakpastian menggunakan cara yang efektif.
Manfaat Pengendalian Kontrol Risiko bisnis
1. Pengendalian risiko membantu organisasi buat permanen berkelanjutan dengan mengurangi akibat risiko-risiko yg bisa mengancam keberlanjutan operasional.
2. Keberhasilan dalam mengelola risiko membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, serta investor.
3. Pengambilan keputusan menjadi lebih terinformasi dan serius pada pencapaian tujuan jangka panjang.
Hal ini sekaligus memperjelas pernyataan bahwa prinsipnya Manajemen Risiko merupakan wahana dan indera pemugaran terhadap pengendalian Manajemen Risiko yang telah ada atau dengan kata lain merupakan wahana serta indera perbaikan baku operasional prosedur (SOP) dan petunjuk teknis (Juknis). oleh sebab itu, suatu keharusan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan pada proses Manajemen risiko artinya penemuan baru serta/atau modifikasi sistem pengendalian yang ada.
ADVERTISEMENT
Integrasi merupakan istilah kunci serta karakteristik manajemen risiko. seluruh anggota organisasi wajib memiliki pencerahan dan kepedulian terhadap risiko dan bagaimana mengelola risiko yg dihadapi organisasi sesuai batas kewenangan masing-masing. Risiko dan manajemen risiko wajib ditempatkan dalam perspektif semua-organisasi serta Unit perusahaan dengab komitmennya buat terus melakukannya. Risiko terukur bisnis yang baik memberikan organisasi kemampuan untuk mengelola risiko dengan lebih efektif, mengurangi ketidakpastian, dan menciptakan fondasi yang kokoh untuk pencapaian tujuan bisnis jangka panjang. Organisasi mampu mengidentifikasi risiko-risiko potensial yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan bisnis, termasuk risiko operasional, keuangan, dan lainnya.
Risiko diukur dalam hal probabilitas terjadinya dan dampaknya terhadap berbagai aspek bisnis, sehingga dapat diprioritaskan dengan tepat. Organisasi menetapkan tingkat toleransi risiko yang dapat diterima, menciptakan dasar untuk menilai risiko dan mengambil tindakan yang sesuai. Risiko dikategorikan berdasarkan sifatnya, memungkinkan pemahaman yang lebih baik dan fokus dalam pengelolaan risiko. Kontrol dan langkah-langkah pencegahan diterapkan secara terukur untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya, risiko dipantau secara terus-menerus, dan evaluasi dilakukan secara periodik untuk menilai efektivitas kontrol dan memastikan konsistensi dengan tujuan bisnis, melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis, dalam pemahaman dan mitigasi risiko. Bisnis yang menerapkan risiko terukur memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan strategi dan kontrol sesuai dengan perubahan dalam lingkungan bisnis atau kondisi eksternal.
ADVERTISEMENT
Organisasi yang mengadopsi risiko terukur lebih siap menghadapi perubahan dan ketidakpastian karena mereka memiliki proses identifikasi dan tanggapan risiko yang terstruktur. Risiko dan tindakan pengelolaannya dilaporkan secara jelas dan terbuka kepada pemangku kepentingan, menciptakan transparansi dalam manajemen risiko.