Semangat Tinggi Rosini dalam Keterbatasan di Tengah Pandemi

Hamidah Nur Fitriani
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2020 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hamidah Nur Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatihan Pembuatan Kesed Paguyuban Disabilitas Mandiri, Banjarnegara
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Pembuatan Kesed Paguyuban Disabilitas Mandiri, Banjarnegara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehadiran virus Covid-19 telah mengubah banyak gaya dan pola kehidupan sebagian besar penduduk dunia. Pandemi yang tak kunjung berakhir menimbulkan banyak kerugian yang dialami oleh berbagai pihak, mulai dari pengusaha, pekerja kantoran, guru, pelajar, sampai pedagang kecil pun turut dirugikan. Kerugian yang dihasilkan dikala pandemi ini membuat setiap orang harus memutar otak untuk mencari cara agar siklus ekonomi tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Dampak yang sangat besar tentu dirasakan oleh sebagian besar masyarakat yang mencari nafkah dengan cara menjual suatu produk. Baru-baru ini sangat banyak ditemukan pengusaha baru yang merintis bisnis dari 0 dan sebagian besar di dominasi oleh kalangan anak muda. Kecanggihan teknologi saat ini tentu sangat membantu mereka yang ingin memulai bisnis, karena disaat pandemi seperti yang kita tahu sudah diterapkan aturan social distancing yang melarang masyarakat untuk beraktivitas di keramaian.
Berbeda dengan kalangan anak muda, bagi orang dewasa atau bahkan yang sudah tua serta yang hidupnya sederhana dan serba terbatas tentu kesulitan untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi akibat kurang menguasai pengetahuan mengenai teknologi. Namun hal tersebut tidak lantas membuat semangat anggota Paguyuban Difabel Mandiri menurun. Paguyuban Difabel Mandiri merupakan salah satu komunitas penyandang disabilitas yang berada di Banjarnegara, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Rosini adalah salah satu anggota dari paguyuban tersebut dan ia merupakan seorang tuna daksa. Sebelum Covid-19 muncul, Rosini dan suaminya bekerja sebagai penjual pentol dan Rosini biasa berjualan di salah satu sekolah dasar di daerah tempat tinggalnya. Namun akibat Covid-19 dan sejak sekolah diliburkan, Rosini terpaksa berhenti berjualan dan akhirnya menyebabkan ekonomi keluarga mereka turun drastis.
Melihat kondisi ekonomi yang semakin menurun, Rosini bertekad mencari pendapatan tambahan dengan mengikuti pelatihan keterampilan membuat kesed yang digagas oleh PT Indonesia Power berkolaborasi dengan Dinas Sosial Banjarnegara. Pelatihan ini diadakan pada tanggal 25 Agustus - 4 September 2020 di Desa Blambangan, Bawang, Banjarnegara. “Dengan mengikuti pelatihan ini, harapannya bisa membantu ekonomi keluarga,” ujar Rosini, Jumat (30/10/2020).
Kesed hasil produksi Rosini
Setelah mengikuti pelatihan selama 10 hari, Rosini memutuskan untuk memproduksi kesed dirumahnya dan dijual kepada masyarakat luas. Rosini menambahkan, dalam sehari ia biasa menghasilkan 3 buah kesed dengan bahan biasa dan 4-5 buah kesed berbahan bludru. Kesed buatan tangan Rosini dijual dengan harga Rp 10.000,- untuk kesed biasa dan Rp 15.000,- untuk kesed bludru. Untuk saat ini ia menjual kesed di daerah sekitar tempat tinggalnya di Rakit, Banjarnegara.
ADVERTISEMENT
Dari program pelatihan yang diikuti oleh Rosini, ia dapat menghasilkan produk yang bisa dijual dan dari hasil penjualan tersebut ia dapat membantu perekonomian keluarganya. Di tengah pandemi ini Rosini membuktikan bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki ia tetap bisa survive dan melakukan kegiatan positif yang bermanfaat.