Konten dari Pengguna

Penyelarasan Kurikulum pada Masa Transisi

Nurhaida Hafni
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
26 November 2022 19:24 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurhaida Hafni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kurikulum bertujuan untuk mencapai pendidikan yang lebih berkualitas (Sumber:dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kurikulum bertujuan untuk mencapai pendidikan yang lebih berkualitas (Sumber:dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Penyelarasan kurikulum merupakan suatu upaya dalam pengembangan dunia pendidikan tanah air. Struktur kurikulum di Indonesia sendiri menyesuaikan zaman dengan memperhatikan efektivitas penggunaannya. Tak sedikit pertanyaan terlintas diantara pelaku pendidikan, mengapa terjadi sebuah perubahan disaat mereka mulai beradaptasi dengan apa yang mereka hadapi sebelumnya. Lantas, apa yang harus dibenahi untuk menyongsong revitalisasi pendidikan saat ini?
ADVERTISEMENT
Mari kita bahas !
Mengapa kurikulum selalu berkembang ?
Berkembangnya kurikulum ini harus dilakukan, karena mengingat dunia yang selalu mengalami perubahan. Dalam dunia pendidikan kurikulum itu sendiri adalah sebuah landasan utama dalam mendidik dan membangun generasi emas sebagai penerus bangsa.
Perkembangan kurikulum itu sendiri mengacu pada proses perencanaan dan pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah, sekolah atau pihak yang bersangkutan untuk mencapai suatu tujuan mutu pendidikan yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum itu tidak sembarangan, dikarenakan memerlukan proses dan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk melakukan pengembangan kurikulum. Dalam melakukan pengembangan kurikulum itu terdapat proses yang harus di perhatikan. Proses pengembangan tersebut menggunakan beberapa landasan, yaitu:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 membuat beberapa aspek menurun, termasuk aspek pendidikan. Berdasarkan riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). pandemi Covid-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan.
Pemerintah lewat Kemendikbudristek berupaya mendorong pemulihan pembelajaran dengan menyusun berbagai opsi Kurikulum diantaranya Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan kurikulum prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional.
Dalam pelaksanaannya, Kurikulum Prototipe dijadikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan. Dengan tujuan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan ini akan di kaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Jan Parker (2006) berpendapat untuk sebuah pergeseran kurikulum, bahwa kurikulum akan lebih ideal dan mempunyai model yang baik, bila orientasi kemampuan para siswanya tertumpu pada 3 domain. Lebih lanjut Parker mengatakan bahwa para siswa mendesain diri mereka dengan interaksi aspek-aspek pengetahuan, skill (action) dan sikap (good attitude).
ADVERTISEMENT
Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Kurikulum ini juga menekankan pada salah satu kompetensi penting yang perlu di miliki oleh peserta didik pada abad 21 apalagi di masa pandemi, yakni kompetensi teknologi. Kurikulum yang dibuat karena keadaan darurat ini, memaksa pelaku pendidikan untuk menyesuaikan pendidikan dengan keterbatasan tanpa pertemuan dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Secara singkat Kurikulum Prototipe (2022) memiliki beberapa karakteristik utama,
yakni:
ADVERTISEMENT
Pandemi yang mulai semakin menurun, membuat dunia pendidikan harus ikut berbenah. Program Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai digaungkan sejak awal 2022. Dengan program ini, pelaku pendidikan harus mulai keluar dari zona nyaman pembelajaran daring.
Pemerintah melalui SKB 4 menteri mengumumkan bahwa pembelajaran tatap muka akan dapat dimulai pada bulan Juli 2021. Dengan ini, maka kurikulum baru harus mulai dikaji sebagai pembenahan setelah pandemi. Dalam mendukung upaya ini, pemerintah melalui menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka untuk menggantikan kurikulum prototipe yang sebelumnya menggantikan kurikulum darurat akibat pandemi Covid 19.
Kurikulum Merdeka disusun berdasarkan filosofi yang berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional. Kurikulum ini berfokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Inilah transformasi pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai tujuan paling utama.
ADVERTISEMENT
Kurikulum ini diharapkan mencapai tujuan, diantaranya untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19, memberi kebebasan pada siswa dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran, berfokus pada materi yang esensial dan pada pengembangan karakter, dan tujuan lainnya.
Salah satu program yang dilaksanakan pada kurikulum ini adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat menjadi P5. Secara umum, P5 dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila di setiap jenjang pendidikan. Namun, secara praktis P5 bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan dari lingkungan sekitar peserta didik.
Dengan memadukan teknologi serta pembelajaran langsung, diharapkan penggantian kurikulum ini dapat mendorong dunia pendidikan Indonesia yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan, tetapi juga karakter dan sikap sesuai dengan ciri bangsa.
ADVERTISEMENT
Penyelarasan kurikulum dengan masa yang dihadapi merupakan suatu upaya pengembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah melalui Kemendikbudristek terus berupaya agar tidak terjadi ketertinggalan akibat apa yang dihadapi dan terus mengembangkan dunia pendidikan Indonesia untuk mencapai tujuan negara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.