Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perkokoh Budaya Toleransi Demi Persatuan dan Kesatuan di Kota Kembang
6 September 2020 11:13 WIB
Tulisan dari Nurhamidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Marleo Tagayus (Nusantara Research)
Indonesia merupakan negara yang besar dengan masyarakat majemuk atau tingkat multikultural dan pluralisme, memiliki arti penuh dengan keberagaman, nilai budaya, ras, etnis, bahasa, dan sejarah yang berpadu menjadi satu sebagai kebiasaan di daerah setempat yang tersebar di seluruh wilayah NKRI.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 1.340 suku, dengan jumlah penduduk lebih dari 267,7 juta jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Agama yang diakui di Indonesia berjumlah enam agama, antara lain Agama Islam, Kristen, Nasrani, Hindu, Budha dan Konghucu. Kelompok suku dengan populasi terbesar yaitu suku Jawa dan diikuti Sunda dan suku lain yang tersebar di Nusantara.
Keberagaman yang dimiliki Bangsa Indonesia mendorong terciptanya semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang dari dulu sampai sekarang menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat. Persatuan dan kesatuan harus terus kita pertahankan dari pihak-pihak yang dengan sengaja ingin menciptakan perpecahan di negeri tercinta ini.
Persatuan sendiri berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan,ras,budaya, dan adat istiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan serasi.
ADVERTISEMENT
Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Maka dari itu persatuan dan kesatuan dalam konteks berbangsa dan bernegara adalah sebuah dasar pemikiran yang sarat kekokohan.
Kuatnya sebuah bangunan tidak lepas dari faktor kokohnya pondasi bangunan itu. Indonesia ibarat sebuah bangunan akan semakin kuat apa bila provinsi-provinsinya juga semakin kuat. Di sini lah peran Bandung, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yang juga merupakan pondasi dari kokohnya Indonesia.
Kota Bandung atau yang lebih dikenal dengan beberapa sebutan Kota Kembang, Kota Paris Van Java atau Kota Pelajar dan masih banyak sebutan lainnya, merupakan salah satu Kota dengan tingkat populasi dan perkembangan terpesat di Indonesia. Bandung sendiri memiliki penduduk lebih dari 2 juta jiwa yang tersebar di 30 Kecamatan.
ADVERTISEMENT
Kota Bandung memiliki beraneka ragam masyarakat yang majemuk dan multikultural yang dimana tidak hanya terdapat satu budaya, satu suku, satu agama atau satu organisai masyarakat, akan tetapi sudah banyak suku, budaya, agama dan organisasi yang terdapat di Kota Bandung. Dengan berkembangnya zaman banyak pendatang dari luar daerah yang berdomisili di Kota Bandung sehingga potensi terjadinya konflik, intoleransi dan disntegrasi juga sangat besar.
Meningkatkan kesadaran dilingkungan masyarakat yang majemuk dan multikultural merupakam tugas berat yang harus diemban oleh siapa pun, dimana pun dan kapan pun. Tugas tersebut tidaklah mudah karena setiap individu dan kelompok mempunyai pemikiran yang berbeda. Tetapi anda dan saya adalah kita, itulah Indonesia.
Langkah awal dari pemerintah daerah Kota Bandung untuk mengokohkan toleransi dan mengokohkan persatuan, kesatuan dan kerukunan di tengah masyarakat Kota Bandung adalah dengan mendeklarasikan Kampung Toleransi pada awal tahun 2018. Kota Bandung menjadi kiblat bagi kota-kota lain di Indonesia untuk memperkokoh budaya toleransi demi persatuan, kesatuan dan kerukunan dalam hidup bermasyarakat sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa berdasarkan Pancasila dan Bineka Tunggal Ika.
ADVERTISEMENT
Mari terus lanjutkan perjuangan dalam membangun ketentraman dan kerukunan di Kota Bandung tercinta ini. Jangan biarkan perjuangan yang sudah ada hanya menjadi sebuah sejarah belaka. Mari bersama membangun Kota Bandung dengan semangat toleransi dan persatuan. Tidak perlu menjadi cerdas dan berpendidikan tinggi, cukup kembali ke dasar dengan hati nurani yang terpatri akan cinta untuk negeri ini.